(Tandai Typo)
El berdiri sambil berkacak pinggang. Maniknya yang cantik dan indah itu menatap ke sekeliling taman mansion.
Langkahnya membawanya ke satu paviliun yang ternyata berisi bunga-bunga yang kemungkinan besar adalah koleksi Amanda.
"Woahh. Canan indah" El terkagum-kagum akan keindahan paviliun itu.
Dia berjalan kecil menuju ke ruangan paling belakang, dimana disana tersimpan alat-alat yang digunakan untuk merawat bunga-bunga itu.
"Meow" suara kucing mengalihkan perhatiannya.
"Eoh? Tucin? Meoww cini cama El meoww" El celingukan mencari keberadaan kucing itu.
Karena penasaran, dia pun keluar dari paviliun dan berjalan mencari keberadaan sang kucing hingga sampailah dia di sebuah cat room yang berada tepat dibelakang paviliun. Didalam cat room itu terdapat seekor kucing yang nampak tengah memandang El dengan bingung, seolah dia tak mengenal tentang siapa orang yang berada di depannya ini.
(Anggap aja kucing itam itu gak ada yak!).
Ilustrasi.
Kucingnya.
Tahukah kalian dengan kucing yang satu ini? Ini adalah Ashera cat. Kucing termahal didunia dan tentunya kucing ini sangat sedikit dan langka.
Ashera - Rp1,9 Miliar. Kucing dengan ras ashera mampu menyentuh angka Rp1,9 M dikarenakan jumlahnya yang sangat sedikit dan langka.
(Ringkasnya dari mbak google yak wkwk).
El melihat ada satu pelayan yang nampak tengah memotong-motong rumput "Paman! Paman!" panggilnya.
Pelayan lelaki itu sontak menoleh dan langsung mendekat. Dia membungkuk tubuhnya dengan hormat "Ada yang bisa saya bantu, Nona kecil?".
"Tolon butain ini, El mau macuk" tunjuknya pada pintu yang terkunci itu.
"Tapi, Nona kecil. Kucing yang ada di dalam sana sangat ganas. Nanti Nona kecil bisa dia gigit ataupun cak-...".
"Paman belicik! Cepat buta caja!" titahnya.
Pelayan itupun terpaksa membukanya, daripada diamuk kan, lebih baik buka saja dan awasi si permata keluarga itu. Biarlah pekerjaannya ditinggal dulu.
El berjalan mendekati kucing itu "Cini cini, main cama El ya! Ayo main!" El berusaha meraih kucing itu.
Namun kucing itu menjauh dan menatap lapar ke arah El, seakan dia akan menerkam El detik itu juga.
Bukannya takut, El justru semakin mendekat. Dia membuka biskuit yang ada di saku celananya lalu mengarahkannya pada kucing itu.
"Cini matan, El ndak natal kok. Cini, main cama El ya?".
Sang pelayan yang berdiri dibelakangnya sudah ketar-ketir ketika melihat tatapan kucing itu. Namun, tanpa dia sangka kucing itu mendekati El dan memakan biskuit yang El berikan.
Pelayan itu hanya bisa melongo tak percaya. Bagaimana tidak? El adalah orang pertama yang tidak diterkam kucing itu setelah Andreas. Kucing itu adalah kucing kesayangan Andreas, sengaja ditempatkan dibelakang paviliun dikarenakan kucing itu terkenal akan keganasannya, kucing itu bahkan tak memandang bulu, siapa saja dapat dia terkam.
El tersenyum lembut sambil mengelus kepala kucing itu "Tamu lucu banet xixi" tanpa rasa takut dia langsung memeluk kucing itu yang sudah menghabiskan biskuitnya.
"Meow...meow" kucing itu akhirnya luluh, dia langsung menjilat wajah El membuat El tertawa kegelian.
"Haha! Deli meow! Haha! Cetopp! Haha!" tawanya. Tubuhnya seketika tertidur dilantai dengan sang kucing yang berada di atas tubuhnya.
"Belat! Mindil! Haha! Cetop! Meow, tamu belat! Haha!".
Bagaimana tidak berat? Kucingnya saja tingginya sebatas dada El.
Karena mendengar keributan dari arah belakang paviliun. Andreas, Amanda, Xander dan Bianca langsung menghampiri tempat itu. Dan terkejutlah mereka ketika melihat si tuyul tengah bermain-main dengan kucing itu. Bahkan Xander sampai melongo dibuatnya, dia saja sangat takut berdekatan dengan kucing itu dikarenakan dia sendiri pernah dicakar oleh kucing itu.
"Haha! ¡Mi nieto es absolutamente increíble! (Cucuku benar-benar luar biasa!)" ucap Andreas dengan bangga.
"Ternyata bukan cuman Papa saja yang bisa menjinakkan kucing itu" sambung Amanda menatap cucunya tak percaya.
"Opa! Haha! Tolonin! Haha deli haha! Meow! Cetop! Haha!" tawanya mulai melemah karena kelelahan.
Bianca yang melihat itu jelas saja panik, anaknya kan tidak boleh kelelahan "Pa, sudah, kasihan. Papa tidak lupa dengan pesan dokter kan?".
Andreas pun teringat "Choco! Come here" titahnya.
Kucing itu langsung menurut, dia menghampiri Andreas dan Andreas langsung menggendong kucing yang bernama Choco itu.
Bianca pun beralih mengangkat tubuh sang anak sambil membersihkan wajah sang anak dengan tisu basah yang baru saja pelayan berikan.
"Opa, namana Choco?" tanya El.
Choco (Bacanya Coko).
Andreas mengangguk "Apa Lexa tidak takut?".
Anak itu menggeleng "Tatut untuk apa?" tanya dia heran.
"Yah pokoknya takut aja gitu".
El kembali menggeleng "Tatut apaan? Olan meowna lucu kok!" ucapnya santai yang langsung membuat semuanya melongo, kecuali Andreas yang sudah tersenyum lebar, bangga karena bukan hanya dia yang bisa menjinakkan kucing kesayangannya ini.
"Mama, tulunin! El mau main cama meow-...eh macutna Choco" pintanya menatap sang ibu dengan puppy eyes miliknya.
Bianca yang tak tahan akan tatapan mata itu langsung menurunkan El setelah dia memberikan satu kecupan di pipi gembul anaknya.
"Choco, come hele. Come play with me Choco" panggil dia.
Kucing itu langsung mendekati El dan mengendus-endus di kaki El "Meow".
"Xixi Tamu lucu Choco. Tenalin, nama El itu El! Choco pandil El itu El ya!" dia menjeda kalimatnya.
"Eh? Choco tan ndak bica nomon, hehe" El terkikik. Wong kucing kok di ajak kenalan, mana bisa dia memanggil nama kamu anak tuyulll! Pikir semua orang.
Semuanya yang mendengar itu hanya bisa terkekeh. Banyak pelayan yang ada disana sampai terkagum-kagum akan El yang bisa menjinakkan kucing ganas milik Tuan besar mereka. Luar biasa memang pesona tuyul ini.
Buntalan lemak memang tidak ada tandingannya. Semua orang saja tunduk, apalagi kucing ganas ini? Berikut apa lagi?.
To be continued...
(Halow man-temannn! Jangan lupa like dan komen! Timakacih udah baca! Dadah!).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments