(Tandai Typo)
Seorang wanita cantik dan seksi memasuki sebuah ruangan CEO. Wanita cantik itu menggunakan stelan kantor yang sangatlah seksi memperlihatkan belahan dadanya.
"Hai!" sapanya pada lelaki yang tengah duduk di kursi kebesarannya.
Lelaki itu sontak terkejut, melihat wanita yang ada dihadapannya. Dengan berani wanita itu maju dan duduk di atas meja dengan gaya yang menggoda.
Ilustrasi. (Demi keamanan, diblur ya t4 h4r4mNya ityu. Harap maklumi).
Walaupun cantik namun makeup yang dia pakai terbilang sangat menor, wajah cantiknya tertutup digantikan dengan wajah tante-tante girang. Ehh? Wkwk.
"Apa yang kau lakukan!" sentak lelaki itu menatap wanita tersebut dengan tajam.
Sebut saja dia Callista. Wanita berkebangsaan Inggris yang terkenal akan keseksiannya. Wanita itu tersenyum "Aku sangat merindukanmu, Alex. Kau tidak ingin kembali padaku? Aku akui aku sangat salah dulu".
Lelaki yang bernama Alex itu berdecih "Cih! Kembali? Padamu? Haha! Mimpi saja kau!".
Callista turun dari atas meja dan berjalan mendekati lelaki itu. Dia lalu berdiri disamping lelaki itu dengan tangannya yang mulai mengelus-elus dada bidang lelaki tersebut.
"Aku menyesal Alex, aku masih mencintaimu" sesalnya.
Lelaki itu yang sudah terlewat marah langsung mendorong wanita itu dengan kasar. Dia langsung berdiri, menatap Callista dengan tajam.
"Ingat! Saya sudah menikah dan memiliki anak! Saya mencintai istri saya dan seterusnya akan seperti itu!" sentaknya.
Callista tersenyum, bangkit dan berdiri dihadapan lelaki itu "Memangnya kenapa? Aku bahkan siap untuk menjadi istri keduamu" ucapnya dengan nada menggoda.
Bukannya tergoda, justru lelaki itu bergidik ngeri, merasa jijik akan wanita dihadapannya ini "Kau benar-benar setia menjadi wanita penggoda" ucapnya terkekeh remeh.
Callista tak tersinggung, justru dia semakin melebarkan senyumannya. Dengan berani tangannya kembali terangkat mengelus dada bidang lelaki itu.
"Aku bisa memberikanmu anak laki-laki, sayang. Tidak seperti istrimu yang sudah tidak bisa untuk mengandung lagi" ucapnya sinis.
Rahang lelaki itu mengeras, tak terima istrinya dikata-katai seperti itu. Dia langsung mencengkram dagu wanita itu dengan erat. Kedua maniknya yang tajam seketika berubah menjadi sedikit kemerahan, menahan emosinya yang sudah sangat memuncak.
"Kau! Berani sekali kau!".
"Aww! Lepasin sayanggg" dengan tidak tahu dirinya wanita itu merengek dengan manja.
Tentu hal itu semakin membuat lelaki itu murka, dengan kasar dia langsung mendorong tubuh wanita itu sehingga terpental cukup keras di atas lantai.
"Akh! Alex! Kamu kenapa kasar? Aku kan kesini dengan baik-baik" pekik gadis itu sambil berdiri, menepuk-nepuk bokongnya yang terasa sedikit perih.
"Pergi!".
"Tidak! Aku tidak akan pergi dari sini! Aku itu sangat mencintaimu, Alex!".
Ceklekk!.
"Maaf Tuan kami terlambat" sesal satpam.
"Tangkap dia dan jangan biarkan dia masuk kesini lagi!" titahnya menatap mereka tajam.
Kedua satpam itu langsung menggandeng Callista, membawa wanita itu keluar dari sana.
"Alex! Kamu tega denganku?! Lepaskan! Alex! Lihat saja kamu! Aku pasti akan mendapatkan mu!" teriak wanita itu sebelum menghilang dari sana.
Lelaki itu memijat pelipisnya, lalu melemparkannya buku yang ada di atas meja "Brengsek!".
"Aku tak akan melepaskan mu begitu saja Callista! Kau sudah berani mengusik keluargaku, maka kau akan menanggung akibatnya!" tuturnya penuh amarah.
Sampai kapanpun dia tak akan terima jika ada yang berusaha untuk menghancurkan rumah tangganya. Wanita tadi salah satunya. Benar-benar wanita gila hilang akal!.
Callista adalah mantan pacarnya yang sayangnya dia tak tahu jika Callista adalah seorang wanita penggoda atau dalam kata lain adalah kupu-kupu malam. Wanita itu sudah bergonta ganti lelaki, mau itu muda sampai ke tua.
Disisi lain, ternyata istri dan anak dari lelaki itu sudah mendengar ucapan Callista. Ya, keduanya ada di perusahaan lelaki itu. Tepatnya didepan ruangan, namun istrinya hanya bisa diam. Dia tahu bahwa suaminya akan selalu berada di pihaknya. Dan dia percaya pada suaminya itu.
Anak kecil yang berada di gendongannya terlihat masih sedikit lemah, namun dia tadi memaksa untuk datang ke perusahaan Papa-nya.
"Lupana itu bibit pelakol" gumam anak itu dengan pelan.
"Kamu bilang apa sayang?" tanya wanita itu yang tak lain dan tak bukan adalah Bianca.
Ya! Dan lelaki yang tadi itu adalah Xander, callista memanggil Xander dengan nama depan lelaki itu, yaitu Alexander, Alex. Tentunya pemeran utama sih bocah nakal dan banyak tingkah, El.
"Ndak, Mama. El mau tetemu cama Papa".
Bianca tersenyum "Oke, kita ketemu Papa ya" dia lalu mulai masuk kesana.
"Mas" panggilnya.
Xander yang sedang duduk sambil memijat pelipisnya sontak menoleh ke asal suara.
"Sayang?" balas Xander dengan raut wajahnya yang terlihat ada penyesalan.
Bianca yang mengerti memberikan senyuman tulusnya "Tidak apa-apa. Tenang" ucapnya tanpa suara yang langsung mengundang senyuman dalam lelaki itu.
"Papa? Dendon" pinta El sambil merentangkan tangannya, meminta agar Xander menggendongnya.
Xander pun langsung menggendong tubuh gempal anaknya itu. Sekilas dia menempelkan telapak tangannya pada dahi anaknya.
"Suhunya sudah turun. Kenapa kesini sih?".
Bianca berjalan mendekati sofa dan duduk disana sambil membuka bekal bawaannya "Gak tau tuh anak kamu. Maksa minta kesini".
Xander tersenyum, mengecup pipi anaknya sekilas "Kenapa, Hm? Kangen sapa Papa? Iya?".
El mengangguk, menunjuk ke arah Bianca yang sudah duduk itu "Cana Papa, dudukkk. Matan cian cama-cama".
***
Setelah makan siang Xander langsung melanjutkan pekerjaannya. Dia duduk di kursi kebesarannya menghadap komputernya, laptop dan beberapa tumpukan berkas yang harus dia periksa dan tanda tangan.
Sedangkan untuk Bianca, wanita itu sibuk dengan iPad nya, nampak dia tengah melihat perkembangan butik dan produknya.
Lalu sih bocah nakal itu? Yah dikarenakan sedang lemas, dia hanya duduk disamping Bianca sambil menyusun Lego-Lego yang dia bawa tadi.
"El halus bica buat cingkilin pelakol itu" gumamnya. Walaupun masih kecil, namun dia mengerti akan bibit-bibit pelakor seperti wanita tadi.
Bosan dengan Lego, dia merangkak dan langsung naik ke atas pangkuan Bianca. Bianca dengan sigap langsung menahan bobot tubuh anaknya agar tidak terjatuh.
"Kenapa, hm? Haus?" ucap Bianca seraya melepaskan iPad nya.
El menggeleng "El mau tana".
"Apa sayang? El mau apa? Bilang sama Mama".
"Tadi itu ciapa cih, kok baduna cekci beditu? Apa dia tukan antal patet?" tanya dia dengan polos.
"Pfft...emm g-gak sayang" mati-matian Bianca menahan tawanya.
Kepala El miring ke kiri "Telus apa? Itu ya? Yan cinin cepip".
Kening Bianca seketika mengerut. Tak mengerti maksud dari ucapan anaknya itu "Cinin cepip apa, sayang?".
"Itu loh Mama, Yan biaca capu-capu cama belci-belci" balasnya polos.
Pecah sudah tawa Bianca. Sungguh anaknya sangat ahli dalam membuat orang tertawa.
"Cleaning service?".
Dengan antusias El mengangguk "Nah ituu! Cinin cepip!".
"Pfft haha! El sayangg, cleaning service. Coba ulangi".
Tangan mungilnya El tergerak menggaruk ujung keningnya "Cinin cepip".
"Hahaha! Adoihh! Haha! Perut Papa sakit deh! Haha!" tawa Xander yang memang sejak tadi terus menahan tawanya.
Bianca pun begitu, dia ikut tertawa karena ucapan anaknya "Ya Tuhan" gumamnya pelan sambil menghapus air matanya yang keluar akibat tertawa.
"Mama, tadi itu ciapa? Pelakol ya?" penuturannya mampu membuat Bianca dan Xander membelalak. Dari mana anak mereka mengetahui kata itu? Menjadi pertanyaan besar dalam pikiran keduanya.
"Heh! Kamu tau dari mana kata itu hah?!".
"Aunty Liola nan bilan, tatana talau ada pelakol halus di muckanan".
"Bwuahahaha! Adohh! Haha! Ya Tuhan!" Xander kembali tertawa ketika anaknya yang masih salah-salah dalam berucap.
Sedangkan Bianca sudah menepuk jidatnya "Musnahkan, sayang. Bukan muckanan" ucapnya memperjelas.
"Ya potokna itulah. Telus kata Aunty, pelakol itu ada banak jenisna, contohna celepti jepayah".
Xander dan Bianca saling pandang, sama-sama menepuk kening mereka.
"Seperti jerapah, bukan celepti jepayahhh anakku sayangg" ucap Bianca gemas.
"Kenapa jelapah Mama?" tanya El.
Bianca pun mengerut "Loh? Tadi bukannya El bilangnya jerapah ya?".
El hanya ber-oh-ria saja "Cucu Mama".
"Lah?" Bianca menatap Xander yang juga menatapnya dengan tatapan cengo.
To be continued...
(Hai! Sorry yak baru up, harap maklumi. Seperti biasa, like dan comenn! Timakacih udah baca! Dadah!).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
sendy kiki
ok Kaka semangat gift hadiah bunga 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹 rajin up KA biar hadiah bunga
2024-05-19
2