Uang Halal

Hari pun berlalu. sudah 4 hari Anisa menjadi asisten Pak Ben. Anisa sudah merasa capek karena setiap hari ada saja tugas yang harus di kerjakan dari Pak Ben.

Anisa hari ini sangat malas kuliah. karena sudah tau akan ada materi yang harus di catat. Tapi Anisa walau malas kuliah tetap saja berangkat. Hari ini Anisa minta di antar jemput Pak supir karena tangannya tidak boleh kecapean menyetir. Anisa sudah tau kalau nanti akan menulis di papan tulis.

Sampai di kampus Pak supir langsung pulang. Nanti kalau Anisa pulang kuliah baru di jemput lagi.

Sampai di kelas Anisa melihat Anggi. Anggi langsung tersenyum.

"Pagi tuan putri."

"Tuan putri apaan. Nggi, hari ini aku kok rasanya malas banget ya."

"Jangan malas dong. Kamu harus semangat. Kan besok hari terakhir hukuman kamu dari Pak Ben."

"Iya, tapi masih ada hari ini dan besok. Tetap aja capek," Anisa sambil meletakan kepalanya di meja.

Tidak lama Pak Ben datang karena sudah waktunya mengajar.

"Nis. Pak Ben datang. Ayo semangat."

Anisa mengangkat wajahnya dan langsung melihat ke Pak Ben. Pak Ben seperti biasanya masih terlihat tampan dan cool. Pak Ben juga melirik ke arah Anisa. Mata keduanya sekilas bertemu. Setelah itu keduanya sama sama buang muka saat sadar mata mereka bertemu.

Pak Ben mulai mengabsen. Selesai mengabsen, Pak Ben menjelaskan materi untuk hari ini. Dan Anisa yang sudah tau ada tugas untuknya langsung bangun dari duduknya dan maju ke depan mendekati Pak Ben.

"Kamu ngapain kesini?" pertanyaan Pak Ben membuat Anisa mengerutkan kening.

"Saya kan mau mencatat di papan tulis. Bukanya kemarin Bapak sudah bilang."

"Sudah ngga usah biar saya aja. Kamu duduk sana."

Anisa dalam hati merasa senang. Anisa tanpa menjawab langsung berjalan balik ke bangku.

Saat Anisa sudah duduk, Anggi berbisik.

"Selamat ya. Akhirnya ngga capek," Anisa mengangguk pelan sambil tersenyum.

Rupanya Pak Ben tadi melihat Anisa yang terlihat lemas. Makanya Pak Ben tidak menyuruh Anisa menulis.

Pak Ben menerangkan sambil menulis di papan tulis. Anisa terus mendengarkan dan memperhatikan Pak Ben yang sedang menjelaskan.

Tanpa sadar tatapan Anisa berbeda. Tatapan Anisa seperti orang yang kagum. Dengan berpaku tangan Anisa terus menatap Pak Ben.Pak Ben melihat Anisa yang terus menatapnya sampai merasa gimana.

Pak Ben lalu menyuruh mahasiswa nya mencatat apa yang di papan tulis, agar Anisa tidak terus menatapnya.

"Nis, itu mata di kondisikan. Yang di tatap sampai salah tingkah tuh," Anggi sambil menyenggol lengan Anisa dan bersisik. Anisa hanya tersenyum tipis.

Pak Ben keluar dari kelas dan pergi ke ruangannya. Rupanya Pak Ben benar benar salah tingkah karena di tatap Anisa tadi.

Sampai di ruangannya Pak Ben menuju kamar mandi. Pak Ben cuci muka agar wajahnya segar begitu juga dengan otaknya. Tapi saat melihat ke kaca, tiba tiba di kaca ada wajah Anisa yang sedang menatapnya seperti tadi di kelas. Pak Ben yang kaget mengusap matanya.

"Ya Tuhan, kenapa wajah Anisa jadi terbayang gini sih," Pak Ben mencuci mukanya lagi.

Setengah jam kemudian Pak Ben balik ke kelas. Pak Ben menanyakan apa sudah selesai.

Pak Ben langsung keluar setelah selesai jam pelajaran. Anisa tiba tiba tersenyum saat matanya melihat ke Pak Mahesa yang pergi keluar dari kelas.

"Kamu kenapa Nis senyum senyum gitu. Awas loh nanti jadi cinta."

"Ngga lah. cuman senang aja lihatin. Kamu tau ngga sih Nggi. Kalau aku lihatin terus itu orang, dia terlihat grogi gitu. Bikin aku seneng lihatnya."

"Ya Tuhan kamu ternyata sengaja bikin dia grogi dan salah tingkah?" Anisa mengangguk.

Keduanya lalu pergi ke kantin untuk makan siang. Keduanya mengobrol sambil makan.

Saat pulang kuliah Anisa menelfon pak Supir untuk menjemputnya. Tapi ternyata Pak supir akan datang telat karena baru mengantar Mamah ke Tante Maya.

Anisa menunggu Pak Supir di halte depan kampus. Anisa tadi ngga ikut Anggi karena di kira Pak Supir tidak telat menjemput.

Pak Ben pulang dan langsung ke parkiran mobil. Saat mobil sampai di gerbang, Pak Ben melihat Anisa di halte. Lalu ada mobil yang berhenti di depan Anisa. Anisa langsung masuk. Pak Ben masih saja terus menatapnya.

Mobil yang membawa Anisa pun pergi, Pak Ben seperti faham itu mobil siapa. Tapi sayangnya saat di ingat ingat, Pak Ben tidak mengingat nya.

Setelah mobil yang Anisa makin jauh, pak Ben pun menjalankan mobilnya. Pak Ben langsung mau pergi ke kantor nya.

Esok Hari Anisa terlihat ceria karena hari ini adalah hari terakhir hukumannya dari Pak Ben.

"Tumben wajah kamu terlihat cerah Nis?"

"Masa asih. Kayanya biasa aja deh."

"Apa jangan jangan kamu habis dapat hadiah ya dari orang tua kamu?" Anisa menggelengkan kepala.

"Apa habis lihat cowok ganteng?" Anisa masih menggelengkan kepala.

"Oh aku tau. Hari ini hari terakhir hukuman kamu dari Pak Ben ya?" Anisa tersenyum sambil mengangguk.

"Tapi awas kamu jangan macam macam lagi ke Pak Ben. Bisa bisa kamu dapat hukuman lagi."

"Iya aku tau."

Pak Ben datang dan langsung memberi materi seperti biasa. Hanya 1 jam Pak Ben di kelas Anisa. Sebelum pergi, Pak Ben bilang ke Anisa nanti jam istirahat untuk pergi ke ruanganya.

"Baik Pak, nanti saya akan keruangan Bapak."

Setelah itu Pak Ben pergi dari kelas.

"Aahh... Akhirnya selesai juga penderitaan ku Nggi."

"Iya. Boleh lah traktir nya."

"Ok. Ayo kita nanti ke Mall. Aku akan mentraktir kamu," Anggi terlihat senang.

Saat pulang kuliah Anggi pergi ke Mall duluan. Sedang Anisa pergi ke ruangan Pak Ben.

"Silakan duduk."

Anisa lalu duduk setelah di suruh Pak Ben. Pak Ben mengeluarkan surat perjanjian.

"Pasti kamu sudah tau kan kalau hari ini adalah hari terakhir hukuman kamu dari saya?" Anisa mengangguk.

"Saya menghukum kamu karena kamu tidak sopan dan tidak disiplin. Di saat saya sedang menjelaskan materi, kamu malah asik menggambar. Dan tidak sopan nya kamu menggambar saya. jadi saya harap kamu jangan ada dendam pada saya karena satu Minggu ini kamu telah mendapat hukuman."

"Iya Pak saya tau. Saya tidak dendam kok sama bapak. Memang saya yang salah."

"Baguslah kalau begitu."

"Iya Pak. Kalau tidak ada yang di bicarakan lagi saya mau pamit dulu pak."

"Tunggu dulu. Saya masih ada yang ingin di bicarakan sama kamu."

Anisa mengangguk lalu tidak jadi pergi.

"Saya bisa bantu kamu carikan kerjaan setelah pulang kuliah. Apa kamu mau?"

"Saya Pak, kerja?"

"Iya. kerja yang halal. Biar keluarga kamu juga bisa makan dari uang halal. Bukan dari uang haram yang selalu kamu dapatkan dari hasil menemani laki laki hidung belang."

Anisa yang mendengar perkataan Pak Ben sangat kaget. Anisa tidak faham dengan perkataan Pak Ben yang tiba tiba bicara seperti itu.

Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih..

Terpopuler

Comments

Dewi Sri

Dewi Sri

Senyum ah

2025-01-03

1

Wella Epoksinata

Wella Epoksinata

/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-10-21

0

efvi ulyaniek

efvi ulyaniek

wkwkwkwkwkwk

2024-10-15

0

lihat semua
Episodes
1 Anisa Zahra
2 Sudah Selesai
3 Pergi Ke Pesta
4 Dansa
5 Ban Mobil Bocor
6 Bertemu Lagi
7 Hukuman
8 Ngga Jadi Ke Mall
9 Salah Jalan
10 Uang Halal
11 Kaget Tapi Tidak Marah
12 Anisa Punya Rencana
13 Sekertaris
14 Pak Ben Takut
15 Anisa Merasa Takut
16 Abang Alek
17 Abang Mengadu
18 Quin Datang Ke Kantor
19 Pergi Ke Taman Safari
20 Perhatian
21 Anisa Sakit
22 Cari Kado
23 Benaya Merasakan Perasaan Aneh
24 Sudah Janji
25 Quin Datang Ke Kantor
26 Tatapan Tajam
27 Benaya Marah
28 Anisa Sakit
29 Di Blokir
30 Quin Sakit
31 Quin Di Bawa ke Rumah Sakit
32 Anisa Sakit
33 Di Antar Pulang
34 Membuka Blokiran
35 Anisa Jenguk Quin
36 Quin Pulang Dari Rumah Sakit
37 Anisa Sudah Bete
38 Tidur Di Kelas
39 Anisa Tidak Bisa Menolak
40 Anisa Bingung
41 Hotel
42 Mau Datang Ke Rumah Anisa
43 Anggi Kaget
44 Pak Ben Sudah Sampai Di Rumah Anisa
45 5 Tahun Lagi
46 Sekertaris Cowok
47 Om Om
48 Bukan Pembantu
49 Sampai Villa
50 Renang Bersama
51 Menikmati Malam Di Villa
52 Anisa Menangis
53 Pulang
54 Pak Ben Kuatir
55 Masuk Kuliah
56 Pantai Anyer
57 Anisa Sebenarnya Juga Takut
58 Pak Ben Minta Izin Menikahi Anisa
59 Quin Takut
60 Tiga Minggu Lagi
61 Anisa Kecapean
62 Beli Cincin
63 Datang Bulan
64 Buat Masalah
65 Selesai
66 Kangen
67 Sah
68 Merayu Quin
69 Memijit Kaki
70 Pendarahan
71 Berbohong
72 Abang Cari Informasi
73 Bogem Mentah
74 Ben Pulang
75 Anisa Pulang Ke Rumah
76 Sudah Mau Mengajar Di Kampus
77 Mau Makan Malam
78 Menginap
79 Tidak Pulang
80 Quin Menangis
81 Pulang Dari Hotel
82 Klinik 24 Jam
83 Bebas Ngga Ada Quin
84 Jeruk Asam
85 Melakukan Pemeriksaan
86 Mamah Anisa Menangis
87 Di Sofa
88 Tujuh Bulanan
89 Pemeriksaan Terakhir
90 Pergi Ke Mal Untuk Belanja
91 Pecah Ketuban
92 Bayi Yang Tampan
93 Bahagia
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Anisa Zahra
2
Sudah Selesai
3
Pergi Ke Pesta
4
Dansa
5
Ban Mobil Bocor
6
Bertemu Lagi
7
Hukuman
8
Ngga Jadi Ke Mall
9
Salah Jalan
10
Uang Halal
11
Kaget Tapi Tidak Marah
12
Anisa Punya Rencana
13
Sekertaris
14
Pak Ben Takut
15
Anisa Merasa Takut
16
Abang Alek
17
Abang Mengadu
18
Quin Datang Ke Kantor
19
Pergi Ke Taman Safari
20
Perhatian
21
Anisa Sakit
22
Cari Kado
23
Benaya Merasakan Perasaan Aneh
24
Sudah Janji
25
Quin Datang Ke Kantor
26
Tatapan Tajam
27
Benaya Marah
28
Anisa Sakit
29
Di Blokir
30
Quin Sakit
31
Quin Di Bawa ke Rumah Sakit
32
Anisa Sakit
33
Di Antar Pulang
34
Membuka Blokiran
35
Anisa Jenguk Quin
36
Quin Pulang Dari Rumah Sakit
37
Anisa Sudah Bete
38
Tidur Di Kelas
39
Anisa Tidak Bisa Menolak
40
Anisa Bingung
41
Hotel
42
Mau Datang Ke Rumah Anisa
43
Anggi Kaget
44
Pak Ben Sudah Sampai Di Rumah Anisa
45
5 Tahun Lagi
46
Sekertaris Cowok
47
Om Om
48
Bukan Pembantu
49
Sampai Villa
50
Renang Bersama
51
Menikmati Malam Di Villa
52
Anisa Menangis
53
Pulang
54
Pak Ben Kuatir
55
Masuk Kuliah
56
Pantai Anyer
57
Anisa Sebenarnya Juga Takut
58
Pak Ben Minta Izin Menikahi Anisa
59
Quin Takut
60
Tiga Minggu Lagi
61
Anisa Kecapean
62
Beli Cincin
63
Datang Bulan
64
Buat Masalah
65
Selesai
66
Kangen
67
Sah
68
Merayu Quin
69
Memijit Kaki
70
Pendarahan
71
Berbohong
72
Abang Cari Informasi
73
Bogem Mentah
74
Ben Pulang
75
Anisa Pulang Ke Rumah
76
Sudah Mau Mengajar Di Kampus
77
Mau Makan Malam
78
Menginap
79
Tidak Pulang
80
Quin Menangis
81
Pulang Dari Hotel
82
Klinik 24 Jam
83
Bebas Ngga Ada Quin
84
Jeruk Asam
85
Melakukan Pemeriksaan
86
Mamah Anisa Menangis
87
Di Sofa
88
Tujuh Bulanan
89
Pemeriksaan Terakhir
90
Pergi Ke Mal Untuk Belanja
91
Pecah Ketuban
92
Bayi Yang Tampan
93
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!