K.E.F. 20

(Tandai Typo)

Hari ini si tuyul nakal sedang bermain bersama Choco. Di dalam mansion sangat sepi, semua orang sedang keluar mengurusi urusan dan pekerjaan mereka, termasuk Bianca yang harus keluar sebentar untuk mengurus sesuatu yang sangat penting.

"Choco, El bocann" ucapnya berguling-guling di atas karpet berbulu yang ada di playroom miliknya.

Hari itu, setelah El dapat menjinakkan kucing itu, Andreas memutuskan untuk melepaskan kucingnya dan membiarkan kucing itu bermain di sekitar mansion. Walaupun dulu kucing itu sangat ganas, namun sekarang karena sudah ada pawangnya, jadilah si kucing anteng dan menurut pada El.

Kucing itu sibuk bermain dengan permainannya, sedangkan El sudah berguling-guling karena sudah merasa bosan.

"Huhh Choco El bocannn! Tamu tenapa diam caja cih?!" protes El. Dia langsung duduk dan melipat kedua tangannya didepan dada, memandang Choco dengan tatapan sinisnya.

"Awac caja tamu! Atan tu balac nanti! Olan El cedan nomon tamuna ndak denel!" El langsung berdiri dan menghentak-hentakkan kedua kakinya.

"Choco jahat! Not nice! El ndak cuka!" El mulai merengek dan sebentar lagi dirinya akan menangis.

Seolah mengerti, kucing itu langsung berhenti dan mendekati El. Dia mengendus di kaki El, sambil memutar-mutar tubuh buntalan lemak itu.

"Meoww meoww".

seolah meminta maaf, kucing itu terus mengendus kaki El. Tentunya membuat El tersenyum sangat lebar.

"Xixi Tamu lucu ya? El cuka! Xixi Ote! Tamu El maapin! Xixi" El langsung menarik rantai kalung Choco dan berjalan keluar dari playroom.

"Choco, tita main te belatan ya?" El berjalan menuju ke arah kolam renang belakang mansion.

Belum sampai dia disana, dua pelayan sudah mendekatinya sambil membungkukkan tubuh mereka.

"Nona kecil, anda ingin kemana?" ucap mereka sopan.

El tersenyum lebar sambil tangan berlemaknya menunjuk ke arah kolam renang "Mau main di cana".

"Baik. Tapi kami harus menemani, Nona kecil. Bagaimana? Apa anda setuju?".

"Eung!".

Mereka berdua pun mengikuti El dari belakang, keduanya sama-sama menahan kegemasan dengan Nona kecil mereka ini. Sungguh menggemaskan! Apalagi El berjalan dengan diapers yang bergoyang-goyang, tak lupa dengan pipinya yang juga ikut bergoyang.

Disana El pun melepaskan rantai Choco "Choco, El mau lempal ini teluc Choco tejal dan tantap ya?" ucap El sambil memperlihatkan mainan milik Choco.

"Meoww".

El tersenyum, lalu bersiap melempar mainan itu "Ote, ciap-ciap ya! Catu...dua...tidaaa! Tejal Choco! Tejal!" seru El bertepuk-tepuk tangan.

Choco pun mengejarnya dan menangkapnya, lalu dia kembali ke El, berniat agar kembali bermain.

El pun menerimanya sambil tertawa "Haha! Tejal-tejal! Haha!" El melemparnya kembali dan Choco mengejarnya.

Namun kali ini Choco tak berhasil, kucing itu malah terjatuh ke dalam kolam renang, membuat El tertawa terbahak-bahak.

"Haha! Lucu banet! Haha!" El langsung tertidur di atas lantai sambil memeluk perutnya sendiri.

"Haha! Tacian! Haha! Aduhh cakit pelutna El! Haha!" tawanya tak henti.

Tiba-tiba El berhenti tertawa karena merasakan tubuhnya yang melayang, dia langsung membuka matanya dan mendapati Mama-nya tengah tersenyum padanya.

"Jangan tidur di sini, sayang. Kotor loh?".

El tersenyum "Mama cudah pulan?".

Bianca terkekeh sambil mengangguk "El mandi bareng Mama yuk?".

"Ayo-ayo-ayo! Yeyeye! Serunya" El langsung memeluk leher Bianca dan menatap Choco yang sudah kembali dimasukkan ke kandangnya oleh beberapa bodyguard.

"Mama".

"Heumm?".

"El mau matan donat" ucapnya tiba-tiba.

Bianca sontak menoleh "Donat?".

"Eung!"

"Mau rasa apa?".

"Emm laca cotlat dan bentutna celepti talpal" ucap El salah-salah.

Bianca pun terkekeh sambil mencolek ujung hidung mancung milik anaknya "Seperti kapal sayangg".

"Pototna itu Mamaaa" merengeklah si tuyul.

"Ehh? Kok ngerengek sih?".

Tangan El yang berlemak itu terangkat menggeplak dada Bianca.

Plakk!.

"Mau donat! Donat! Mamaaaa mau donattt!" rengeknya.

"Iya sayangg iyaa, mandi dulu tapi ya?".

El pun diam dan mengangguk lucu.

Sedangkan Bianca berpikir sebentar, mana ada donat bentuk kapal? Dia memandang anaknya dengan bingung.

"Donat bentuk kapal?".

"Eung! Talpal".

"Mau ambil dimana, sayangg? Donat kan bentuknya bulat" ucap Bianca menjelaskan.

"Yacudah danti caja. El mau donat kecil-kecil yan dalamna ada icianna. El mau ician laca clece".

Bianca menghela nafas pasrah "Cheese, sayangkuu".

El diam tak memperdulikannya, yang penting Mama-nya mengerti itu saja sudah lebih dari cukup. Dia kan lelah untuk membenarkan perkataannya yang mungkin ada salah-salahnya.

***

Indonesia.

Callista kelimpungan karena baru mengetahui jika Xander sekeluarga telah pindah ke Spanyol.

"Sialan! Bagaimana bisa aku tidak mengetahuinya?!" ucapnya kesal.

"Sayang" panggil seorang lelaki berhidung belang dan memiliki perut yang buncit, umurnya pun sudah kelihatan tua dan mereka baru saja selesai melakukan hubungan intim.

"Pokoknya aku harus bisa mendapatkan Alex kembali agar hartanya bisa turun kepadaku, Babe" ucapnya bergelayut manja ke lelaki tua itu.

Lelaki itu mengelus pinggang naked Callista "Tenang sayangku, aku akan membantumu. Nanti setelah berhasil, kita akan semakin kaya dan aku akan segera menceraikan istriku".

"Apa kamu sudah mendapatkan harta istrimu?".

"Tentu, sayang. Aku sudah mendapatkannya. Aku hanya tinggal menunggumu, sayangkuu" suaranya berat, tangannya mulai berkeliaran kemana-mana.

Callista mulai keenakan "Eunghh! Babhe you are so amazing!" Callista mulai menggoda lelaki itu dan terjadilah hubungan intim untuk yang entah keberapa kalinya.

To be continued...

(Heloww! Timakacih karena sudah menunggu cerita ini ya! Hehe jangan lupa like dan komen! Timakacih udah baca! Dadah!).

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***