Setelah situasinya tenang, aku mencoba berbicara dengan lembut pada suami ku yang aneh itu. Aku menggenggam kedua tangannya dan menatap wajahnya. Entah rayuan ini akan berhasil, aku tidak tahu. Tapi dalam hati, aku hanya berharap sikapnya bisa berubah. Maka aku berkata,
"Sayang, kau tahu aku sangat mencintaimu. Karena itu aku mau menikah dengan mu. Dan di mata ku, kau adalah pria yang sangat tampan dan mempesona."
Lalu aku semakin mendekatinya sampai begitu dekat. Dan memeluk lehernya, lalu berkata lagi,
"Sayang, sejak kita menikah, kita belum pernah pergi kemana pun untuk berbulan madu dan berlibur. Sejak kita menikah, aku hanya diam di rumah saja. Dan kau sibuk bekerja. Kau tahu, sebagai wanita, aku juga iri dengan teman-teman ku yang memamerkan kebersamaan dan keromantisan mereka di social media. Sementara aku...
Aku juga ingin seperti mereka. Aku ingin mengisi hari-hari perkawinan kita dengan kebahagiaan."
"Sayang ku, Naomi ku yang cantik. Memangnya kau ingin pergi kemana? Kau bahkan tinggal di kota yang terkenal dengan keromantisannya, dan keindahannya. Tempat yang banyak dikunjungi orang-orang, Paris. Dan kita bisa bulan madu disini kan?"
Mendengar perkataannya, aku pun melepaskan pelukan ku dari tubuhnya dan memandangnya dengan kesal, lalu berkata lagi,
"Sayang, kenapa kau tidak bisa paham? Memangnya hanya itu tempat yang paling indah? Ada banyak. Kenapa kau tidak mengerti?"
Setelah mengatakan itu, aku berkata dalam hati,
"Pantas saja istri pertama mu meninggalkan mu waktu itu. Jika kau seperti ini terus, aku juga akan meninggalkan mu. Kau sama sekali tidak bisa memberi ku kebahagiaan. Tapi hanya tekanan batin."
Kemudian suami ku berkata,
"Tapi aku masih punya banyak pekerjaan di kantor. Aku tidak bisa pergi meninggalkannya begitu saja dan pergi berbulan madu."
"Maksud mu apa? Dulu sejak menjadi karyawan mu, aku sudah bekerja keras untuk mu dan menghasilkan banyak uang untuk mu. Aku selalu menuruti mu. Tapi sekarang, aku adalah istri mu. Apa kau tidak bisa memberikan sedikit waktu mu untuk ku? Kenapa kau hanya bisa memaksa ku untuk melayani mu saat kau butuh? Tapi saat aku menginginkan sesuatu, kau bahkan sulit untuk menjawabnya. Kenapa kau begitu egois?"
"Bukan begitu maksud ku."
"Bukan begitu apanya? Kau hanya bisa memaksakan kehendak mu saja."
"Ok! Ok! Baiklah! Kau mau pergi kemana?"
"Aku ingin berlibur ke Maldives. Tempat itu sangat indah. Aku ingin kita bulan madu disana.
Lalu aku mengambil ponsel ku dan menunjukkan foto-fotonya padanya.
"Ini, lihatlah sayang. Tempat ini begitu indah. Aku ingin menghabiskan waktu berdua dengan mu disini."
"Wow, indah sekali."
"Memang indah. Karena itu, aku mengajak mu kesana. Jadi bagaimana? Kau mau kan sayang?"
"Mmm,,, Tapi kita akan menghabiskan banyak uang nanti kalau kita kesana?"
"Sayang, kenapa kau perhitungan sekali sih untuk istri mu ini."
"Aku tidak perhitungan. Dan aku tidak pelit. Buktinya, kau bisa lihat sendirikan? Aku membelikan mu mobil baru karena mobil mu sudah hancur."
"Iya, tapi mobil ku hancur, karena kesalahan mu. Dan kau pantas menggantinya. Agh... sudahlah. Aku semakin stress berbicara dengan mu. Sekarang aku mau pergi."
"Pergi kemana sayang?"
"Entahlah. Pergi kemana pun aku suka. Lama-lama aku bisa gila berada disini."
Maka aku segera mengganti pakaian ku dan segera mengambil tasku dan cepat-cepat turun. Sambil berkata dalam hati,
"Semoga dia tidak mengejar ku."
Setelah sampai di garasi, aku langsung menyalakan mobil ku dan pergi. Saat itu aku tidak punya tujuan akan pergi kemana.
Selama di perjalanan, aku terus bertanya pada diriku sendiri,
"Mimpi apa aku sampai bisa menikahi orang seperti itu. Tidak punya pengertian sama sekali."
Lalu tiba-tiba pandangan ku teralihkan oleh sebuah cafe yang cukup unik. cafe itu penuh dengan dekorasi bunga dan sangat indah.
Maka aku menghentikan mobil ku dan berkata,
"Sudah lama aku tinggal di Paris, tapi kenapa aku tidak pernah melihat cafe ini?"
Lalu aku segera memarkirkan mobil ku dan segera turun. Tak sabar aku ingin masuk ke dalam karena rasa penasaran ku yang besar.
Kemudian aku mengambil tempat yang aku rasa nyaman lalu memesan hidangan kecil.
Aku menikmati hidangan itu dan juga suasana indah cafe itu. Sembari mencicipi harumnya kopi, aku berkata pada diri ku sendiri,
"Ternyata aku belum mencintai diri ku semaksimal mungkin. Sudah bertahun-tahun aku tinggal di kota ini, tapi baru kali ini aku menemukan tempat seindah ini. Selama ini aku hanya sibuk bekerja untuk orang sombong yang sekarang menjadi suami ku. Aku menghabiskan waktu ku yang berharga hanya untuk menambah kekayaannya saja."
**********
Tapi tak berapa lama, seseorang datang dan duduk tak jauh dari meja ku.
Lalu memanggil seorang pelayan.
Aku yang saat itu tengah menikmati setiap tegukan kopi, tiba-tiba kaget dan berkata,
"Sepertinya aku mengenal suara itu. Tapi siapa yah?"
Aku mencoba melihatnya, tapi pandangan ku terhalang oleh tubuh si pelayan cafe.
"Sepertinya suara itu tak asing bagi ku."
Maka aku menunggu si pelayan itu sampai selesai, karena aku sangat penasaran.
Ketika pelayan itu pergi, aku bisa melihat bahwa seseorang itu adalah pria yang aku suka. Rasanya bahagia sekali bisa bertemu dengan seseorang yang dicinta. Aku ingin sekali menghampirinya, tapi aku juga merasa khawatir.
Tapi aku juga tidak bisa menahan diriku dan perasaan ku yang terus meluap-luap.
Akhirnya setelah berpikir cukup lama, aku memberanikan diri menghampirinya dan melupakan kehidupan rumah tangga ku untuk sesaat.
"Hallo pak, aku tidak menyangka bisa bertemu dengan bapak disini. Sudah lama kita tidak bertemu sejak ajang bergengsi di L.A waktu itu."
"Iya kau benar. Apa kabar dirimu sekarang?"
"Aku baik. Seperti yang bapak bisa lihat. Kebetulan sekali yah kita bisa bertemu disini. Aku baru tahu ada tempat sebagus ini disini."
"Oh begitu yah. Aku sudah sering kesini. Ini salah satu cafe favorit ku. Aku suka tempat ini, karena dekorasi bunganya yang indah. Dan cafe ini juga menyimpan benyak kenangan manis untuk ku."
"Oh yah? Benarkah?" (Balas ku dengah wajah yang tersenyum lebar)
"Terakhir kali, aku berkencan dengan kekasih ku disini dan melamarnya disini. Sebelum dia kembali ke London melanjutkan pendidikannya."
"Oh begitu yah." (Balas ku dengan suara yang mulai redup)
Seketika wajahku yang tadinya sumbringah berubah drastis menjadi masam. Mendengar bahwa dia sudah melamar kekasihnya. Seketika itu harapan ku untuk memilikinya sirna.
Tapi tiba-tiba aku sadar, bahwa aku tidak boleh seperti ini. Aku tidak boleh egois. Aku harus ingat bahwa aku sudah menikah. Meskipun kurang bahagia, tapi aku harus menjalaninya. Karena akulah yang memutuskannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments