Sorenya setelah aku mempersiapkan semuanya, aku menunggu suami ku pulang. Aku sudah berdandan dengan cantik agar dia senang melihatku.
Tak lama kemudian, aku mendengar suara mobilnya. Maka sambil menata baju dan rambut ku kembali, aku segera menghampirinya dan menyambutnya dengan senyuman hangat. Lalu aku membawakan tasnya dan berjalan di sisinya sambil berkata,
"Sayang, hari ini aku sudah menyiapkan makan malam spesial untuk mu. Ternyata memasak itu mudah yah, jika dilakukan dari hati."
"Oh yah? Baguslah. Jika kau terus belajar dan tidak menyerah, maka kau akan semakin terampil. Sekarang tunggulah di meja makan. Aku akan mandi dulu."
"Ok. Jangan lama-lama yah sayang."
Lalu aku kembali menatap meja makan yang sudah aku hias sebelumnya. Memastikan apakah masih ada yang perlu dihias atau tidak.
"Mmm... Semuanya sudah bagus. Lampu, bunga, minuman, semuanya sudah komplit."
Kemudian aku duduk dan menunggu suami ku datang, sambil membayangkan reaksinya nanti melihat semua upaya ku ini.
Dan tak lama kemudian, suami ku muncul dengan gayanya yang sangat mempesona. Aku tidak menduga dia akan berpakaian rapi seperti itu.
Aku bangkit dari kursi ku dan memujinya,
"Wah sayang, kamu terlihat tampan. Aku tidak menyangka kamu akan berpakaian seperti ini."
"Iya, kamu mempersiapkan makan malam spesial kan untuk ku? Jadi aku berpakaian seperti ini. Bagaimana? Apa aku terlihat semakin tampan?"
"Tidak hanya tampan. Tapi sangat luar biasa." Balas ku sambil tersenyum lebar padanya.
Kemudian aku menuangkan segelas anggur merah dan minum bersamanya. Aku juga memutar lagu romantis agar suasana malam itu semakin indah. Lalu aku mengajaknya berdansa.
"Sayang, apa kau mau berdansa dengan ku?"
"Tentu. Mari! " Balasnya dan bangkit berdiri sambil mengulurkan tangannya pada ku.
Maka kami pun mulai berdansa dan menikmati alunan musik itu. Kemudian dia bertanya padaku,
"Sayang, kenapa kau melakukan ini semua untuk ku? Bukankah kau menjalani hubungan dengan ku karena aku memaksa mu?"
"Aku melakukan ini semua, karena aku ingin rumah tangga kita bisa selalu harmonis. Aku mulai belajar mencintai mu dan menerima kekurangan mu. Memang tidak mudah. Tapi aku berusaha menjadi istri yang baik untuk mu. Karena itu, tolong cintai aku dan perlakukan aku dengan lembut."
"Maafkan aku jika sikap ku sering menyakiti mu."
"Sudahlah jangan dibahas lagi. Aku tidak ingin merusak malam ini dengan membicarakan hal itu."
Belakangan aku mengajak dia makan hidangan yang sudah aku siapkan dengan susah payah itu.
"Sayang, sekarang ayo kita makan. Aku sudah lapar."
"Mari. Aku juga tidak sabar ingin makan masakan mu. Pasti rasanya enak."
Lalu aku mulai menghidangkan makanan itu di hadapannya, dan memintanya mencicipinya.
"Ini dia sayang. Silahkan cobalah dulu."
Aku sangat gugup dan penasaran bagaimana reaksinya setelah mencicipi makanan itu.
"Bagaimana sayang? Apakah masakan ku enak."
"Yah, lumayan. Aku suka."
Mendengar itu saja, aku sudah bahagia. Dan sembari menikmati makan malam itu, aku bertanya padanya,
"Sayang, tentang liburan ke Maldives, jadi kan?"
"Tentu. Aku kan sudah janji pada mu. Tapi masih ada satu syarat lagi yang harus kamu penuhi."
"Apa? Syarat? Syarat apa?"
"Mmm... Syaratnya adalah..."
Ketika dia mengucapkan itu, tiba-tiba dia bangkit dan menggendong ku menuju kamar.
"Ah, sayang. Kau mau apa?"
"Hei, sudah jangan berisik. Aku meminta satu syarat dari mu kan?"
Kemudian dia membaringkan ku di atas ranjang dan memandangku. Dia juga membelai rambut ku dengan lembut. Sementara aku tidak bisa berkata apa-apa dan hanya menarik nafas dalam-dalam sambil terus memandangi wajahnya yang tampan.
Perlahan-lahan wajahnya semakin dekat hingga membuat ku tak berani menatapnya dan memejamkan mataku. Entah kenapa aku begitu gugup. Padahal itu bukanlah yang pertama kalinya.
Ternyata ciumannya mendarat di bibir ku. Dan aku pun membalas ciumannya.
Sampai akhirnya kami jatuh dalam buaian cinta. Malam itu terasa sangat indah. Baru pertama kalinya dalam hidup ku, aku benar-benar menikmati cinta dari suami ku. Kami pun menghabiskan malam itu dengan penuh cinta. Aku berharap dia akan terus mencintai ku seperti itu.
**********
Ke esokan paginya, aku bangun dengan bersemangat. Aku mandi dan bersiap-siap. Aku juga memasak sarapan pagi untuknya. Kemudian aku pergi membangunkan suami ku yang masih tertidur pulas di ranjang.
"Sayang, sayang, bangunlah. Aku sudah siapkan sarapan kesukaan mu. Ayo bangunlah sayang."
"Aku masih mengantuk. Tadi malam aku sangat lelah."
"Sayang, bukankah hari ini kamu ada rapat penting. Aku juga akan masuk kerja. Ini hari pertama ku kembali bekerja setelah menikah dengan mu lho."
"Aduh,,, baiklah! Aku akan bangun. Dasar istri ku ini cerewet sekali."
"Tuh kan. Mulai lagi deh."
"Yah sudah. Sekarang bantu aku ke kamar mandi?"
"Waduh, sejak kapan kamu jadi manja seperti ini?"
"Sejak aku menikah dengan mu. Karena kau wanita yang sangat baik dan sabar. Jadi aku bisa bermanja-manja.
Sudah, cepat bantu aku berdiri."
"Yah sudah, angkat tangan mu."
Aku pun memapah suami ku yang manja dan terkadang sombong itu ke kamar mandi. Meski dia sehat dan bisa berjalan sendiri. Tapi seringkali dia berpura-pura demi mencari perhatian lebih.
"Sekarang kamu sudah di kamar mandi. Cepatlah mandi. Aku akan tunggu di bawah." Ujar ku sambil mendudukkan nya di dalam bath tub.
"Ah, jangan pergi. Mandikan aku."
"Apa? Hei, apa kau anak kecil? Sudahlah. Cepat mandi. Jangan manja!
Ok!" Balas ku lalu pergi meninggalkannya.
"Ih... Dasar payah." Balasnya dengan kesal.
Aku pun turun dan menunggunya di meja makan. Tapi menit demi menit berlalu, suami ku tak kunjung turun.
"Aduh, kenapa dia lama sekali? Baiklah, aku akan tunggu sepuluh menit lagi."
Sepuluh menit itu pun berlalu, tapi dia tak kunjung turun. Maka aku mulai tak sabar, dan pergi melihatnya ke kamar mandi.
Sesampainya disana, aku semakin tak habis pikir. Aku melihatnya berendam di dalam bath tub sambil bermain air dan busa. Rasanya aku ingin marah, tapi aku takut. Maka dengan lembut aku berusaha berbicara padanya,
"Lho sayang, kenapa kamu mandinya sangat lama? Nanti kamu bisa terlambat."
"Aku kan sudah bilang, mandikan aku. Begini jadinya jika kamu menolak."
"Astaga, kamu ini seperti anak kecil saja. Aku bisa basah nanti. Aku sudah mandi sayang."
"Aku tidak perduli. Kamu kan bisa ganti baju lagi. Sekarang cepat. Kalau tidak ingin aku terlambat."
"Aduh... Yah sudah baiklah. Dasar payah."
Maka aku pun memandikannya dan membersihkan seluruh badannya seperti anak kecil. Otak ku terus berpikir, apakah sikapnya juga seperti ini pada mantan istrinya dulu. Atau hanya kepada ku saja. Setelah itu, aku mengambil handuk dan mengelap seluruh tubuhnya.
"Sudah selesai. Sekarang kau bisa memakai baju mu sendiri."
"Terima kasih yah sayang. Aku jadi makin cinta. Sekarang pergilah ke dapur dan tunggu aku disana."
"Ok, baiklah. Jangan lama yah! Ingat! Ga pake lama." Balas ku lalu pergi meninggalkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments