K.E.F. 14

(Tandai Typo)

Didalam mobil, Bianca dan Xander nampak tengah berbincang-bincang seputar El yang akan di bawa ke Spanyol. Mereka siang ini akan makan siang di restoran milik keluarga.

"Tapi aku gak mau, Mass!" protes Bianca untuk kesekian kalinya. Dia memandang sang anak yang tengah tertidur pulas sambil menyusu padanya.

Xander menghela nafas kasarnya, sepertinya dia harus menjelaskan apa maksud dan tujuan keluarga besar untuk memindahkan anak mereka ke Spanyol.

"Sayang, dengar. Mereka meminta kita membawa El ke Spanyol karena ada satu hal yang harus kita hindari".

Sontak Bianca menoleh "Maksud Mas?".

"Kemarin Callista berniat untuk membayar preman agar bisa menculik, menyiksa bahkan membunuh El. Apa kamu mau dengan itu? Mas hanya ingin kamu tolong mengertilah. Ini semua demi keselamatan anak kita" jelas Xander. Lelaki itu masih fokus dengan setirnya.

Mendengar itu tentu membuat Bianca terkejut "Callista berencana seperti itu?!".

"Ya, dan hanya ini satu-satunya cara agar anak kita tetap aman".

"Baiklah aku setuju! Pokoknya kita harus secepatnya pindah ke Spanyol! Aku gak mau anak aku diapa-apain!" ucap Bianca memutuskan.

Xander tersenyum tipis, begitu mudah memang jika membujuk Bianca, apalagi membawa nama anak mereka. Maka apapun yang terjadi akan Bianca lakukan demi dan untuk anak tercinta.

"Baiklah, besok kita akan pindah kesana dan perusahaan utama akan Mas pindahkan ke sana" ucap Xander.

"Maksud Mas, kita akan menetap disana?" tanya Bianca.

Xander mengangguk mantap "Ya, kita akan menetap disana".

Bianca menghela nafas kasar, meraih ponselnya dan menghubungi sahabatnya.

📞Ya, Bu boss?.

"Liora, gue percayakan salon dan butik gue sama lo" ucap Bianca lirih.

📞Maksud Lo apa Bianca?! Lo jangan aneh-aneh ya!.

Bianca terkekeh "Gak kok, gue sama suami gue bakal pindah ke Spanyol. Kita akan menetap disana".

📞Hah?! Kok Lo mendadak banget sih bangsat?! Gila Lo hah?! Anjing! Lo mau pisahin gue sama buntalan lemak kesayangan gue begitu?! Gak ya! Jangan ngadi-ngadi Lo!.

"Gue terpaksa ngelakuin hal ini Li, Lo tau anak gue hampir diculik dan keluarga besar gue sudah mengetahui hal itu, Mami dan Papi gue minta gue untuk menetap disana, bahkan mereka tak menerima bantahan" ucap Bianca menjelaskan.

📞Hiks kok Lo jahat banget! Hiks terus gue gimana dong? Masa gue hiks ditinggal?! Terus hiks buntalan lemak kesayangan gue ninggalin hiks gue sendirian hiks dong?.

"Kenapa Lo malah nangis sih?" Bianca segera menjauhkan ponselnya dari telinganya karena dia tahu jika akan terjadi sesuatu sebentar lagi.

📞WOII! BANGSAT ANJING SIALAN LO BIANCAAA! MAU GUE REBUS LO HAH?! LO PIKIR GUE NANGIS KARENA APA ANJING?! B*BI LO YA! BANGSATT!.

Oke. Sesuai dugaan Bianca "Ya sorry kan gue cuman bercanda".

📞Hiks udah ah! Hiks kesel gue hiks.

Tutt!.

Liora mematikan sambungnya secara sepihak. Bianca hanya bisa menghela nafas panjangnya. Dia tahu betul jika Liora sangatlah menyayangi El, bahkan keduanya sangat dekat seperti memiliki hubungan sedarah.

"Kenapa? Liora gak ngizinin kita?".

Bianca langsung menoleh ke arah Xander "Gak kok, dia ngerti. Cuman orangnya memang begitu".

Xander mengangguk paham. Tak lama mereka pun tiba di resto milik keluarga dengan Xander yang sudah membooking ruangan private VVIP.

"Sayang, El. Yuk bangun yuk, kita udah sampai nih" ucap Bianca membangunkan sang anak. Dia segera melepaskan nipple nya dari mulut mungil itu, lalu membenarkan pakaiannya.

"Eungh Mama" El terbangun sambil tangannya yang mulai mengucek matanya.

"Etss no sayang, jangan dikucek nanti perih matanya" Xander menahan tangan anaknya.

"Eoh? Tita cudah campai ya Mama?".

Bianca tersenyum sambil mengangguk "Iya, sayang. Kita masuk oke?" tanya dia yang langsung diangguki oleh El.

Xander pun keluar dan langsung membukakan pintu mobil untuk anak dan istrinya. Selanjutnya Xander mengambil alih sang anak dengan satu tangannya yang merangkul pinggang ramping sang istri.

Ilustrasi.

Mereka dituntun memasuki sebuah ruangan private yang sudah Xander booking sebelumnya. Xander lalu mendudukkan sang anak di sebuah kursi anak-anak.

El yang sudah duduk kini menepuk-nepuk mejanya "Tut Tut tuttt ciapa hendat tulun, te bandun culabaya boleh lah nait denan pelcumaa, ayo tawantu letac nait, teletatu tak belhenti lamaaa Tut Tut tuttt" nyanyinya.

"Horeee!" ucap Bianca dan Xander serentak sambil menepuk tangan. Memberikan apresiasi terhadap anak mereka yang pertama kali menyanyi.

El tersenyum malu-malu sambil menundukkan kepalanya "Hehe Malu Mama, Papa" cicitnya.

Xander dan Bianca pun terkekeh, keduanya lalu memberikan satu kecupan di pipi berlemak itu.

"Mama, El mau nani denel ya?" ucap anak itu yang kini sudah menatap Bianca.

Bianca tersenyum "Oke, sayang! Mana Mama mau denger".

"Cuamitu teldila-dila janda muda belanat dua

minta ijin belpolidami, atu tat cudi

dala-dala tat mau dimadu, tau netat pergi menindaltantu tat pelnah pulan-pulan ladi, kucatit hati

bilan tat belani, tau tilu cala cencaci tau talat, tau celai dilitu lewat cmc mana tejantananmu, mana hati nulanimu tau buan dilitu badaitan baju lomben

atu ci janda bodon, cuami mindat tecantol kalon

ictli butan, janda butan, ctatuctu didantun-dantun

atu ci janda bodon, culat celai kocon melompon

ictli butan, janda butan, nacibtyu-...".

"EL! BELAJAR DARI MANA ITU HAH?!" pekik Bianca.

El terlonjat kaget, sedangkan Xander sudah menutup kedua telinganya. Lihatlah singa betina mulai mengamuk setelah mendengar nyanyian anaknya. Apalagi lagu yang dinyanyikan oleh anak itu adalah janda bodong.

El menyengir kuda sambil menggaruk ujung keningnya "Hehe Aunti Liola yan ajalin. Memanna altina apa Mama?" tanya El dengan polosnya.

Bianca menepuk jidatnya "Liora bangsat!" umpatnya pelan.

To be continued...

(Heloww author come back! Yuhuuu, tunggu Doble nya entar ya! Jangan lupa like dan comenn! Timakacih udah baca! Dadah!).

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***