K.E.F. 15

(Tandai Typo)

Bandara Soekarno Hatta.

Semenjak tiba di Bandara, Liora tak henti-hentinya untuk menangis. Wanita itu senantiasa memangku buntalan lemak kesayangannya.

"Hiks Lo serius Bi?" ucap Liora menangis.

Bianca menghela nafas panjang sambil mengelus punggung sang sahabat dengan lembut "Tenang aja, gue bakalan sesekali ke sini kok. Iya kan sayang?".

Yang ditanya hanya diam, El diam fokus dengan Lego baru pemberian dari Liora.

"Aunty telimakacih ya! El cayannn cama Aunty!" ucapnya sambil memeluk Liora.

"Ahhh so sweet! Jadi terhura gue! Hiks, masa gue ditinggal!" tangisnya lagi.

Bianca tersenyum "Gak apa-apa kok, ya? Lo jaga diri baik-baik disini. Gue janji, gue akan sesekali berkunjung kesini".

Liora mengangkat jari kelingkingnya "Janji?".

"Of course" Bianca tersenyum dengan lembut, dia pasti akan merindukan sahabatnya yang prik ini wkwk.

***

Setelah melakukan perpisahan yang begitu menyedihkan, kini Xander, Bianca, El dan beberapa bodyguard mulai berjalan ke satu jalan khusus menuju ke jet pribadi milik Erickson Family. Bahkan di badan pesawat jet itu terdapat tulisan besar berlogo E.F (Erickson Family). Di dekat pintu masuk, terdapat seorang lelaki kepercayaan Erickson Family. Dia adalah Matteo, lelaki baya yang sudah bekerja dibawah perintah Erickson Family semenjak Xander masih dalam kandungan.

Ilustrasi.

"Silahkan, Tuan, Nyonya dan Nona kecil" ucapnya mempersilahkan masuk.

Semua bawahan, pelayan dan bodyguard yang bekerja dibawah perintah Erickson Family diharuskan bisa berbahasa Indonesia. Itu harus! Karena itu adalah hal yang paling penting.

(Anggap aja warna item).

Ootd Xander sekeluarga.

Mereka memasuki jet itu dengan El yang berada di gendongan Xander, anak itu terlihat berbinar ketika berada di dalam jet itu.

"Yeyeye! Nait pecawatt! Holee!" serunya ketika sudah duduk di atas pangkuan Bianca.

Bianca dan Xander sama-sama tersenyum hangat. Memang, anak adalah segalanya bagi siapapun, contohnya Xander dan Bianca. Keduanya rela melakukan apapun asalkan anak mereka bahagia.

Dengan wajah polos dia mendongak menatap Bianca "Mama, tita mau temana? Tenapa haluc nait pecawat?".

Bianca tersenyum sambil mengelus punggung tuyul itu "Kita mau pindah ke Spanyol, sayang. Oma dan Opa meminta agar kita tinggal disana".

"Ohh" El ber-oh-ria saja tanpa sadar dengan ucapan sang Mama.

Sedetik kemudian, dia pun tersadar dan langsung menatap Bianca dengan raut wajah yang sebentar lagi akan menangis.

"Loh? Yahh Mama mah! Maca El haluc jauhan cama Aunty Liola! Huaaa! Ndak mauu! El main cama Aunty Liola dimana don?! Hiks huaaaa! Mama not nice! El ndak like! Huaaa!" pecah sudah tangis si tuyul nakal ini.

"Ehh, gak boleh nangis sayang. Aunty Liora kan kerja disana. Aunty Liora harus tinggal karena menjaga butik dan salon Mama".

El semakin memberontak "Ndakk! Ndakk! Itu tan puna Mama, tenapa haluc Aunty Liola yan uluc?! Hiks huaaaa!!! Mama not nice! El ndak cuka! Huaaa!".

Bianca segera berdiri sambil mengayun-ayunkan tubuh anaknya yang nampak sudah sangat mengantuk "Susstt, diem sayang. Tidur ya? Ini susu, Mama kasih susu oke?".

Bianca akhirnya menyusui El sambil berdiri dan mengayun-ayunkan tubuh gempal anaknya itu. Dan benar saja, ternyata El rewel karena memang sudah mengantuk. Bianca pun membawa El ke dalam kamar yang memang sudah tersedia didalam jet itu.

Kamar yang begitu mewah dengan desain yang modern. Kebersihan kamar itu sangatlah dijaga dengan begitu ketat dan teliti. Bahkan setitik debu pun tak ada, yang ada hanya kebersihan dan wangi kamar yang menyejukkan indra penciuman.

Bianca melepaskan tubuh El dengan hati-hati, selanjutnya dia ikut berbaring disamping anaknya sambil terus menyusui sang anak. Lama-kelamaan dirinya mulai tertidur dan ikut terlelap bersama tuyul nakal kesayangannya.

Sementara di luar kamar, Xander nampak duduk memangku kakinya dengan segelas wine. Di belakang lelaki itu ada Matteo, orang kepercayaan yang ditugaskan Erickson Family untuk menjemput Xander sekeluarga.

"Kita akan landing di Barcelona, Tuan. Sesuai tujuan kita" jelas Matteo.

Xander hanya membalasnya dengan deheman saja. Pandangan lelaki itu lurus ke arah luar jendela, dimana menampakkan keindahan awan-awan dengan beberapa burung disekitarnya. Sungguh indah memang ciptaan Tuhan.

"Tuan besar meminta agar setelah mendarat, kita diharuskan langsung ke mansion. Disana juga sudah ada Tuan dan Nyonya Moreno" jelasnya lagi.

Xander hanya mengangguk dan berdehem. Dia mengangkat sebelah tangannya untuk memerintahkan agar Matteo segera pergi dari sana.

Oh ya, Tuan dan Nyonya Moreno itu adalah orang tua dari Bianca. Untuk nama para tokoh lainnya, akan ada di bab lanjutan.

***

Setelah beberapa jam perjalanan, mereka pun landing di Barcelona. Kota dan negara tempat Xander dan Bianca dilahirkan. Sementara El dilahirkan di negara Korea Selatan, tepatnya di Seoul.

Mereka keluar dari pesawat dan langsung disambut dengan jejeran bodyguard dan beberapa mobil untuk menyambut dan menjemput kedatangan mereka.

Ilustrasi.

Matteo segera membukakan pintu mobil untuk Xander, Bianca dan El masuk.

"Silahkan, Tuan, Nyonya dan Nona kecil".

El mendelik mendengarnya "Hey! El butan tecil ya! Tapi belum becal caja!" sentaknya.

Matteo hanya terkekeh kecil, sungguh lucu memang permata dua keluarga besar ini. Selain lucu, dia juga sangat beruntung karena lahir dalam keluarga konglomerat yang terkenal dan merajalela ke beberapa manca negara.

Sungguh indah memang kota Barcelona ini. Kota yang banyak orang kenal sebagai kota pemain sepak bola, dimana Barcelona ini memiliki group pemain sepak bola yang sangat terkenal.

Mata bulat itu memandang binar ke arah jalanan kota "Wahh! Cetalan tita ada dimana Mama?".

"Kita ada di Spanyol, sayang. Tepatnya di Barcelona. Papa dan Mama lahir disini" jawab Bianca sekenannya. Xander disebelahnya hanya diam tersenyum sambil mengelus puncak kepala sang anak.

El sontak menoleh "Woaah! Benaltah? Teluc El lahil dimana? Di Indonecia?".

Bianca tersenyum "Nope, sayang. El lahir di Korea, tepatnya di Seoul. Nanti jika ada waktu, Papa dan Mama akan membawa El ke sana oke?".

El mengangguk antusias "Ote Mama! Holeee! Cetelah Chanyeol El atan peldi te Tolela! Xixi".

Oke. Anak ini kembali salah berucap, sangat jauh bukan? Spanyol jadi Chanyeol, Korea jadi Tolela.

Bianca dan Xander sejenak saling pandang, lalu menepuk jidat masing-masing.

"Spanyol dan Korea, sayang".

"Pototna itu Mama! El ndak bica nomonna dimana" ucapnya dengan polos.

Bianca hanya terkekeh. Tangannya terangkat mencolek hidung mancung sang anak.

"Gemesnaa anak Mama!" ucapnya.

"Mama" panggi El.

"Heumm? Kenapa sayangku?" ucap Bianca selembut kain sutra.

"El mau tana, boleh?" ucapnya sambil menoel-noel dada Bianca.

"Tanya apa sayang? Bilang aja mau tanya apa".

"Mama tau ndak alti dali Bancat! Anjin! Cialan! Ba*i! Emm apa ladi ya?" ucap El sambil mengetuk-ngetuk dagunya, mencoba mengingat kata Liora yang sempat dia dengar.

Xander dan Bianca langsung membelalak tak percaya "Kamu tau dari mana itu hah?!" sentak Bianca.

Dengan polosnya El menjawab "El denel di telpon watu itu. Tan Mama cama Aunty Liola cedan telponan dan Mama tatana mau pamit cama Aunty, jadi El denel di citu" jelas anak itu.

Bianca memejamkan kedua matanya, merutuki kebodohan sahabatnya yang sangat asal bicara. Lihatlah! Anaknya jadi terbawa arus! Sialan memang.

To be continued...

(Heloww man-temannnn! Nih udah sesuai janji ya hehe oke segitu ajahh! Jangan lupa like dan comenn! Timakacih udah baca! Dadah!).

Terpopuler

Comments

sendy kiki

sendy kiki

aaaaaaahhhh visual suka banget buntelan El dan mommy bianca dan Dady Xander ..eps visual Adain trus y..kasih hadiah Kaka 🌹🌹🌹🌹🌹🌹

2024-05-30

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!