Perhatian

Mobil Pak Ben sudah masuk ke taman safari. Setelah Pak Ben bayar tiket masuk, Anisa membangunkan Quin.

"Quin. Quin ayo bangun. Kita sudah sampai."

Quin membuka matanya pelan dan tangannya mengusap mata.

"Kita sudah sampai Tante?"

"Iya sudah. Ini minum dulu. Biar segar."

Quin minum cukup banyak. Mata Quin sambil melihat ke luar. Setelah minum, Quin minta kaca pintu mobil di buka.

Pak Ben lalu membukanya tapi hanya setengah.

"Papah kita ke jerapah yu. Quin pengin kasih makan."

"Ok. Kita ke jerapah."

Sampai di kandang jerapah, Quin memberi makan. Anisa juga ikut memberi makan.

"Awas Tante jangan dekat dekat, nanti tangan Tante kegigit."

"Iya sayang, Tante juga tau."

Anisa tangannya keluar dari dalam mobil, Quin yang melihatnya jadi takut ke gigit oleh Jerapah.

Mobil pun melaju lagi dan melihat hewan hewan lainya. Quin terlihat senang. Quin di panggung Anisa agar keduanya bisa melihat hewan bersama.

Quin dan Anisa terlihat senang. Anisa juga baru pertama kalinya ke Taman safari. Karena orang tuanya Anisa dulu sangat sibuk, jadi semasa Anisa kecil tidak pernah pergi liburan atau jalan jalan.

"Nis, apa kamu baru pertama kali kesini?"

"Iya Pak. Saya baru pertama kali kesini."

"Oh pantas."

"Emangnya kenapa Pak?"

"Kelihatan aja kalau orang baru kesini. Terlihat antusias lihat hewan," Anisa hanya mengangguk pelan dan tersenyum.

Sekitar satu jam berkeliling, Pak Ben mengajak istirahat dan makan makan dulu.

Pak Ben mencari restoran yang enak buat santai. Setelah dapat yang menurutnya enak, Pak Ben langsung memarkirkan mobilnya.

Ketiganya langsung turun dari mobil. Quin mengandeng tangan Anisa. Sedang Pak Ben mengikuti keduanya dari belakang.

"Mau duduk di mana?" tanya Pak Ben.

"Di situ aja ya Pah."

"Ya sudah ayo."

Mereka duduk di tempat duduk yang Quin tunjuk. Setelah duduk mereka bertiga memesan makanan dan minuman.

Sambil menunggu makanan datang, ketiganya mengobrol.

"Papah, selesai makan Quin mau main itu ya," Quin sambil menunjuk ke tempat wahana.

"Iya sayang. tapi mainnya ngga boleh yang putar putar. Kamu habis makan, nanti takut muntah."

"Iya Pah."

"Tante. Kita nanti naik itu ya," sambil menunjuk wahana.

"Boleh. Kita nanti naik itu."

Makanan datang, lalu ketiganya makan.

"Sini biar Tante potong potong dulu. Biar Quin makanya enak."

Pak Ben melihat Anisa. Anisa ternyata perhatian sama Quin.

Setelah di potong potong, Quin makanya jadi enak. karena biasa Quin makan di suapi susternya, jadi saat makan sendiri Quin makanya pelan dan berantakan.

Anisa melihat bibir Quin yang kotor lalu mengambil tisu untuk mengelap bibir Quin.

"Diem dulu. Bibir kamu kotor, biar Tante bersihkan dulu," Quin menurut.

"Sudah. sekarang makanya habiskan ya."

"Iya Tane."

Selesai makan, Pak Ben duduk santai. Sedang Anisa dan Quin pergi naik wahana.

Anisa dan Quin terlihat sangat menikmatinya. Pak Ben mengambil hp nya untuk memfoto keduanya.

"Dia terlihat tulus. Semoga bukan karena Quin anakku yang jadi dosen dan Bosnya. Tapi memang dia sayang dengan tulus pada Quin karena dari hatinya."

Kata Pak Ben dalam hatinya sambil membuat video.

Quin dan Anisa sudah merasa capek. Lalu Quin mengajak Anisa kembali ke Pak Ben.

"Papah, Quin haus."

"Ini sayang minum dulu."

Pak Ben memberikan air mineral pada Quin. Setelah Quin mengambil botolnya, Pak Ben memberikan pada Anisa juga.

"Ini. Kamu juga minum," Pak Ben memberikan botol air mineral juga pada Anisa.

"Terimakasih Pak."

Anisa meminum air mineral sampai setengah botol.

Anisa dan Quin lalu duduk karena merasa capek.

"Habis dari sini mau kemana lagi?"

"Gimana kalau kita ke Cimory Pak?"

"Oh iya Tante kita ke Cimory aja. Boleh kan Pah?"

"Boleh. Habis dari sini kita ke Cimory."

"Ye...."

Quin terlihat sangat senang.

"Tante kita foto yuk."

"Boleh. Ayo Quin sini Tante pangku."

Setelah Quin di pangku, Anisa langsung menekan kameranya.

"Sekali lagi fotonya. Saya ikut," Pak Ben minta ikut foto.

"Iya Tante kita foto bertiga sama Papah."

Anisa terlihat gimana gitu. Tapi Quin langsung menyuruh Anisa cepat foto.

Pak Ben sangat dekat ke Anisa. Anisa sampai grogi. tapi untung hasil fotonya bagus.

"Foto lagi pake hp saya ya."

Anisa tersenyum tapi sedikit di paksa.

"Lumayan lah."

"Coba Pah, Quin lihat."

Pak Ben memperlihatkan hasil fotonya. Ternyata wajah Anisa terlihat jelek.

"Oh jelek banget sih fotonya. Hapus Pak," Anisa rupanya melihat ke foto.

"Jelek di mana nya sih. orang bagus gini. Jangan di hapus."

"Tapi itu seriusan, saya jelek Pak."

"Ngga. Sudah ayo kita pergi ke Cimory aja."

Quin langsung senang.

Anisa dan Quin pergi ke mobil sambil bergandengan. Pak Ben langsung jalan cepat dan menggandeng tangan Quin yang satunya.

Orang yang melihat mereka, pasti seperti melihat keluarga yang bahagia.

Sampai di mobil, Pak Ben membawa mobilnya. ternyata saat pulang sedikit macet. Anisa yang melihat Quin bosen lalu mengajaknya bernyanyi.

Anisa dan Quin bernyanyi dan Quin jadi tidak bete lagi.

Sekitar satu jam, mereka sampai di Cimory. Ketiganya sangat menikmati jalan jalan mereka. Sampai jam sudah menunjukan pukul 4 sore.

Quin sudah terlihat mengantuk dan lelah. Pak Ben mengajaknya pulang.

Quin pun mau dan mereka lalu pulang. Quin tiduran lagi seperti tadi. Anisa sebenarnya mengantuk, tapi kalau Anisa ikut tidur nanti Pak Ben ngga ada yang temenin.

"Kamu ngga tidur?"

"Ngga Pak. Saya temani Bapak biar bapak ngga ngantuk."

"Kamu kalau mau tidur, tidur aja. Saya ngga papa kok."

"Ngga deh Pak. Saya temani Bapak aja."

Akhirnya Anisa menemani Pak Ben. Anisa memainkan hp.

Sampai di jakarta, Pak Ben mau mengantar Anisa sampai rumah. Tapi Anisa tidak mau.

"Saya turun di lampu merah saja Pak."

"Ngga. Saya akan antar kamu sampai rumah."

"Ngga usah Pak. Kasihan Quin ini sudah lelah."

"Ngga papa. Quin kan sudah tidur."

Anisa langsung bingung mau buat alasan agar Pak Ben tidak mengantarnya pulang.

"Tapi Gang rumah saya ngga bisa masuk mobil Pak."

"Trus mobil kamu di taro di mana kalau gang ke rumah kamu ngga bisa masuk mobil."

"Mati aku," Anisa benar benar bingung.

Anisa lalu teringat rumah Anggi.

"Saya ngga ngga langsung pulang Pak. Saya mau ke rumah Anggi. Saya mau ambil buku saya."

"Kamu ngga alasan kan?"

"Ngga Pak. Saya serius."

"Baiklah akan saya antar kamu ke rumah Anggi."

Anisa lalu mengirim pesan pada Anggi kalau dirinya mau ke rumahnya. Tapi Anisa tidak bilang kalau ke rumahnya sama Pak Ben.

Mobil sudah sampai di depan rumah Anggi. Dengan pelan, Anisa mengangkat kepala Quin.

Anggi keluar dari rumah dan melihat mobil Anisa yang turun dari mobil. Pak Ben membuka kaca mobilnya. Anggi melihat Pak Ben tersenyum sambil mengangguk tanda sopan.

"Terimakasih Pak buat hari ini dan sudah antar saya ke rumah Anggi."

"Iya sama sama. Jangan tidur malam malam. Kamu hari ini capek jadi harus istirahat."

"Baik Pak."

Anggi melihat dan mendengar perkataan Pak Ben dalam hatinya tersenyum. Karena melihat ke perhatian Pak Ben pada Anisa.

Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...

Terpopuler

Comments

Nendah Wenda

Nendah Wenda

dasar laki egonya se abreg gak mau nyatain perasaan padahal udah ada rasa

2024-08-11

0

Mamah Kekey

Mamah Kekey

semoga mereka sama,,bucin nih...😂

2024-07-17

0

🍁M Ali Yusuf❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🍁M Ali Yusuf❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

Awas lho ya Anisa hatimu sekarang nyaman sama pak Ben

2024-07-09

1

lihat semua
Episodes
1 Anisa Zahra
2 Sudah Selesai
3 Pergi Ke Pesta
4 Dansa
5 Ban Mobil Bocor
6 Bertemu Lagi
7 Hukuman
8 Ngga Jadi Ke Mall
9 Salah Jalan
10 Uang Halal
11 Kaget Tapi Tidak Marah
12 Anisa Punya Rencana
13 Sekertaris
14 Pak Ben Takut
15 Anisa Merasa Takut
16 Abang Alek
17 Abang Mengadu
18 Quin Datang Ke Kantor
19 Pergi Ke Taman Safari
20 Perhatian
21 Anisa Sakit
22 Cari Kado
23 Benaya Merasakan Perasaan Aneh
24 Sudah Janji
25 Quin Datang Ke Kantor
26 Tatapan Tajam
27 Benaya Marah
28 Anisa Sakit
29 Di Blokir
30 Quin Sakit
31 Quin Di Bawa ke Rumah Sakit
32 Anisa Sakit
33 Di Antar Pulang
34 Membuka Blokiran
35 Anisa Jenguk Quin
36 Quin Pulang Dari Rumah Sakit
37 Anisa Sudah Bete
38 Tidur Di Kelas
39 Anisa Tidak Bisa Menolak
40 Anisa Bingung
41 Hotel
42 Mau Datang Ke Rumah Anisa
43 Anggi Kaget
44 Pak Ben Sudah Sampai Di Rumah Anisa
45 5 Tahun Lagi
46 Sekertaris Cowok
47 Om Om
48 Bukan Pembantu
49 Sampai Villa
50 Renang Bersama
51 Menikmati Malam Di Villa
52 Anisa Menangis
53 Pulang
54 Pak Ben Kuatir
55 Masuk Kuliah
56 Pantai Anyer
57 Anisa Sebenarnya Juga Takut
58 Pak Ben Minta Izin Menikahi Anisa
59 Quin Takut
60 Tiga Minggu Lagi
61 Anisa Kecapean
62 Beli Cincin
63 Datang Bulan
64 Buat Masalah
65 Selesai
66 Kangen
67 Sah
68 Merayu Quin
69 Memijit Kaki
70 Pendarahan
71 Berbohong
72 Abang Cari Informasi
73 Bogem Mentah
74 Ben Pulang
75 Anisa Pulang Ke Rumah
76 Sudah Mau Mengajar Di Kampus
77 Mau Makan Malam
78 Menginap
79 Tidak Pulang
80 Quin Menangis
81 Pulang Dari Hotel
82 Klinik 24 Jam
83 Bebas Ngga Ada Quin
84 Jeruk Asam
85 Melakukan Pemeriksaan
86 Mamah Anisa Menangis
87 Di Sofa
88 Tujuh Bulanan
89 Pemeriksaan Terakhir
90 Pergi Ke Mal Untuk Belanja
91 Pecah Ketuban
92 Bayi Yang Tampan
93 Bahagia
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Anisa Zahra
2
Sudah Selesai
3
Pergi Ke Pesta
4
Dansa
5
Ban Mobil Bocor
6
Bertemu Lagi
7
Hukuman
8
Ngga Jadi Ke Mall
9
Salah Jalan
10
Uang Halal
11
Kaget Tapi Tidak Marah
12
Anisa Punya Rencana
13
Sekertaris
14
Pak Ben Takut
15
Anisa Merasa Takut
16
Abang Alek
17
Abang Mengadu
18
Quin Datang Ke Kantor
19
Pergi Ke Taman Safari
20
Perhatian
21
Anisa Sakit
22
Cari Kado
23
Benaya Merasakan Perasaan Aneh
24
Sudah Janji
25
Quin Datang Ke Kantor
26
Tatapan Tajam
27
Benaya Marah
28
Anisa Sakit
29
Di Blokir
30
Quin Sakit
31
Quin Di Bawa ke Rumah Sakit
32
Anisa Sakit
33
Di Antar Pulang
34
Membuka Blokiran
35
Anisa Jenguk Quin
36
Quin Pulang Dari Rumah Sakit
37
Anisa Sudah Bete
38
Tidur Di Kelas
39
Anisa Tidak Bisa Menolak
40
Anisa Bingung
41
Hotel
42
Mau Datang Ke Rumah Anisa
43
Anggi Kaget
44
Pak Ben Sudah Sampai Di Rumah Anisa
45
5 Tahun Lagi
46
Sekertaris Cowok
47
Om Om
48
Bukan Pembantu
49
Sampai Villa
50
Renang Bersama
51
Menikmati Malam Di Villa
52
Anisa Menangis
53
Pulang
54
Pak Ben Kuatir
55
Masuk Kuliah
56
Pantai Anyer
57
Anisa Sebenarnya Juga Takut
58
Pak Ben Minta Izin Menikahi Anisa
59
Quin Takut
60
Tiga Minggu Lagi
61
Anisa Kecapean
62
Beli Cincin
63
Datang Bulan
64
Buat Masalah
65
Selesai
66
Kangen
67
Sah
68
Merayu Quin
69
Memijit Kaki
70
Pendarahan
71
Berbohong
72
Abang Cari Informasi
73
Bogem Mentah
74
Ben Pulang
75
Anisa Pulang Ke Rumah
76
Sudah Mau Mengajar Di Kampus
77
Mau Makan Malam
78
Menginap
79
Tidak Pulang
80
Quin Menangis
81
Pulang Dari Hotel
82
Klinik 24 Jam
83
Bebas Ngga Ada Quin
84
Jeruk Asam
85
Melakukan Pemeriksaan
86
Mamah Anisa Menangis
87
Di Sofa
88
Tujuh Bulanan
89
Pemeriksaan Terakhir
90
Pergi Ke Mal Untuk Belanja
91
Pecah Ketuban
92
Bayi Yang Tampan
93
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!