Part 19. Mengunjungi Orangtua

Ke esokan harinya, aku membulatkan tekad ku dan memastikan suami ku tentang keputusan kami menemui orangtua ku setelah sekian lama.

"Sayang, kita jadi pergi kan?"

"Iya. Tapi tidak sekarang. Aku masih memiliki banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan. Lagi pula kita pasti akan tinggal lama disana kan? Jadi aku harus membereskan semua urusan agar kita bisa berangkat dengan tenang."

"Wah, ternyata suami ku ini sangat bijaksana."

"Hei, kau baru tahu yah? Kemana saja kau selama ini?" Balasnya sambil merangkul ku.

"Sayang, sudahlah. Lepaskan pelukan mu ini. Aku akan turun untuk menyiapkan makanan. Cepatlah bersiap-siap. Jangan sampai kamu terlambat."

"Iya, baiklah istri ku yang cerewet."

Kemudian aku segera turun dan menyiapkan makanan. Tapi aku tidak bisa melayaninya seperti dulu karena perhatian ku harus terbagi untuk putra ku.

"Sayang, makanan mu sudah aku siapkan. Cepatlah turun. Aku tidak bisa menemani mu, karena anak kita menangis." Teriak ku lalu pergi dari meja makan.

Sesampainya di kamar, aku segera menggendong putra ku yang tengah menangis dan memberinya ASI. Sembari menyusuinya, aku mengelus-elus rambutnya sambil memikirkan nama yang cocok untuknya. Karena sejak dia lahir, kami belum mendapatkan nama yang bagus untuknya. Aku ingin neneknya atau pun kakeknya yang akan memberinya nama. Karena mereka sangat menginginkannya sejak dulu.

Sementara sedang menyusu suami ku datang menghampiri ku.

"Sayang, aku berangkat yah.

Oh yah, hari ini aku akan pulang terlambat. Jadi kau tidak usah menunggu ku. Kau tidur saja duluan.

Ok."

"Baiklah. Hati-hati yah sayang. Aku akan mengantar mu keluar."

"Agh, tidak! Tidak! Kau disini saja. Kau urus putra ku dengan baik.

Ok! Dia adalah penerus ku, pewaris ku, yang sudah lama ku nantikan."

"Mmm, baiklah."

**********

Setelah suami ku pergi, dan putra ku sudah tertidur, aku mengambil ponsel dan mencari nomor orangtua ku. Aku mencoba menghubungi mereka. Setelah sekian lama aku tidak pernah menanyakan kabar mereka sejak aku menikah.

Dengan nada suara yang berat dan sangat gugup, aku berbicara dengan ayah ku. Orang yang sangat aku takuti.

"Hallo ayah, apa kabar?"

"Ayah baik-baik saja nak. Ibu juga begitu. Kemana saja kau selama ini? Sudah lama kau tidak memberikan kabar pada kami. Kau tahu? Ibu mu sering cemas memikirkan mu. Ponsel mu tidak bisa dihubungi. Apa kau baik-baik saja disana?"

"Iya, ayah. Aku baik-baik saja. Bagaimana keadaan ibu disana? Apa dia sehat?"

"Yah, kami baik-baik saja. Kan tadi ayah sudah bilang, Kenapa kamu tanyakan lagi? Apa kau punya masalah? Katakan pada ayah."

"Tidak ada ayah. Aku baik-baik saja."

"Benarkah? Atau kau mencoba menipu ayah mu ini sekarang? Nada suara itu. Ayah tahu nak. Setiap kali kamu menyembunyikan sesuatu, nada suara mu akan menunjukkannya. Nak, ayah sudah kenal kamu sejak lahir. Jadi jangan mencoba menipu ayah mu ini."

"Iya ayah. Aku tidak menyembunyikan apapun. Ngomong-ngomong dimana ibu?"

"Ibu ada di samping ayah, sedang mendengarkan suara mu. Kau mau biacara dengannya?"

"Iya."

"Hallo nak, ini ibu. Bagaimana keadaan mu disana? Semuanya baik-baik saja kan?"

"Iya bu. Semua baik-baik saja. Dan semua yang aku inginkan, sudah aku dapatkan bu."

"Benarkah? Tapi bagaimana dengan keinginan ibu dan ayah mu ini? Apa kami bisa mendapatkannya segera? Atau kami masih harus menunggu lagi?"

"Keinginan? Apa keinginan ibu dan ayah?"

"Apa kau lupa atau pura-pura tidak tahu? Nak, kami menginginkan seorang cucu. Kapan kau akan memberikannya nak. Usia kami sudah cukup tua. Kami ingin segera menimang cucu selagi kami masih memiliki tenaga untuk menggendongnya. Apa kau tega melihat kami harus menunggu lebih lama lagi?"

"Agh... itu... Mengenai itu..." Jawab ku terbata-bata.

"Iya kenapa nak? Mengenai apa? Katakan saja.

Oh yah, ibu sudah menemukan calon untuk mu nak. Dia anak teman ibu sendiri. Dia sangat baik dan mapan. Dia anak satu-satunya. Akhir tahun ini dia akan datang kesini untuk menjenguk orangtuanya. Kamu pasti tahu kan siapa orang yang ibu maksud?"

"Tidak bu. Siapa?"

"Dia teman masa kecil mu juga, Frans. Kau ingat? Dulu kalian sangat kompak sekali. Kalian juga sering bilang pada ibu kalau suatu saat kalian akan menikah. Masa kau lupa."

"Oh, Frans. Bagaimana kabarnya sekarang bu? Sudah lama sekali, sejak aku meninggalkan kampung halaman, aku tidak pernah berkomunikasi dengannya."

"Kau tahu, sekarang dia sudah jadi pengusaha sukses. Kabarnya dia akan membuka cabang baru di kota ini. Itu dia lakukan untuk membantu anak-anak muda disini. Agar mereka punya kesibukan dan kesempatan untuk berkarya juga."

"Memangnya dia buka usaha apa bu?"

"Kabar yang ibu dengar, dia memiliki usaha di bidang Pakaian. Apa itu namanya yah..."

"Maksud ibu, usahanya di bidang Fashion?"

"Ah, iya, iya. Fashion. Katanya dia sangat menyukainya sama seperti dirimu nak.

Wah, kalian punya banyak kesamaan yah. Ini menandakan kalau kalian itu berjodoh. Jadi bagaimana nak? Kapan kamu bisa pulang dan bertemu dengannya? Aku dengar banyak wanita yang tertarik padanya. Jangan sampai dia direbut orang lain. Dia adalah menantu ibu."

Aku hanya diam saja dan tak tahu harus merespon apa lagi. Orangtua ku sangat ingin menjodohkan ku dengan pilihannya, sementara aku sekarang sudah menjadi milik orang lain. Aku bahkan sudah memiliki seorang putra. Bagaimana aku harus menjelaskannya pada mereka.

"Nak, hallo...

Hallo...

Nak, kenapa kau diam saja?

Apa teleponnya putus?" Balasnya sambil melihat layar ponselnya.

Tidak.

Hallo...

Hallo nak..."

"Kenapa bu? Kenapa dia tidak menjawab?" Tanya ayah ku.

"Entahlah. Aku juga bingung. Dari tadi ga ada suara. Apa jangan-jangan dia tidak suka saat aku membicarakan Frans?"

"Yah... Mungkin. Ibu sih..." Balas ayah ku menggerutu.

"Tuh kan, ibu salah lagi."

Aku masih mendengarkan pembicaraan mereka dengan mulut yang terkunci rapat. Rasanya sangat berat membalas perkataan mereka. Hati ku semakin sakit hingga akhirnya aku memutuskan telepon itu. Perlahan aku menangis karena telah menghancurkan harapan mereka dan keinginan masa kecil kami dulu.

Aku melupakan itu semua karena aku berpikir itu hanyalah perkataan anak kecil yang tidak perlu dianggap serius. Aku tidak menduga ibu ku begitu menginginkan Frans sebagai menantunya. Ibu ku dan Ibunya Frans, mereka berdua bersahabat sejak masih gadis.

Aku bertanya pada diriku sendiri dan menjawabnya sendiri. Semua kebingungan ku dan kegalauan ku. Lalu tiba-tiba putra ku bangun dan menangis. Aku segera berlari dan menggendongnya. Aku melihat wajah kecilnya dan perlahan air mata ku jatuh. Karena nenek dan kakeknya tidak mengetahui kelahirannya. Mereka tidak memberinya ucapan selamat, dan senyum kebahagiaan. Putra ku dan nasib ku sekarang, membuat hati ku pedih.

Episodes
1 Part 1 Awal Kehidupan Ku
2 Part 2 Menghadapi Tantangan Sulit
3 Part 3 Awal Yang Sulit
4 Part 4 Hubungan yang membingungkan
5 Part 5 Kesalahan Yang Manis
6 Part 6 Jatuh Cinta Pada Orang Yang Salah
7 Part 7 Tingkah Konyol Seorang Gadis
8 Part 8 Kembali Ke Paris
9 Part 9 Kencan Aneh
10 Part 10. Entah Apa Namanya
11 Part 11. Awal Hidup Ku Yang Baru
12 Part 12. Hari-hari Ku Sebagai Seorang Istri Kedua
13 Part 13. Rayuan Gombal Yang Tidak Jelas
14 Part 14. Dilema
15 Part 15. Kesabaran Ku Menghadapi Suami Ku
16 Part 16. Bujuk Rayu
17 Part 17. Awal Yang Baru
18 Part 18. Kebingungan Melanda
19 Part 19. Mengunjungi Orangtua
20 Part 20. Galau
21 Part 21. Kejadian Aneh
22 Part 22. Kesedihan Yang Mendalam
23 Part 23. Akhirnya Diterima
24 Part 24. Bahagia
25 Part 25. Acara Adat
26 Part 26. Masalah Rumit Yang Tiba-tiba Muncul.
27 Part 27 Perubahan Yang Tak Menentu
28 Part 28. Ketidakjelasan
29 Part 29. Hal Yang Aneh
30 Part 30. Kisah Lama Bersemi Kembali.
31 Part 31. Sifat Yang Aneh
32 Part 32. Hari Yang Menegangkan
33 Part 33. Rahasia Yang Terungkap
34 Part 34. Kekesalan hati.
35 Part 35. Bersenang-Senang
36 Part 36. Rasa Bahagia
37 Part 37. Kejutan Spesial
38 Part 38. Kerja Sama
39 Part 39. Bahagia Sesaat
40 Part 40. Jengkel
41 Part 41. Usaha
42 Part 42. Mencoba Lagi
43 Part 43. Masalah Lain
44 Part 44. Masalah Tak Terduga
45 Part 45. Menyerah Pada Godaan
46 Part 46. Di antara Dua Pria
47 Part 47. Di Vila Mertua
48 Part 48. Janji
49 Part 49. Kencan dan Rasa Bersalah
50 Part 50. Keluarga Dan Kenangan
51 Part 51. Pencapaian yang Menyedihkan
52 Part 52. Cinta yang Salah
53 Part 53. Membicarakan Masalahnya
54 Part 54. Rumit
55 Part 55. Khayalan dan Realita
56 Part 56. Antara Keluarga dan Cinta
57 Part 57. Hati yang Tidak Tenang
58 Part 58. Akhir yang Menyedihkan
59 Part 59. Tangisan
60 Part 60. Duka yang Dalam
61 Part 61. Perasaan Tertekan dan Upacara Pemakaman
62 Part 62. Milikku Kembali
63 Part 63. Akhir Kisahku
64 Terima kasih
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Part 1 Awal Kehidupan Ku
2
Part 2 Menghadapi Tantangan Sulit
3
Part 3 Awal Yang Sulit
4
Part 4 Hubungan yang membingungkan
5
Part 5 Kesalahan Yang Manis
6
Part 6 Jatuh Cinta Pada Orang Yang Salah
7
Part 7 Tingkah Konyol Seorang Gadis
8
Part 8 Kembali Ke Paris
9
Part 9 Kencan Aneh
10
Part 10. Entah Apa Namanya
11
Part 11. Awal Hidup Ku Yang Baru
12
Part 12. Hari-hari Ku Sebagai Seorang Istri Kedua
13
Part 13. Rayuan Gombal Yang Tidak Jelas
14
Part 14. Dilema
15
Part 15. Kesabaran Ku Menghadapi Suami Ku
16
Part 16. Bujuk Rayu
17
Part 17. Awal Yang Baru
18
Part 18. Kebingungan Melanda
19
Part 19. Mengunjungi Orangtua
20
Part 20. Galau
21
Part 21. Kejadian Aneh
22
Part 22. Kesedihan Yang Mendalam
23
Part 23. Akhirnya Diterima
24
Part 24. Bahagia
25
Part 25. Acara Adat
26
Part 26. Masalah Rumit Yang Tiba-tiba Muncul.
27
Part 27 Perubahan Yang Tak Menentu
28
Part 28. Ketidakjelasan
29
Part 29. Hal Yang Aneh
30
Part 30. Kisah Lama Bersemi Kembali.
31
Part 31. Sifat Yang Aneh
32
Part 32. Hari Yang Menegangkan
33
Part 33. Rahasia Yang Terungkap
34
Part 34. Kekesalan hati.
35
Part 35. Bersenang-Senang
36
Part 36. Rasa Bahagia
37
Part 37. Kejutan Spesial
38
Part 38. Kerja Sama
39
Part 39. Bahagia Sesaat
40
Part 40. Jengkel
41
Part 41. Usaha
42
Part 42. Mencoba Lagi
43
Part 43. Masalah Lain
44
Part 44. Masalah Tak Terduga
45
Part 45. Menyerah Pada Godaan
46
Part 46. Di antara Dua Pria
47
Part 47. Di Vila Mertua
48
Part 48. Janji
49
Part 49. Kencan dan Rasa Bersalah
50
Part 50. Keluarga Dan Kenangan
51
Part 51. Pencapaian yang Menyedihkan
52
Part 52. Cinta yang Salah
53
Part 53. Membicarakan Masalahnya
54
Part 54. Rumit
55
Part 55. Khayalan dan Realita
56
Part 56. Antara Keluarga dan Cinta
57
Part 57. Hati yang Tidak Tenang
58
Part 58. Akhir yang Menyedihkan
59
Part 59. Tangisan
60
Part 60. Duka yang Dalam
61
Part 61. Perasaan Tertekan dan Upacara Pemakaman
62
Part 62. Milikku Kembali
63
Part 63. Akhir Kisahku
64
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!