Sembari menunggunya turun aku mempersiapkan semua hidangan di meja. Dan tak lama kemudian dia turun sambil memegang tas dan jasnya.
"Sayang kenapa kamu lama sekali? Nanti kamu bisa terlambat lho. Sini tas dan jas mu, akan aku letakkan di sana. Dan sekarang duduklah."
"Kenapa makanan ini sederhana sekali?"
"Sudahlah, jangan banyak protes. Cepat makan karena kita harus cepat pergi."
"Iya... iya. Dasar bawel."
**********
Kemudian usai sarapan, suami ku tiba-tiba berkata agar aku mengundurkan diri saja dan diam di rumah melayaninya,
"Sayang, aku rasa kamu tidak usah masuk kerja lagi. Aku ingin kamu di rumah saja. Sebenarnya aku ingin segera menjadi ayah."
"Aku pikir saran itu bagus. Baiklah! Aku juga ingin seperti yang lainnya menjadi ibu rumah tangga untuk anak-anaknya."
Setelah itu, aku mengantarkan suami ku menuju mobilnya dan mencium keningnya.
"Hati-hati yah sayang!"
"Yah sayang. Aku akan mengurus semua pekerjaan mu dan mencari orang yang akan menggantikan posisi mu."
"Agh, iya baiklah."
Suami ku pun melakukannya seperti yang dia katakan. Dan sejak saat itu aku hanya diam di rumah dan menjadi ibu rumah tangga seutuhnya. Yang bangun di pagi hari dan mempersiapkan segala keperluannya sampai mengantarnya ke depan pintu dan melihatnya pergi bekerja. Mengucapkan kata-kata yang sama yaitu, 'hati-hati sayang'. Itulah yang setiap hari ku lakukan, hari demi hari sampai aku merasa ada sesuatu yang tidak biasa dalam diriku.
Pagi itu aku merasa perut ku begitu sakit hingga aku lemas tak berdaya karena terus-menerus muntah. Aku tak tahu apa yang terjadi pada ku. Saat itu aku berusaha membangunkan suami ku yang masih terlelap dan menikmati hangatnya selimut tebalnya.
"Sayang, sayang, bangunlah!"
Tapi dia tak kunjung bangun. Aku juga tidak tega membangunkannya karena belakangan sejak aku tak bekerja lagi di perusahaannya. Suami ku jadi sering lembur. Tapi karena rasa sakit yang tak kunjung hilang, aku terus memaksanya.
"Sayang, aku mohon bangunlah! Aku butuh bantuan mu."
"Aduh... apa sih? Kau ini selalu saja mengganggu ku. Kau tidak lihat aku masih tidur?" Balasnya sambil menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.
Maka aku yang duduk di lantai di sisinya terus meringkuk kesakitan. Tangan ku bergetar, tapi aku mengerahkan seluruh tenaga ku dan menarik selimutnya hingga dia bangun.
Kemudian suami ku berdiri dari ranjang dan melihat ku meringkuk di sudut tempat tidur.
"Sayang kamu kenapa?"
Aku tidak menjawabnya dan hanya bisa merintih kesakitan.
"Tunggu disana. Aku akan segera siap-siap. Kita akan ke rumah sakit. Ok!"
Maka dia segera mengganti pakaiannya, lalu menggendongku masuk ke dalam mobil. Sambil menyetir dia selalu berkata,
"Sabar yah sayang. Apa rasanya begitu sakit? Kita akan segera sampai."
Dia mempercepat laju mobilnya hingga akhirnya kami sampai di rumah sakit. Meski saat itu aku dalam keadaan sakit, tapi aku bisa melihat upayanya memanggil dokter sambil menggendong ku. Dia menemaniku sampai ke ruang gawat darurat. Lalu setelah dokter memeriksa keadaan ku, dia berkata,
"Selamat yah bu. Ibu akan menjadi seorang ibu."
"Maksudnya apa dokter?"
"Ibu akan segera punya anak."
Setelah mengatakan itu, dokter itu segera menemui suami ku dan melaporkan segalanya. Mendengar itu, suami ku segera menghampiri ku dan mengucapkan selamat pada ku. Matanya berbinar-binar dan tersenyum lebar. Dia berkata,
"Akhirnya aku akan menjadi seorang ayah. Setelah bertahun-tahun aku menunggu, akhirnya hal itu datang juga. Terima kasih yah sayang."
Aku sangat bahagia melihat reaksinya. Lalu kami pulang. Dan sesampainya di rumah, suami ku melayani ku dengan baik. Posisi kami pun seketika tertukar karena kehamilan itu. Dulu akulah yang selalu melayaninya. Tapi sekarang tidak.
Lalu dia menduduk kan ku di sofa dan mengambilkan segelas air untuk ku. Aku merasa seperti ratu. Rasanya bahagia sekali. Lalu dia berkata,
"Sayang, minumlah! Oh yah, kamu mau makan apa? aku akan masak untuk mu dan untuk anak kita. Oh yah, kamu harus makan makanan sehat, agar anak kita juga sehat. Ok!"
Setelah mengatakan itu, dia pergi ke dapur dan meninggalkan ciuman manisnya di kening ku.
**********
Setelah beberapa waktu menunggu di sofa, suami ku pun datang sambil membawa nampan berisi makanan. Dengan clemet pink yang dipakainya, dia terlihat begitu lucu. Lalu dia duduk dan meletakkan makanan itu di atas meja.
"Sayang, sekarang makanlah. Aku sudah masak sup kesukaan mu. Kau harus banyak makan agar anak kita sehat dan kuat seperti ayahnya."
Tapi ketika aku mendekatkan makanan itu ke mulut ku, rasanya aku ingin muntah karena bau rempah-rempah dari sup itu.
"Sayang, kamu kenapa? Apa supnya tidak enak? Katakan harus aku apakan makanannya?"
"Jauhkan saja dari ku."
"Tapi kamu harus makan sayang. Kalau tidak kamu akan tambah sakit. Kamu harus ingat ada kehidupan baru di dalam tubuh mu."
Suami ku terus memaksa agar aku makan sup buatannya. Tapi saat aku berusaha memasukkan satu sendok saja ke dalam mulut ku, aku langsung memuntahkannya tepat di bajunya. Kemudian aku segera berlari ke kamar mandi dan muntah lagi.
Dia mengejar ku sambil terus mengusap-usap punggung ku. Lalu dengan lembut dia berkata,
"Apa rasanya begitu sakit sayang?"
"Aku hanya sedikit pusing. Aku butuh istirahat."
"Yah, baiklah. Aku akan mengantar mu istirahat. Aku akan selalu di sisimu, katakan kalau kamu butuh sesuatu."
Lalu dia mengantar ku ke kamar dan membaringkan ku dengan lembut. Menyelimuti ku dan memijat kaki ku. Aku merasa sangat bahagia seperti seorang ratu karena kehadiran anak itu. Belum pernah suami ku memperlakukan ku sebaik itu semenjak kami menikah. Kemudian aku berkata,
"Sayang aku ingin minum. Tolong ambilkan air hangat."
"Agh, iya baiklah. Tunggu disini."
Lalu tak lama kemudian dia datang dan memberikan air itu pada ku. Setelah itu dia mengusap-usap perut ku sambil berkata-kata,
"Hai nak, ini ayah. Kau harus jadi anak yang baik, pintar dan tentunya tampan seperti ayah mu ini. Dan satu lagi, jangan buat ibu mu ini susah. Kau paham nak?"
Dia terus melakukannya, mengusap-usap perut ku sambil bernyanyi. Meski suaranya buruk, tapi aku sangat bahagia karena dia melakukannya dengan tulus. Dia terus bernyanyi sampai aku tertidur pulas.
Lalu dia juga tertidur di sampingku karena sudah lelah bernyanyi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments