(Tandai Typo)
Terkagum-kagum, itulah yang El rasakan. Saat ini dihadapannya terdapat mobil-mobil mainan mewah yang sudah terparkir mantap.
"Woahh!" mulut El bahkan terus melongo, sampai-sampai air liurnya keluar.
Sudah Bianca duga, pasti keempat paruh baya itu akan sangat memanjakan anaknya. Lihat saja ini, mereka baru saja kembali dari private bioskop dan walk in closet yang secara khusus mereka desain untuk El. Bahkan private bioskop itu hanya berisikan film-film kartun atau film anak-anak.
"Tutup mulutnya, sayang. Lihat, air liurnya keluar ihh!" ucap Bianca.
El segera menarik air liurnya dan menutup mulutnya "Mama, itu celiuc buat El? Tenapa banak cetali?" ucapnya memandang jejeran mobil mainan itu.
Jangan ditanyakan harganya berapa. Intinya harganya sangat mahal.
"Tentu saja itu untuk kamu, sayang. Kalau yang itu dari Opa-opa" ucap Carlos yang tiba-tiba datang disana.
Bianca hanya. Mendelik ke arah ayahnya. Ternyata ucapan ayahnya pada tempo hari adalah kenyataan dan dia terlalu meremehkan ucapan ayahnya itu.
Carlo hanya tersenyum penuh kemenangan "No me vuelvas a subestimar, hijo mío (Jangan meremehkan ku lagi, anakku)" ucapnya mengejek.
Bianca berdecak kesal "Ck!. ¡No malcries demasiado a mi hija! (Jangan terlalu memanjakan putriku!)".
Mendengar itu lantas Carlos terkekeh "Anakku sayang, dia adalah cucuku. Jadi apapun yang ingin Papi lakukan, itu semua hanya demi cucu kesayangan Papi ini".
"Terserah Papi sajalah!" Bianca pun berlalu dari sana, meninggalkan sang anak yang menatapnya penuh tanda tanya.
"Mama tenapa cih? Pate acala melajuk cedala! Udah puna anak juda" gumam El mendumel.
Carlos yang mendengar itu lantas tertawa "Haha! ¡Mi nieto es absolutamente adorable! (Cucuku benar-benar menggemaskan!)".
"Opa juda! Apaan bicala beditu?! Mana El nelti?!" El langsung mengomeli Carlos yang langsung membuat lelaki paruh baya itu terdiam.
Oke, orang pertama yang berani mengomel dihadapan Carlos. Bahkan Adelia saja tak berani dikarenakan Carlos yang...yah begitulah. Namun, semenjak kehadiran sang cucu tercinta, Carlos seketika berubah menjadi hangat.
Carlos melangkah dan langsung membawa El ke dalam gendongannya "Lexa, Opa ingin kamu homeschooling saja ya?".
El menatap Carlos dengan bingung "Omtulin? Omtulin tu apa Opa?".
"Sekolah di mansion saja oke?".
"Eoh? Tenapa beditu?".
"Kan Lexa harus belajar bahasa Spanyol dulu, sayang".
El mengangguk paham "Oh iya ya. El lupa hehe".
Carlos terkekeh sambil mengecup ujung hidung mancung sang cucu.
Ditempat lain, kini Bianca dan lainnya tengah berdebat. Wanita itu tak setuju jika anaknya harus homeschooling dan tak diizinkan untuk keluar dari mansion, sekalipun hanya untuk belanja.
"No-No-no! Gak bisa ya! Jangan karena aku sudah membawanya kesini jadi kalian bisa bertindak sesuka kalian?! Begitu?! Aku gak mau anak aku merasa terkekang disini! Kalian pikir dia apa?! Hewan yang harus dikurung?! Sampai kapan?! Pokoknya aku gak setuju! Ti.tik!." protes Bianca. Xander disebelahnya hanya bisa diam, takut akan terkena omelan singa betina itu.
Adelia berdiri "Liza! ¡Todo esto es por la seguridad de su hijo! (Ini semua demi keselamatan anak kamu!)".
"Tapi bukan seperti ini caranya Mami!".
"Tidak! ¡Nuestra decisión es definitiva! (Keputusan kami sudah bulat!)" ucap Adelia.
"Ck! Dia anak aku! Aku berhak atas dia!".
Xander pun berdiri "Sayang-...".
"Apa?! Mas mendukung mereka juga hah?!" potong Bianca cepat.
"No, sayang. Tolong kamu mengerti, El-...".
"Mengerti apa?! Mas ingin anak kita dijadikan sebagai hewan begitu?! Ma-...".
"Shut up! Dengarkan aku baik-baik! El harus homeschooling karena dia juga masih harus mempelajari bahasa Spanyol! Kau ingin dia di ejek di sekolahnya karena tidak bisa berbahasa Spanyol hah?!" Xander hilang kendali, tanpa sadar dia membentak Bianca tepat dihadapan orangtuanya dan mertuanya.
Bianca menatap Xander tak percaya "Mas? Kamu?...Sudahlah! Lalu kenapa anak aku tidak boleh keluar dari mansion?!".
Xander memejamkan kedua matanya sambil memijat pelipisnya "Apa kamu sudah lupa tentang Callista? Apa kamu juga lupa tentang El yang hampir diculik itu? Kamu tau? Callista kini membayar seorang pembunuh bayaran handal yang sedang mengincar El. Kau ingin anak kita terluka begitu?! Tolong Bianca! Mas minta sama kamu untuk mengertilah! Tolong mengerti akan situasi yang sekarang ini" jelasnya panjang lebar.
Bianca terdiam seribu bahasa. Ternyata keluarga dan suaminya melakukan itu untuk melindungi dirinya dan putrinya. Ternyata dia salah besar karena sudah berpikir yang tidak-tidak kepada keluarga serta suaminya.
Dia pun tertunduk "Maaf" lirihnya.
Adelia mendekat dan langsung memeluk anaknya "Maafkan kami, Liza. Setidaknya lakukan ini demi putrimu" ucapnya.
Bianca mengangguk "Maaf, Mi. Aku akan mengikuti saran kalian. Sekali lagi maafkan aku".
Disaat sibuk berbincang-bincang, datanglah si tuyul nakal bersama Carlos. Terdengar jika tuyul itu sibuk berceloteh.
"Teluc Opa, El tadet dan Aunty Liola juda tadet! Aunty Liola campai memalahi Mama talena telbanun Dali tidulna" celotehnya.
Kini mereka sudah duduk bersama di sitting room dengan El yang berada dipangkuan Carlos.
"Uhuh Terus?".
"Ya ditu deh, malahan teliak-teliak ndak jelac" El turun dan langsung berjalan mendekati Amanda. Dia mengangkat kedua tangannya, meminta agar dipangku oleh Amanda.
"Oma".
"Heum?".
El menatap ke semuanya yang sedang menatapnya, menunggu apa yang akan dia sampaikan "Meman ada ya dinoculuc?".
"Pfft...." Xander menahan tawanya. Anaknya sepertinya salah berucap dan seperti biasa, jauh dari kata sebenarnya.
Amanda mengerut, dia memandang Bianca dengan tanda tanya.
"Dinosaurus, Ma" ucap Bianca.
Amanda pun menatap sang cucu yang tengah fokus menatapnya, menunggu jawaban darinya "Dinosaurus sudah punah, sayang".
El memiringkan kepalanya, mengerjap polos "Punah itu apa?".
Semuanya sontak saling pandang. Sedangkan Xander sedari tadi terus menahan tawanya agar tidak pecah. Mati-matian dia menahan tawanya karena mendapatkan tatapan Bianca yang sangat tajam itu. Setajam omongan tetangga, eakk wkwk. Oke lanjut.
"Tenapa cemuana malah diam? El tan cedan beltana. Dacal!" dumel anak itu yang langsung mengundang tawa dari para penghuni yang ada disana.
To be continued...
(Hai! Seperti biasa, like dan comenn! Maaf ya gak bisa balas komen hehe😅 Tapi author senang kok, setidaknya author semangat untuk up jika ada yang komen. Udah segitu aja sih hehe Timakacih udah baca ya! Dadah!).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Alfatih Cell
lanjut thor...
2024-06-03
1
sendy kiki
up selalu kaka
2024-06-03
1
Iqlima Al Jazira
ladi don
2024-06-03
1