Part 18. Kebingungan Melanda

Hari demi hari berlalu dan tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Hari-hari ku lalui dengan penuh cinta dan kasih sayang dari suami ku. Hingga pada waktunya, aku melahirkan anak ku ke dunia. Rasa sakit yang luar biasa datang meliputi ku. Aku tak kuasa menahannya sehingga terus-menerus meronta kesakitan. Sepanjang perjalanan rasa sakit itu menyiksa ku. Sementara itu suami ku berusaha fokus mengemudikan mobilnya dengan baik, meski lajunya sangat cepat.

Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya kami tiba di rumah sakit. Suami ku cepat-cepat berlari menemui dokter. Aku bisa melihatnya berlari dengan wajah yang penuh kekhawatiran dan rasa cemas. Lalu ketika aku memasuki ruangan menakutkan itu, tiba-tiba dokter itu berkata pada suami ku,

"Pak, tolong tunggu di luar. Jangan khawatir. Kami akan melakukan yang terbaik."

Tapi ketika aku mendengar kata-katanya, aku mencegah dokter itu melakukannya. Dengan menahan rasa sakit, aku berkata dengan suara rendah,

"Dokter, biarkan suami ku masuk. Aku ingin dia melihat anaknya lahir ke dunia."

"Baiklah, kalau itu mau mu."

Maka dokter itu memanggil suami ku masuk dan menyuruhnya berdiri di sisi ku sambil menggenggam tangan ku. Sementara aku terus merintih kesakitan dan terus mendorong dengan sekuat tenaga ku. Dorongan demi dorongan aku lakukan demi mengeluarkan anak itu dari perut ku. Keringat terus bercucuran di wajah ku dan suami ku terus memberi semangat pada ku sambil berusaha menenangkan ku. Dia menghapus keringat dan air mata di wajah ku dengan sangat lembut sambil sesekali menciumi tangan ku. Lalu aku mendengar dokter itu terus berkata,

"Ayo bu, dorong. Sedikit lagi.

Yah, sedikit lagi bu."

Kata-kata itu terus dia ucapkan seolah memaksa ku untuk tidak menyerah. Sampai akhirnya aku berhasil melewati masa-masa sulit itu dan berhasil mengantarkan anak ku ke dunia dengan sehat. Seorang anak laki-laki yang tampan. Begitu anak itu lahir, aku mendengar suara kecilnya dan hati ku sangat bahagia sekaligus berdebar. Aku berkata dalam hati ku,

"Ternyata sekarang aku sudah menjadi seorang ibu. Yah aku adalah seorang ibu."

Kemudian suami ku berkata memuji ku,

"Terima kasih sayang. Aku mencintai mu." Ucapnya lalu mencium kening ku."

Selagi semua perawat membersihkan seluruh tubuh ku, suami ku pergi meninggalkan ku untuk melihat bayi ku. Disana dia memandang wajah kecilnya dengan sangat bahagia. Lalu dia datang dan berkata pada ku sekali lagi,

"Terima kasih sayang sudah memberikan ku seorang putra. Putra yang tidak bisa aku dapatkan dari istri pertama ku dulu."

Aku hanya diam saja memandangnya sambil tersenyum.

Aku di rawat di rumah sakit selama beberapa hari sampai luka sobekan ku sembuh.

**********

Lalu ke esokan paginya, kami bersiap meninggalkan rumah sakit. Sepanjang perjalanan aku hanya memandangi wajah putra ku yang sangat mirip sekali dengan ayahnya. Aku bahagia dengan status ku yang baru, tapi disisi lain aku juga sedih karena orangtua ku tidak mengetahui hal ini sama sekali.

Dimana pernikahan ku dengan suami ku, kami adakan diam-diam.

Maka sepanjang perjalanan, aku memikirkan bagaimana caranya memberitahukan semua itu pada kedua orangtuaku. Dulu mereka sangat ingin menjodohkan ku dengan anak dari teman masa kecilnya dulu. Tapi aku menolaknya karena lebih mementingkan karir ku dan impian ku. Aku bingung bagaimana harus menjelaskan pada mereka bahwa mereka kini sudah memiliki seorang cucu. Orangtua ku tidak begitu menyukai pria asing. Mereka menganggap bahwa pria asing kurang setia pada pasangannya. Jadi aku merasa itu pasti sangat sulit.

Lalu sesampainya di rumah, aku mencoba mendiskusikan hal itu pada suami ku. Aku ingin tahu bagaimana reaksinya. Maka setelah aku menidurkan bayi ku, aku pergi menghampirinya yang tengah asyik menonton TV.

"Sayang, aku ingin bicara sesuatu yang penting pada mu."

"Bicara apa?" Balasnya sambil terus melihat layar TV.

"Sayang, tolong perhatikan. Sebentar saja."

"Agh... baiklah! Kamu bau bicara apa?"

"Aku mau bilang pada orangtua ku bahwa sekarang aku sudah memiliki keluarga bahkan seorang anak."

"Yah sudah, katakan saja."

"Tapi sangat sulit untuk menceritakannya dari mana."

"Kamu tinggal bilang kalau sekarang kamu sudah menikah. Gampang kan?"

"Mereka pasti akan bertanya banyak hal pada ku. Tidak semudah itu mengatakannya pada mereka."

"Kalau begitu, kamu hanya tinggal menjawab apa yang orangtuamu tanyakan. Bereskan?"

"Kau ini susah sekali mengerti. Apa kamu tidak bisa memberi bantuan sedikit pun pada ku? Sejak tadi kau hanya menjawab ku sambil melihat layar TV. Tolong lihat aku."

"Hei, kenapa kamu jadi marah-marah begini?"

"Aku tidak marah. Tapi kesal. Kesal setengah mati pada sikap mu."

Setelah mengatakan itu, aku meninggalkannya dan pergi ke kamar. Disana aku terus berpikir bagaimana caranya. Tapi ternyata tak lama kemudian suami ku muncul menghampiri ku. Dengan wajah yang tertunduk dia mendekati ku dan meminta maaf pada ku.

"Sayang, maafkan sikap ku yang tadi. Aku tidak bermaksud untuk mengabaikan mu. Katakan apa yang bisa ku bantu.

Katakanlah! Aku akan mendengarkannya."

Begitulah suami ku, sikapnya sering berubah-ubah dengah cepat dan sangat susah ditebak.

"Aku kan sudah bilang, aku ingin memberitahu orangtua ku tentang keadaan ku sekarang. Sudah cukup lama aku merahasiakan hubungan kita."

"Oh begitu. Bagaimana yah, aku juga bingung. Tapi bagaimana kalau kita pergi menemui kedua orangtua mu? Kita bisa langsung menceritakannya kan? Dan aku rasa itu akan lebih mudah karena mereka bisa melihat kita secara langsung. Selain itu, kamu juga bisa melampiaskan rasa rindu mu pada mereka kan? Setelah sekian lama kamu tidak pernah pulang kampung."

"Iya, tapi itu tidak akan mudah. Orangtua ku tidak begitu menyukai orang asing. Apalagi aku bukanlah istri pertama mu, Tapi istri kedua. Mereka pasti akan sangat marah melihat aku sudah membohongi mereka berdua."

"Tenanglah. Jangan khawatir. Aku akan selalu ada disamping mu dan membantu mu. Aku siap jika aku harus menerima kemarahan ayah mu karena tidak menyukai orang asing."

"Kau tidak tahu seperti apa mereka. Mereka bisa sangat menakutkan jika sedang marah. Ayah ku akan melempar benda-benda yang ada di sekitarnya sambil berteriak memaki kalau dia tidak menyukai sesuatu atau seseorang. Dan dia tidak akan peduli dan takut jika benda-benda itu bisa saja mengenai kepala kita. Apa kau siap dengan semua itu?"

"Wah aku jadi sangat takut."

"Aku juga takut jika itu terjadi, Membayangkannya saja sudah membuat ku merinding. Apalagi jadi kenyataan. Jadi bagaimana? Apa keputusan mu?"

"Entahlah, aku juga bingung harus bagaimana."

Episodes
1 Part 1 Awal Kehidupan Ku
2 Part 2 Menghadapi Tantangan Sulit
3 Part 3 Awal Yang Sulit
4 Part 4 Hubungan yang membingungkan
5 Part 5 Kesalahan Yang Manis
6 Part 6 Jatuh Cinta Pada Orang Yang Salah
7 Part 7 Tingkah Konyol Seorang Gadis
8 Part 8 Kembali Ke Paris
9 Part 9 Kencan Aneh
10 Part 10. Entah Apa Namanya
11 Part 11. Awal Hidup Ku Yang Baru
12 Part 12. Hari-hari Ku Sebagai Seorang Istri Kedua
13 Part 13. Rayuan Gombal Yang Tidak Jelas
14 Part 14. Dilema
15 Part 15. Kesabaran Ku Menghadapi Suami Ku
16 Part 16. Bujuk Rayu
17 Part 17. Awal Yang Baru
18 Part 18. Kebingungan Melanda
19 Part 19. Mengunjungi Orangtua
20 Part 20. Galau
21 Part 21. Kejadian Aneh
22 Part 22. Kesedihan Yang Mendalam
23 Part 23. Akhirnya Diterima
24 Part 24. Bahagia
25 Part 25. Acara Adat
26 Part 26. Masalah Rumit Yang Tiba-tiba Muncul.
27 Part 27 Perubahan Yang Tak Menentu
28 Part 28. Ketidakjelasan
29 Part 29. Hal Yang Aneh
30 Part 30. Kisah Lama Bersemi Kembali.
31 Part 31. Sifat Yang Aneh
32 Part 32. Hari Yang Menegangkan
33 Part 33. Rahasia Yang Terungkap
34 Part 34. Kekesalan hati.
35 Part 35. Bersenang-Senang
36 Part 36. Rasa Bahagia
37 Part 37. Kejutan Spesial
38 Part 38. Kerja Sama
39 Part 39. Bahagia Sesaat
40 Part 40. Jengkel
41 Part 41. Usaha
42 Part 42. Mencoba Lagi
43 Part 43. Masalah Lain
44 Part 44. Masalah Tak Terduga
45 Part 45. Menyerah Pada Godaan
46 Part 46. Di antara Dua Pria
47 Part 47. Di Vila Mertua
48 Part 48. Janji
49 Part 49. Kencan dan Rasa Bersalah
50 Part 50. Keluarga Dan Kenangan
51 Part 51. Pencapaian yang Menyedihkan
52 Part 52. Cinta yang Salah
53 Part 53. Membicarakan Masalahnya
54 Part 54. Rumit
55 Part 55. Khayalan dan Realita
56 Part 56. Antara Keluarga dan Cinta
57 Part 57. Hati yang Tidak Tenang
58 Part 58. Akhir yang Menyedihkan
59 Part 59. Tangisan
60 Part 60. Duka yang Dalam
61 Part 61. Perasaan Tertekan dan Upacara Pemakaman
62 Part 62. Milikku Kembali
63 Part 63. Akhir Kisahku
64 Terima kasih
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Part 1 Awal Kehidupan Ku
2
Part 2 Menghadapi Tantangan Sulit
3
Part 3 Awal Yang Sulit
4
Part 4 Hubungan yang membingungkan
5
Part 5 Kesalahan Yang Manis
6
Part 6 Jatuh Cinta Pada Orang Yang Salah
7
Part 7 Tingkah Konyol Seorang Gadis
8
Part 8 Kembali Ke Paris
9
Part 9 Kencan Aneh
10
Part 10. Entah Apa Namanya
11
Part 11. Awal Hidup Ku Yang Baru
12
Part 12. Hari-hari Ku Sebagai Seorang Istri Kedua
13
Part 13. Rayuan Gombal Yang Tidak Jelas
14
Part 14. Dilema
15
Part 15. Kesabaran Ku Menghadapi Suami Ku
16
Part 16. Bujuk Rayu
17
Part 17. Awal Yang Baru
18
Part 18. Kebingungan Melanda
19
Part 19. Mengunjungi Orangtua
20
Part 20. Galau
21
Part 21. Kejadian Aneh
22
Part 22. Kesedihan Yang Mendalam
23
Part 23. Akhirnya Diterima
24
Part 24. Bahagia
25
Part 25. Acara Adat
26
Part 26. Masalah Rumit Yang Tiba-tiba Muncul.
27
Part 27 Perubahan Yang Tak Menentu
28
Part 28. Ketidakjelasan
29
Part 29. Hal Yang Aneh
30
Part 30. Kisah Lama Bersemi Kembali.
31
Part 31. Sifat Yang Aneh
32
Part 32. Hari Yang Menegangkan
33
Part 33. Rahasia Yang Terungkap
34
Part 34. Kekesalan hati.
35
Part 35. Bersenang-Senang
36
Part 36. Rasa Bahagia
37
Part 37. Kejutan Spesial
38
Part 38. Kerja Sama
39
Part 39. Bahagia Sesaat
40
Part 40. Jengkel
41
Part 41. Usaha
42
Part 42. Mencoba Lagi
43
Part 43. Masalah Lain
44
Part 44. Masalah Tak Terduga
45
Part 45. Menyerah Pada Godaan
46
Part 46. Di antara Dua Pria
47
Part 47. Di Vila Mertua
48
Part 48. Janji
49
Part 49. Kencan dan Rasa Bersalah
50
Part 50. Keluarga Dan Kenangan
51
Part 51. Pencapaian yang Menyedihkan
52
Part 52. Cinta yang Salah
53
Part 53. Membicarakan Masalahnya
54
Part 54. Rumit
55
Part 55. Khayalan dan Realita
56
Part 56. Antara Keluarga dan Cinta
57
Part 57. Hati yang Tidak Tenang
58
Part 58. Akhir yang Menyedihkan
59
Part 59. Tangisan
60
Part 60. Duka yang Dalam
61
Part 61. Perasaan Tertekan dan Upacara Pemakaman
62
Part 62. Milikku Kembali
63
Part 63. Akhir Kisahku
64
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!