Anisa Merasa Takut

Untungnya Pak Ben tidak tau kalau Anisa mau mengambil fotonya. Anisa langsung tersenyum kikuk. Pak Ben menatap Anisa karena merasa ngga enak Anisa menunggu dirinya terlalu lama.

"Kamu ngga papa kan Nis, menunggu sampai jam 7?"

"Ngga papa kok Pak."

"Kalau kamu pengin makan apa ngemil pesan aja."

"Iya Pak. Saya mau buat kopi aja, Bapak mau ngga biar saya buat sekalian?"

"Boleh deh. Buatkan saya kopi hitam ya."

"Baik pak."

Anisa keluar dan pergi ke ruangan tempat buat kopi. kantor sudah sepi dan tidak ada orang.

"Aduh aku lupa kalau sudah ngga ada orang. Sepi banget lagi. Aku berani ngga ya."

Anisa bicara sendiri sambil berjalan dan menengok kanan kiri.

Ruanganya terlihat sunyi. Anisa memberanikan diri dan cepat cepat buat kopi. Tapi saat Anisa mau ambil kopi, Anisa lihat ada kecoa lewat. Anisa yang takut langsung teriak.

"Aaa...."

Pak Ben rupanya juga baru ingat kalau di kantor sudah tidak ada orang. Pak Ben langsung keluar dari ruanganya dan mengejar Anisa. Saat sudah mau sampai ruangan tempat buat kopi, Pak Ben dengar suara teriakan Anisa.

Pak Ben langsung lari ke dalam ruangan.

"Ada apa Nis!?"

Anisa mendengar suara Pak Ben langsung menengok dan berlari ke arah nya. Anisa yang masih merasa takut memeluk tangan Pak Ben sambil menunjuk ada kecoa. Pak

"Itu ada kecoa Pak."

"Di mana?"

"Itu tadi di atas meja," Anisa masih memeluk lengan Pak Ben.

"Sudah ngga ada. Sudah pergi."

Pak Ben sambil berjalan mendekat ke meja. Anisa masih ikut jalan.

Anisa lalu melihat ke meja dan benar ngga ada kecoa. Lalu Anisa melihat tangannya yang memegang lengan Pak Ben. Anisa langsung malu dan lanjut membuat kopi dengan diam. Pak Ben melihat tingkah Anisa jadi tersenyum.

Pak Ben lalu mendekat ke Anisa. Pak Ben bersandar pada meja dan menemani Anisa.

"Gulanya jangan kebanyakan."

"Baik Pak," jawab Anisa pelan karena masih merasa malu.

Setelah kopi jadi, Anisa memberikan pada Pak Ben.

"Makasih. Yuk kita pergi."

"Iya Pak."

Sampai di dalam ruangan, Anisa duduk di sofa. Sedang Pak Ben duduk di kursinya. Anisa lalu memfoto kopi nya untuk di buat seratus.

Anisa menyandarkan kepalnya di sandaran sofa. Anisa sambil main hp. Lama-lama Anisa tertidur. Pak Ben melihat Anisa yang tidur di sofa jadi merasa ngga enak.

Pak Ben mengambil jas nya untuk menyelimuti Anisa. Dengan pelan Pak Ben menutup badan Anisa dengan jas nya. Pak Ben melihat ke Anisa yang tidur dengan nyenyak. Pak Ben mengambil hpnya di kantong. Lalu Pak Ben memfoto Anisa. Pak Ben tersenyum melihat hasilnya yang cukup bagus.

Setelah itu Pak Ben lanjut kerja. Sampai jam tujuh kurang 20 menit, Pak Ben membangunkan Anisa.

"Nis. Anisa, bangun."

Pak Ben menepuk pundak Anisa dengan pelan. Anisa membuka matanya pelan dan langsung melihat Pak Ben di sampingnya.

"Oh iya Pak. Maaf saya tertidur."

Anisa duduk dan melihat jas Pak Ben ada di atas tubuhnya. Anisa mengambil jasnya dan di berikan pada Pak Ben.

Dalam hati Anisa merasa kaget kenapa jas Pak Ben ada di badanya.

"Ya Tuhan, berarti Pak Ben menyelimuti aku dengan jasnya," Anisa bicara dalam hatinya.

Pak Ben lalu menyuruh Anisa untuk bersiap karena mau berangkat.

"Saya ke kamar mandi dulu ya Pak."

"Iya sudah sana. Saya juga mau merapikan meja."

Anisa pergi ke kamar mandi. Anisa merapikan rambut nya dan membenarkan bedak juga lipstik.

Setelah semuanya rapi, Anisa keluar dari kamar mandi. Pak Ben melihat Anisa yang terlihat segar dan cantik. Anisa yang di tatap jadi merasa malu.

"Ya sudah ayo kita berangkat."

"Iya Pak."

Keduanya berjalan keluar dari ruang kerja Pak Ben. Anisa yang takut karena kantor sudah sepi, jalanya sangat dekat dengan Pak Ben.

"Kamu takut?" Anisa mengangguk.

Pak Ben lalu menggandeng tangan Anisa. Anisa melihat ke tangannya yang di gandeng Pak Ben.

"Ya Tuhan, tangannya halus bener sih."

Anisa lalu tangannya makin erat menggenggam tangan Pak Ben. Pak Ben melihat ke Anisa, dan Anisa juga melihat ke Pak Ben. Keduanya langsung tersenyum tipis.

Gandengan tangan akhirnya sampai di parkiran mobil.

Anisa tadinya di ajak naik mobil Pak Ben. Tapi Anisa tidak mau dan minta bawa mobil sendiri sendiri saja. Anisa takut Pak Ben nanti mengantarkan dirinya pulang. nanti Pak Ben jadi tau rumahnya.

Akhirnya keduanya pakai mobil sendiri sendiri. Anisa di dalam mobil terus saja tersenyum karena teringat kejadian tadi saat di kantor buat kopi dan saat tangannya di gandeng Pak Ben.

"Ya Tuhan, kenapa aku jadi gini. Kenapa rasa hatiku jadi senang gini ya."

Anisa menyalakan musik di dalam mobil. Anisa ikut bernyanyi mengikuti lagu dengan rasa senang.

Mobil Pak Ben berbelok di restoran mewah. Anisa pun mengikuti belok dan parkir dekat mobil Pak Ben.

Keduanya turun dari mobil. Lalu Pak Ben mengajak Anisa masuk.

"Memangnya ada acara apa sih Pak?"

"Saya di undang makan malam sama relasi. Dan semuanya harus bawa pasangan. Karena saya ngga punya pasangan, jadi saya ajak kamu. Kamu ngga papa kan saya ajak ke sini?"

"Ngga papa Pak. Saya justru senang. Bisa makan enak, gratis lagi. Juga dapat uang," Anisa sambil tersenyum.

"Ya sudah yuk Masuk."

Keduanya berjalan masuk ke dalam. saat sampai di ruangan acara jamuan makan, mata Anisa melihat orang yang sangat di kenalnya. Orang itu juga melihat Anisa datang sangat kaget. Pak Ben melihat mata Anisa menatap ke temanya yang sudah duduk juga kaget.

Pak Ben dengan pedenya merangkul pundak Anisa dan menyuruh Anisa untuk duduk. Anisa makin merasa ngga enak karena terus di tatap dengan tajam oleh orang yang sudah sangat di kenalnya.

Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...

Terpopuler

Comments

Jaspit Elmiyanti

Jaspit Elmiyanti

papa atau abang., 😃😃

2025-02-06

0

Nendah Wenda

Nendah Wenda

apa Abang Axel

2024-08-11

1

Febby Fadila

Febby Fadila

waaa pasti itu abangnya anisa

2024-08-08

0

lihat semua
Episodes
1 Anisa Zahra
2 Sudah Selesai
3 Pergi Ke Pesta
4 Dansa
5 Ban Mobil Bocor
6 Bertemu Lagi
7 Hukuman
8 Ngga Jadi Ke Mall
9 Salah Jalan
10 Uang Halal
11 Kaget Tapi Tidak Marah
12 Anisa Punya Rencana
13 Sekertaris
14 Pak Ben Takut
15 Anisa Merasa Takut
16 Abang Alek
17 Abang Mengadu
18 Quin Datang Ke Kantor
19 Pergi Ke Taman Safari
20 Perhatian
21 Anisa Sakit
22 Cari Kado
23 Benaya Merasakan Perasaan Aneh
24 Sudah Janji
25 Quin Datang Ke Kantor
26 Tatapan Tajam
27 Benaya Marah
28 Anisa Sakit
29 Di Blokir
30 Quin Sakit
31 Quin Di Bawa ke Rumah Sakit
32 Anisa Sakit
33 Di Antar Pulang
34 Membuka Blokiran
35 Anisa Jenguk Quin
36 Quin Pulang Dari Rumah Sakit
37 Anisa Sudah Bete
38 Tidur Di Kelas
39 Anisa Tidak Bisa Menolak
40 Anisa Bingung
41 Hotel
42 Mau Datang Ke Rumah Anisa
43 Anggi Kaget
44 Pak Ben Sudah Sampai Di Rumah Anisa
45 5 Tahun Lagi
46 Sekertaris Cowok
47 Om Om
48 Bukan Pembantu
49 Sampai Villa
50 Renang Bersama
51 Menikmati Malam Di Villa
52 Anisa Menangis
53 Pulang
54 Pak Ben Kuatir
55 Masuk Kuliah
56 Pantai Anyer
57 Anisa Sebenarnya Juga Takut
58 Pak Ben Minta Izin Menikahi Anisa
59 Quin Takut
60 Tiga Minggu Lagi
61 Anisa Kecapean
62 Beli Cincin
63 Datang Bulan
64 Buat Masalah
65 Selesai
66 Kangen
67 Sah
68 Merayu Quin
69 Memijit Kaki
70 Pendarahan
71 Berbohong
72 Abang Cari Informasi
73 Bogem Mentah
74 Ben Pulang
75 Anisa Pulang Ke Rumah
76 Sudah Mau Mengajar Di Kampus
77 Mau Makan Malam
78 Menginap
79 Tidak Pulang
80 Quin Menangis
81 Pulang Dari Hotel
82 Klinik 24 Jam
83 Bebas Ngga Ada Quin
84 Jeruk Asam
85 Melakukan Pemeriksaan
86 Mamah Anisa Menangis
87 Di Sofa
88 Tujuh Bulanan
89 Pemeriksaan Terakhir
90 Pergi Ke Mal Untuk Belanja
91 Pecah Ketuban
92 Bayi Yang Tampan
93 Bahagia
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Anisa Zahra
2
Sudah Selesai
3
Pergi Ke Pesta
4
Dansa
5
Ban Mobil Bocor
6
Bertemu Lagi
7
Hukuman
8
Ngga Jadi Ke Mall
9
Salah Jalan
10
Uang Halal
11
Kaget Tapi Tidak Marah
12
Anisa Punya Rencana
13
Sekertaris
14
Pak Ben Takut
15
Anisa Merasa Takut
16
Abang Alek
17
Abang Mengadu
18
Quin Datang Ke Kantor
19
Pergi Ke Taman Safari
20
Perhatian
21
Anisa Sakit
22
Cari Kado
23
Benaya Merasakan Perasaan Aneh
24
Sudah Janji
25
Quin Datang Ke Kantor
26
Tatapan Tajam
27
Benaya Marah
28
Anisa Sakit
29
Di Blokir
30
Quin Sakit
31
Quin Di Bawa ke Rumah Sakit
32
Anisa Sakit
33
Di Antar Pulang
34
Membuka Blokiran
35
Anisa Jenguk Quin
36
Quin Pulang Dari Rumah Sakit
37
Anisa Sudah Bete
38
Tidur Di Kelas
39
Anisa Tidak Bisa Menolak
40
Anisa Bingung
41
Hotel
42
Mau Datang Ke Rumah Anisa
43
Anggi Kaget
44
Pak Ben Sudah Sampai Di Rumah Anisa
45
5 Tahun Lagi
46
Sekertaris Cowok
47
Om Om
48
Bukan Pembantu
49
Sampai Villa
50
Renang Bersama
51
Menikmati Malam Di Villa
52
Anisa Menangis
53
Pulang
54
Pak Ben Kuatir
55
Masuk Kuliah
56
Pantai Anyer
57
Anisa Sebenarnya Juga Takut
58
Pak Ben Minta Izin Menikahi Anisa
59
Quin Takut
60
Tiga Minggu Lagi
61
Anisa Kecapean
62
Beli Cincin
63
Datang Bulan
64
Buat Masalah
65
Selesai
66
Kangen
67
Sah
68
Merayu Quin
69
Memijit Kaki
70
Pendarahan
71
Berbohong
72
Abang Cari Informasi
73
Bogem Mentah
74
Ben Pulang
75
Anisa Pulang Ke Rumah
76
Sudah Mau Mengajar Di Kampus
77
Mau Makan Malam
78
Menginap
79
Tidak Pulang
80
Quin Menangis
81
Pulang Dari Hotel
82
Klinik 24 Jam
83
Bebas Ngga Ada Quin
84
Jeruk Asam
85
Melakukan Pemeriksaan
86
Mamah Anisa Menangis
87
Di Sofa
88
Tujuh Bulanan
89
Pemeriksaan Terakhir
90
Pergi Ke Mal Untuk Belanja
91
Pecah Ketuban
92
Bayi Yang Tampan
93
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!