Namun sampai ke esokan paginya hati dan perasaanku masih tidak tenang. Kejadian itu selalu terbayang dan aku sangat malu.
"Bagaimana reaksiku nanti saat melihat mukanya? Astaga... tololnya aku ini. Bagaimana bisa aku sampai melakukan itu pada atasanku sendiri. Aduh... aku tidak tahan melihat mukanya. Saat melihatnya, pasti otakku akan membayangkan kejadian itu. Dan, bagaimana kalau dia juga begitu?"
Aku sibuk berbicara sendiri di depan cermin dan tak bisa memoles mukaku dengan bedak.
Rasanya hari itu aku juga ingin libur. Tapi itu juga tidak mungkin karena kami sedang mengerjakan project besar.
Akhirnya setelah lama berpikir, aku memutuskan pergi dan mengubah cara berpikirku. "Ayo Naomi! Lupakan kejadian itu! Kamu pasti bisa!"
*********
Sesampainya di sana, aku kembali menyesuaikan cara berpikirku sebelum memasuki ruangan atasanku untuk melaporkan bahwa minggu depan perusahaannya diundang untuk mengikuti ajang fashion show.
Sewaktu dia mendengarnya, hatinya langsung bahagia karena perusahaannya diudang kedua kalinya mengikuti ajang bergengsi itu di Los Angels.
Aku berharap kabar itu bisa membuatnya lupa akan kejadian semalam.
Karena waktunya singkat, aku segera keluar dan mempersiapkan segalanya dengan baik, mulai dari pemesanan tiket pesawat, hotel sampai seluruh design terbaik kami.
Aku sendiri tidak sabar menantikan saatnya karena kota itu begitu berkesan. Itu menjadi awal kesuksesan yang selama ini kudamba.
Aku dan anggota tim mempersiapkan beberapa hasil rancangan yang paling bagus. Tak lupa aku juga menghubungi beberapa model untuk berangkat ke sana.
Sewaktu aku sedang sibuk bekerja dengan para model, atasanku tiba-tiba datang dan mengatakan 'Singgah ke ruangannya sebelum pulang.' Kalimat itu seketika membuatku khawatir. Namun karena ada banyak anggota tim, dengan cepat aku menjawab 'Ya' agar mereka tidak salah paham.
Aku mencoba berpikir positif, "Ini pasti soal keberangkatan dan pekerjaan. Dia pasti tidak akan menyinggung kejadian kemarin. Yah! Kami sudah sepakat."
*********
Namun karena pekerjaan yang kami lakukan ternyata begitu banyak, sampai jam 12 malam, aku lupa pergi ke ruangannya.
Setelah pekerjaan selesai aku langsung pulang dan menumpang mobil salah seorang anggota tim yang rumahnya searah denganku.
**********
Ke esokan paginya sebelum yang lainnya datang, dia memanggilku ke ruangannya dengan nada suara membentak.
"Naomi! Kemari segera!" Ucapnya lalu menutup telepon.
Setelah aku masuk, dia berkata lagi, "Kenapa semalam kamu tidak datang ke ruangan saya?" Bentaknya.
Mukaku langsung tertunduk dan takut. "Maaf pak. Karena begitu sibuk, aku jadi lupa."
"Kamu tahu?! Aku sudah menunggumu selama 2 jam kemarin. Mana hasil kerja kamu kemarin?"
"Sebentar pak, saya akan ambilkan." Aku segera keluar dan mengambil konsep busana yang akan kami tampilkan nanti lalu menyerahkannya padanya.
"Ini pak. Ini seluruh konsep dan tema design yang akan kita tampilkan nanti. Seluruh rincian busananya juga sudah tertera pak."
Kemudian dia memeriksanya dengan teliti lalu menyerahkannya lagi padaku dan menyuruhku keluar segera.
**********
Beberapa waktu kemudian saat yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Akhirnya kami berangkat ke Los Angels.
Perjalanan itu begitu menyenangkan. Di sana aku dan beberapa anggota tim mengenang kembali bagaimana kami bekerja keras menampilkan yang terbaik sampai akhirnya menuai kesuksesan.
Atasanku yang tempat duduknya terpisah agak jauh tidak mendengar pembicaraan kami.
Setelah kami sampai di bandara dan hendak mengambil barang-barang di bagasi, tiba-tiba atasanku memberikan sebuah kode rahasia, kode yang sempat membuatku bingung. Tapi meski demikian, dia pantang menyerah dan terus memainkan mata serta mimik wajah sampai akhirnya aku paham maksudnya.
Aku kemudian pergi mengikutinya ke tempat yang agak sepi setelah mengalihkan perhatian anggota tim.
"Mau bilang apa sih sampai harus menghindar begini." Gumamku seraya menuju ke tempat yang dia sebutkan.
Tapi sewaktu sampai di situ, seperti petir di siang bolong, dia hanya mengatakan,
"Jangan bertindak melewati batas!"
Kalimat itu sekejap membuatku gila. "Memangnya apa yang aku lakukan pak?"
"Kamu berusaha mengambil perhatianku saat di pesawat."
"Perhatian mana maksud bapak?" Jawabku yang mulai bingung.
"Sudahlah! Tapi yang pasti, tolong jaga sikapmu!"
Dia tidak menjelaskan alasannya lalu pergi begitu saja.
Aku pun tak bisa berkata apa-apa. Lalu aku pergi dengan rasa marah dan jengkel. Meski begitu, aku berusaha tetap professional.
Lalu saat kami tiba di hotel dan check in, salah seorang dari anggota tim datang menghampiriku dan berkata,
"Naomi, apa kau punya hubungan lain dengan atasan kita? Maaf jika aku lancang. Tapi sebaiknya jangan! Dia sangat aneh dan sedikit gila. Walau bagaimana pun usahamu mendapatkan perhatiannya, tetap saja yang ada di hatinya hanyalah istrinya. Aku bertanya karena aku tidak sengaja melihat kalian berdua pergi menjauh saat kita semua hendak mengambil barang-barang di bagasi."
"Oh, tidak ada apa-apa. Kami tidak punya hubungan istimewa. Hanya atasan dan bawahan. Jangan khawatir!" Jawabku lalu tertawa singkat.
**********
Setelah beristirahat sejenak di hotel, aku pergi berjalan-jalan menikmati suasana malam kota Los Angels. Namun saat aku turun ke loby, sesuatu yang mengejutkan muncul di depanku. Seorang pria berkulit cerah sedang duduk santai di sana.
Semakin dekat aku melihatnya, semakin aku sadar kalau dia ternyata adalah pria yang aku suka, sang pewaris tunggal.
Tak sabar aku segera menghampirinya dan mengajaknya mengobrol.
Aku tidak menyangka ternyata perusahaannya juga ikut serta dalam ajang itu.
"Wow, sungguh kebetulan sekali bertemu dengan bapak di sini. Aku sama sekali tidak menyangka akan hal ini." Tuturku gerogi.
"Oh, iya. Aku juga tidak menyangka pertemuan ini."
Kami mengobrol dengan sangat seru di lobi itu sambil minum secangkir kopi. Tak lama setelah itu, dia mengajakku pergi keluar melihat-lihat kota indah nan gemerlap Los Angels.
"Wah, kota ini benar-benar indah." Ucapku seraya memandang indah dan gemerlapnya lampu-lampu kota.
"Apa kau baru pertama kali ke sini?"
"Tidak pak. Sebelumnya aku sudah pernah ke sini. Tapi aku melihat, semakin hari kota ini semakin indah." Jawabku tersipu malu.
Namun sebenarnya bukanlah keindahan kota itu yang membuatku takjub, tapi berjalan bersama orang yang dicinta dibawah gemerlapnya lampu kota.
Selama berjalan di tengah keramaian kota, kami saling menceritakan pengalaman kami sehingga itu membuat kami bisa lebih dekat dan mengenal satu sama lain.
Aku semakin jatuh cinta padanya karena dia sangat ramah dan sopan saat berbicara.
Tapi saat aku masih terbawa perasaan dan terpesona, bunyi ponsel tiba-tiba berdering membuat khayalan sirna sekejap.
Segera dia pergi sedikit menjauh dan menjawab teleponnya. Kulihat mereka berbicara cukup lama sampai aku terlihat seperti orang bodoh yang berdiri di pinggir jalan sambil menunggunya selesai bicara.
Lalu aku karena didorong oleh rasa penasaran, bertanya padanya siapa orang yang baru saja bicara dengannya.
Hatiku terkejut dan terpukul mendengar ucapannya yang mengatakan bahwa itu adalah kekasihnya.
Harapanku saat itu musnah dan suasana hatiku menjadi kacau karena begitu kesal. Maka dengan terburu-buru, aku pergi meninggalkannya tanpa berkata apa pun.
*********
Ke esokan harinya hal yang membuatku semakin gelisah muncul lagi. Pria yang kusuka itu duduk tepat di sampingku.
"Aduh, bagaimana aku akan menjelaskan padanya sikapku semalam? Aku pergi meninggalkannya tanpa alasan yang jelas. Aku harap dia tidak akan bertanya." Tuturku dalam hati.
Beberapa menit kemudian fashion show akhirnya dimulai. Kami melihat peragaan busana kami dibawakan dengan sangat indah oleh para super model. Aku juga mendengar beberapa hadirin memuji hasil rancangan dan bahan yang kami gunakan.
Itu membuatku sejenak lupa dengan masalahku. Namun tanpa sengaja aku memegang tangan atasanku saat kebahagiaan itu berada di puncak.
"Pak, aku yakin setelah fashion show ini, kita akan kebanjiran project dan pembeli pak. Aku mendengar sendiri bagaimana mereka tertarik dengan seluruh rancangan kita."
"Yah kamu benar. Jika itu terjadi, kita akan dapat untung besar."
Dan benar saja, begitu acara itu selesai, kami pun sibuk melayani beberapa hadirin di sana yang tertarik dengan koleksi kami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments