(Tandai Typo)
Didalam kamar, Xander dan juga El tengah sibuk merakit sebuah Lego. Tiba-tiba tercium lah sesuatu bau yang sangat tak di sukai oleh Xander dan El.
El menjepit hidungnya sendiri, menghentikan merakitnya dan menatap Xander yang juga melakukan hal yang sama.
"Papa, ndakk! El ndak cukaa" rengeknya mendekati Xander.
Xander langsung menggendong anaknya sambil menjepit hidungnya "Pasti Mama nih" ucapnya.
Ceklekk!.
Sesuai ucapan Xander, Bianca masuk dengan sepiring buah durian.
Dengan tampang bodohnya Bianca tersenyum "Hai! Sini makan durian bareng Mama yuk?"
Xander dan El seketika saling pandang. Oke, sepertinya Bianca lupa tentang suami dan anaknya ini.
"Huekk! Emmhh ndakk Mama! Bawa cana! Huekk!" beruntungnya El tidak muntah, hanya mual saja.
El semakin memeluk leher Xander dengan erat. Sungguh, buah itu yang paling dia hindari selama ini. Dan yah, ketidaksukaannya terhadap durian menurun dari Xander.
"Sayang, tolong singkirkan barang itu dari sini. Sungguh aku sangatlah muall hueek!" Xander perlahan berjalan menjauh, mendekati pintu balkon dan membukanya agar buah dari buah itu bisa keluar.
El memukul-mukul dada sang Papa "Papa! Ndakk! Kelual Papa! Huekk".
Xander tanpa kata langsung keluar, meninggalkan Bianca yang berdiri bengong sendiri.
Sepertinya suami dan anaknya Bianca berjalan mendekati ranjang dan duduk disana. Selanjutnya dia menatap pintu kamarnya sambil menggaruk tengkuknya.
"Aku lupa kalau mereka itu tidak suka durian. Tapi kok bisa yah? Ada gitu orang yang gak suka durian? Mana anakku ikut bapaknya lagi" ucapnya. Lalu dia pun memakan duriannya, menikmati rasa durian yang sangat enak itu.
Sementara diruang tamu, El dan Xander baru saja merasa lega karena bau tersebut sudah tak tercium dalam indra penciuman mereka.
El masih saja berada di pangkuan Xander, dia menatap Papa-nya dengan pandangan bingung "Papa Papa".
"Hemm?".
"Mama tenapa cuka cama buah kelamat itu?" tanya dia heran.
Xander terkekeh "Papa juga gak tau, sayang".
"Tenapa?".
"Kenapa apanya?".
"Tenapa Papa ndak tau?".
"Ya karena Papa gak tahu, sayang".
El hanya ber-oh-ria saja. Sedangkan Xander menatap aneh anaknya ini.
"Papa, El mau cucuu" ucap El merengek.
"Memangnya El mau dekat sama Mama? Kan mulut Mama pasti bau durian, terus Mama pasti sedang makan durian" jelas Xander.
Namun, sepertinya El tetap kekeuh, dia semakin memberontak dan merengek tak jelas. Maklum, jatah ASI paginya tidak didapat, jadilah dia rewel.
"Ndak! Cucuu! Cucuu Papaaa! Huaaa!".
Xander sendiri kebingungan, tak tahu harus berbuat apa. Dia sendiri tahu jika Bianca masih memakan buah keramat itu.
"Huaaa! Cucuuu! Hiks Mamaaaa! Huaaa!" El semakin memberontak sehingga Xander harus menahan bobot tubuh anaknya agar tidak jatuh.
Teriakannya mampu membuat Bianca mendatangi mereka dan sialnya lagi Bianca menatap Xander dengan sangat tajam.
"Sayang, sumpah bukan Mas, sumpah deh" ucap Xander takut.
Mata Bianca melembut, menatap sang anak "Kenapa sayang? Kenapa nangis? Hm?".
"Hiks cucu Mamaa huaaa!".
"Ehh? Jangan nangis dong, sini. Susu ya? Iyaa?" ucap Bianca sambil membawa El ke dalam gendongannya. Beruntung Bianca sudah berkumur dan sikat gigi tadi, jadinya buah buah durian tak akan tercium.
El pun mulai tenang ketika Bianca sudah memberikan sumber energinya. Seperti biasa, sebelah tangannya bermain di sebelah dada Bianca dan Bianca membiarkan itu karena sudah terbiasa.
"Sayang, kamu ambil dari mana itu buah keramat?" tanya Xander. Bahkan dia sedikit bergidik ngeri ketika membayangkan istrinya memakan buah keramat itu.
Bianca pun mendelik "Buah keramat Mas bilang?! Itu durian ya! Dan tentunya sangat enak! Mas saja yang aneh! Buah enak kok gak suka! Aneh!" ketusnya.
Mendengar itu membuat El melepaskan kulumaannya dan segera menatap Bianca dengan tatapan tak suka "Jadi Mama bilan El juda aneh don?".
Bianca dan Xander sama-sama menoleh "Siapa yang bilang kamu aneh?".
"Mama".
"Mana? Gak tuh".
El tak memperdulikan dan kembali mengulum nipple Bianca. Sedangkan Xander menatap sang istri dengan tatapan penuh kemenangan.
"Lihat? Anak Mas juga tidak suka dengan buah ker-...".
"Buah apa?" potong Bianca cepat, menatap Xander tajam.
Xander pun cengengesan sambil menggaruk ujung keningnya "Hehe maaf sayang, maksudnya buah ker...ehh durian".
Mata Bianca memicing "Awas kamu! Malam ini tidur diluar!".
To be continued...
(Segini dulu, malas wkw. Seperti biasa, like dan komen. Timakacih udah baca! Dadah!).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Pak Yan
AKU JUGA NGGAK DOYAN MAKAN BUAH KERAMAT INI... BILA NEKAT MAKANNYA....
ASAM LAMBUNGKU NAIK DN LALU KAMBUH..... DIKAMPUNG HALAMANKU ( PONTIANAK DN SEMUA KABUPATEN DI -
KAL- BAR ) BUAH KERAMAT INI SANGAT BANYAK SEKALI.... APALAGI BILA MUSIM BUAHNYA TIBA... BAJIR DUREN DEH DIMANA - MANA..... MURAH LAGI......🤔🤔🤔🤔😲😲😲😲☝☝☝☝😖😖😖😫😫😡😡😡😠😠😠👌👌👌👌👍👍👍👍
2024-05-23
1
sendy kiki
hadeh up dunk Kaka..gift bunga 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
2024-05-23
2