Part 14. Dilema

Meski saat itu aku berupaya untuk berpikir realistis tentang keadaan ku yang sudah menjadi milik orang lain, tapi aku tidak bisa menahan suasana hati ku yang kacau dan kesal saat mendengar dia sudah melamar kekasihnya. Aku tidak bisa menutupi kekesalan hatiku dengan cukup lama. Maka aku memutuskan pergi dari mejanya dan kembali ke meja ku dan menikmati hidangan itu. Tanpa banyak basa-basi aku meninggalkannya. Tapi ketika aku berdiri dan akan pergi, tiba-tiba dia menarik tangan ku dan berkata,

"Hei, kau mau kemana? Aku belum selesai cerita. Lebih baik ambil makanan mu dan duduklah disini bersama ku. Kita makan sama-sama."

Aku pun jadi bingung harus berkata apa. Ingin menolak, tapi aku khawatir dia akan bertanya apa alasan ku. Tapi jika aku terus berada di sisinya, aku juga khawatir akan terbawa perasaan dan melupakan status ku. Karena sebenarnya aku begitu mencintainya. Karena itulah aku hanya diam saat dia menarik tanganku dan memaksa ku duduk di dekatnya. Kemudian dia berdiri dan mengambil makanan ku di meja pesananku sebelumnya. Lalu dia berkata,

"Ternyata kamu suka kopi juga yah. Kita sama. Aku juga sangat menyukai kopi. Tapi pacar ku sama sekali tidak menyukainya. Pesanan kami selalu berbeda setiap kali kami makan di cafe ini. Hobi kami juga tidak ada yang sama."

Aku diam saja mendengar dia bercerita tentang kekasihnya dan semakin kesal. Lalu berkata dalam hati,

"Aduh... Rasanya aku ingin muntah mendengar dia bicara tentang pacarnya. Apa dia ga tahu kalau aku cemburu?"

Kemudian dia melanjutkan perkataannya,

"Kau tahu, aku dan pacar ku tidak memiliki persamaan sedikit pun. Selera, Hobi, dan kesukaan kami tidak ada yang sama."

"Yah, mungkin supaya kalian bisa saling melengkapi yah pak, dengan semua perbedaan yang kalian miliki. Dan meski kalian tidak punya persamaan, tapi kalian sangat bahagia kan pak?" (Balas ku sambil tersenyum terpaksa)

"Yah, menurut pendapat banyak orang begitu."

"Maksud bapak apa? Kalau bapak tidak bahagia dengan hubungan bapak, tidak mungkin bapak sampai melamar pacar bapak kan?"

"Yah itu benar."

"Yah sudah. Trus yang salah apa?"

"Tidak ada yang salah. Sudahlah! Lebih baik kita makan dulu."

Aku tidak merespon ucapannya lagi, dan hanya memandangnya dengan kesal.

Lalu tiba-tiba dia berkata lagi,

"Hei, kenapa kamu tidak makan? Apa kau tidak suka dengan makanannya?"

"Agh, tidak. Makanannya enak. Aku hanya sedikit tidak enak badan saja." (Balas ku sambil tersenyum terpaksa)

Tapi dalam hati aku berkata,

"Sebenarnya selera makan ku mendadak hilang karena dirimu. Sama-sama tidak jelas seperti suami ku."

"Oh yah, bagaimana kalau setelah makan kita pergi nonton. Yah, supaya kamu bisa sedikit relax."

"Apa? Nonton? Maaf aku tidak bisa."

"Agh, ayolah teman. Kita ini teman kan? Jangan pelit dong sama teman sendiri."

"Apa? Pelit? Maksudmu apa?"

"Maksud ku jangan pelit membagi waktu mu dengan ku."

"Bukan begitu. Tapi aku memang tidak bisa. Aku punya pekerjaan penting."

Setelah mengatakan itu, aku berkata dalam hati,

"Mana bisa aku pergi berduaan dengan mu dan bersenang-senang dengan mu, sementara suami ku yang tidak jelas itu ada di rumah. Dia pasti tidak akan membiarkan ku berlama-lama di luar. Lihat saja, sebentar lagi dia akan menelepon ku."

Lalu dia berkata lagi,

"Pekerjaan apa?"

Ketika dia menanyakan itu, tiba-tiba ponsel ku berbunyi. Dan benar saja, suami ku menelepon ku. Dia juga mengirim ku pesan.

Tapi aku mengabaikan panggilannya, karena aku tidak ingin dia tahu kalau aku sudah menikah dengan atasan ku sendiri.

Maka dia bertanya,

"Kenapa teleponnya tidak dijawab? Itu atasan kamu kan?"

"Iya pak." (Jawab ku gugup)

"Apa atasan mu selalu memberi mu pekerjaan tambahan? Sampai-sampai kau tidak punya waktu untuk dirimu sendiri?"

"Agh, tidak pak."

"Sudahlah! Jangan bohong pada ku. Aku sangat mengenal atasan mu dengan baik. Dia adalah teman masa kecil ku. Dan kami berdua sangat suka bersaing. Atasan mu itu terkenal suka memaksa dan suka menang sendiri."

"Bapak salah. Atasan ku sangat baik dan pengertian pada seluruh karyawannya. Menurutku dia adalah bos idaman." (Balas ku berusaha membela suami ku)

Meski yang dia katakan benar, tapi sebagai istrinya, aku berusaha untuk tidak ikut menjelek-jelekkan dirinya di hadapan temannya sendiri."

Lalu, sebuah pertanyaan sulit pun tiba-tiba terlontar dari mulutnya, Dia bertanya apakah aku sudah punya pacar atau belum.

Itu pertanyaan yang sulit aku jawab. Mengingat aku sudah menikah diam-diam.

Akhirnya aku tidak menjawab pertanyaannya. Belakangan aku memaksa pergi dari cafe karena suamiku yang terus-menerus menghubungi ku.

Aku takut jika aku tidak segera pulang, dia akan meneriaki ku dan membetakku lagi dengan kata-katanya yang menyakitkan.

"Pak. Aku pergi dulu. Jika ada kesempatan, kita bisa bertemu lagi disini lain waktu."

"Ok! Baiklah! Hati-hati yah!"

Maka aku mengemudikan mobil ku dengan cepat. Karena aku sudah terlalu lama mengabaikan panggilannya. Aku takut jika dia berbuat aneh di rumah. Karena semenjak percerainnya dengan istri pertamanya, suami ku terkadang hilang kendali dan membingungkan.

**********

Lalu sesampainya di rumah, Aku segera berlari menemuinya di kamar. Dan disaat aku membuka pintu, aku melihat dirinya sudah terbaring di lantai. Aku juga melihat foto pernikahannya dan foto istrinya pertamanya yang pecah. Dan pecahan kaca itu berserakan di lantai. Sambil berbaring, dia terus memanggil-manggil nama istri pertamanya itu.

Maka saat itu aku menjadi sangat syok. Aku berpikir bahwa ternyata dia masih belum bisa melupakan mantan istrinya. Dan dia menikahi ku hanya untuk bersenang-senang. Aku pun hanya memandangnya sambil duduk di pintu. Perlahan airmata ku jatuh. Karena memikirkan keputusan ku yang salah.

Lalu belakangan aku bangkit dan mendekatinya. Aku berusaha membangunkannya sambil mengusap kepalanya.

"Sayang, bangunlah!

Sayang."

Aku terus berusaha menyadarkannya sampai akhirnya dia membuka matanya lalu memeluk ku dengan erat. Dan berkata,

"Tania, jangan tinggalkan aku. Ku mohon. Aku akan berubah. Aku akan jadi suami yang baik untuk mu. Ku mohon Tania."

"Sayang, aku bukan Tania. Aku Naomi. Tania sudah pergi meninggalkan mu beberapa bulan yang lalu."

Maka dia melepaskan tangannya dan menatap wajah ku. Lalu berkata,

"Naomi?

Maafkan aku Naomi.

Aku tidak sengaja. Tolong maafkan aku."

Aku menghela nafas panjang dan berupaya untuk sabar menyikapinya.

"Sudahlah! Kenapa kamu seperti ini?"

"Entahlah sayang. Tiba-tiba aku teringat Tania. Maafkan aku sayang. Aku tidak bermaksud menyakiti hati mu."

"Baiklah. Aku mengerti."

Episodes
1 Part 1 Awal Kehidupan Ku
2 Part 2 Menghadapi Tantangan Sulit
3 Part 3 Awal Yang Sulit
4 Part 4 Hubungan yang membingungkan
5 Part 5 Kesalahan Yang Manis
6 Part 6 Jatuh Cinta Pada Orang Yang Salah
7 Part 7 Tingkah Konyol Seorang Gadis
8 Part 8 Kembali Ke Paris
9 Part 9 Kencan Aneh
10 Part 10. Entah Apa Namanya
11 Part 11. Awal Hidup Ku Yang Baru
12 Part 12. Hari-hari Ku Sebagai Seorang Istri Kedua
13 Part 13. Rayuan Gombal Yang Tidak Jelas
14 Part 14. Dilema
15 Part 15. Kesabaran Ku Menghadapi Suami Ku
16 Part 16. Bujuk Rayu
17 Part 17. Awal Yang Baru
18 Part 18. Kebingungan Melanda
19 Part 19. Mengunjungi Orangtua
20 Part 20. Galau
21 Part 21. Kejadian Aneh
22 Part 22. Kesedihan Yang Mendalam
23 Part 23. Akhirnya Diterima
24 Part 24. Bahagia
25 Part 25. Acara Adat
26 Part 26. Masalah Rumit Yang Tiba-tiba Muncul.
27 Part 27 Perubahan Yang Tak Menentu
28 Part 28. Ketidakjelasan
29 Part 29. Hal Yang Aneh
30 Part 30. Kisah Lama Bersemi Kembali.
31 Part 31. Sifat Yang Aneh
32 Part 32. Hari Yang Menegangkan
33 Part 33. Rahasia Yang Terungkap
34 Part 34. Kekesalan hati.
35 Part 35. Bersenang-Senang
36 Part 36. Rasa Bahagia
37 Part 37. Kejutan Spesial
38 Part 38. Kerja Sama
39 Part 39. Bahagia Sesaat
40 Part 40. Jengkel
41 Part 41. Usaha
42 Part 42. Mencoba Lagi
43 Part 43. Masalah Lain
44 Part 44. Masalah Tak Terduga
45 Part 45. Menyerah Pada Godaan
46 Part 46. Di antara Dua Pria
47 Part 47. Di Vila Mertua
48 Part 48. Janji
49 Part 49. Kencan dan Rasa Bersalah
50 Part 50. Keluarga Dan Kenangan
51 Part 51. Pencapaian yang Menyedihkan
52 Part 52. Cinta yang Salah
53 Part 53. Membicarakan Masalahnya
54 Part 54. Rumit
55 Part 55. Khayalan dan Realita
56 Part 56. Antara Keluarga dan Cinta
57 Part 57. Hati yang Tidak Tenang
58 Part 58. Akhir yang Menyedihkan
59 Part 59. Tangisan
60 Part 60. Duka yang Dalam
61 Part 61. Perasaan Tertekan dan Upacara Pemakaman
62 Part 62. Milikku Kembali
63 Part 63. Akhir Kisahku
64 Terima kasih
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Part 1 Awal Kehidupan Ku
2
Part 2 Menghadapi Tantangan Sulit
3
Part 3 Awal Yang Sulit
4
Part 4 Hubungan yang membingungkan
5
Part 5 Kesalahan Yang Manis
6
Part 6 Jatuh Cinta Pada Orang Yang Salah
7
Part 7 Tingkah Konyol Seorang Gadis
8
Part 8 Kembali Ke Paris
9
Part 9 Kencan Aneh
10
Part 10. Entah Apa Namanya
11
Part 11. Awal Hidup Ku Yang Baru
12
Part 12. Hari-hari Ku Sebagai Seorang Istri Kedua
13
Part 13. Rayuan Gombal Yang Tidak Jelas
14
Part 14. Dilema
15
Part 15. Kesabaran Ku Menghadapi Suami Ku
16
Part 16. Bujuk Rayu
17
Part 17. Awal Yang Baru
18
Part 18. Kebingungan Melanda
19
Part 19. Mengunjungi Orangtua
20
Part 20. Galau
21
Part 21. Kejadian Aneh
22
Part 22. Kesedihan Yang Mendalam
23
Part 23. Akhirnya Diterima
24
Part 24. Bahagia
25
Part 25. Acara Adat
26
Part 26. Masalah Rumit Yang Tiba-tiba Muncul.
27
Part 27 Perubahan Yang Tak Menentu
28
Part 28. Ketidakjelasan
29
Part 29. Hal Yang Aneh
30
Part 30. Kisah Lama Bersemi Kembali.
31
Part 31. Sifat Yang Aneh
32
Part 32. Hari Yang Menegangkan
33
Part 33. Rahasia Yang Terungkap
34
Part 34. Kekesalan hati.
35
Part 35. Bersenang-Senang
36
Part 36. Rasa Bahagia
37
Part 37. Kejutan Spesial
38
Part 38. Kerja Sama
39
Part 39. Bahagia Sesaat
40
Part 40. Jengkel
41
Part 41. Usaha
42
Part 42. Mencoba Lagi
43
Part 43. Masalah Lain
44
Part 44. Masalah Tak Terduga
45
Part 45. Menyerah Pada Godaan
46
Part 46. Di antara Dua Pria
47
Part 47. Di Vila Mertua
48
Part 48. Janji
49
Part 49. Kencan dan Rasa Bersalah
50
Part 50. Keluarga Dan Kenangan
51
Part 51. Pencapaian yang Menyedihkan
52
Part 52. Cinta yang Salah
53
Part 53. Membicarakan Masalahnya
54
Part 54. Rumit
55
Part 55. Khayalan dan Realita
56
Part 56. Antara Keluarga dan Cinta
57
Part 57. Hati yang Tidak Tenang
58
Part 58. Akhir yang Menyedihkan
59
Part 59. Tangisan
60
Part 60. Duka yang Dalam
61
Part 61. Perasaan Tertekan dan Upacara Pemakaman
62
Part 62. Milikku Kembali
63
Part 63. Akhir Kisahku
64
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!