Kereta mereka telah di siapkan, keempat orang itu tidak membawa pelayan hanya penjaga bayangan saja yang mengikuti mereka di dalam kegelapan.
Sepanjang perjalanan menuju Istana, wajah Naru sangat dingin. Wajahnya sangat gelap karena pakaian yang di berikan oleh Qin Mo Xuan tidak sesuai dengan seleranya.
Bagi Naru tidak apa-apa pakaiannya dominan warna lain asal di berikan sedikit sentuhan warna orange.
Aura dinginnya bahkan membuat Qin Mo Xuan, Qin Yun dan Qin Yan menjaga jarak darinya.
"Ge, lain kali kalau ingin membuat pakaian untuk Naru Jie, usahakan padukan dengan warna Orange.." Qin Yun berbisik pelan di telinga Qin Mo Xuan.
"Aku tidak tahu.."
"Salahmu sendiri karena tidak bertanya, bukankah gege juga melihat pakaian yang Ru Jie pakai setiap hari. Meskipun dominan warna lain tapi pasti ada warna orange yang bercampur.."
Qin Mo Xuan akhirnya mengerti jika Naru maniak Orange yang tidak bisa terpisahkan.
Ketiganya masih menjaga jarak dari Naru karena aura gelap semakin pekat mengelilinginya.
"Cih, meski bahannya kelas atas tapi tidak ada warna orange. Sungguh produk gagal, Andai ada Saku-chan atau Ino-chan pasti mereka akan membuatkan aku pakaian yang bagus.."
Dulu pakaian Naruto rata-rata berwarna Orange tanpa campuran warna lain. Pakaian menyala yang membuat silau serta menyakiti mata menjadikan Sakura dan Ino berdiskusi membuat pakaian untuk Naru yang di padukan dengan warna lain. Walau warna Orange hanya untuk pelengkap.
Sakura dan Ino sempat takut Naruto tidak menerima tapi di luar dugaan, Naruto sangat menyukainya. Mereka sempat membuat 1 set pakaian tanpa warna orange untuk Naruto. Begitu Naruto melihat, pakaian itu segera tak berbentuk.
Saat mereka sampai di gerbang Istana, sudah banyak gerbong dari setiap bangasawan yang berada di ibu kota Nancheng.
Mereka sedang mengantri untuk memasuki Istana dengan undangan di tangan mereka. Ketika Qin Wang turun dari keretanya, semua mata gadis muda tertuju padanya.
Meski mereka menyukai Qin Wang tapi begitu mereka melihat Qin Wang membantu Qin Yan dan Qin Yun, mereka mengambil langkah mundur. Beberapa dari mereka pernah menyaksikan Qin Yun tanpa belas kasihan memotong kepala seorang anak perdana menteri.
Saat Qin Wang ingin membantu Naru turun dari kereta, tangannya di tepis oleh Naru yang masih memiliki aura gelap di sekelilingnya.
Qin Mo Xuan tidak tahu harus bagaimana lagi untuk membuat Naru menjadi normal. Jika dia tahu Naru akan seperti ini, dia tidak akan memaksa untuk memakai pakaian tersebut.
Karena Qin Wang adalah salah satu pangeran yang di anugrahi jadi mereka tidak perlu mengantri untuk memasuki Istana.
Glug
Semua menelan ludah mereka dengan paksa karena aura dingin yang terus di pancarkan Naru.
...
Di atas kerajaan Nancheng beberapa binatang ajaib terbang melintas dengan kecepatan tinggi.
Masing-masing di atas binatang ajaib duduk beberapa pemuda salah satunya tampak selalu memiliki senyum di wajahnya.
Meski dia selalu memiliki senyum di wajahnya tapi dia selalu menjaga jarak dari para gadis seolah gadis merupakan hama atau penyakit menular.
"Senior Xuanyuan berapa lama lagi kita terbang? Tidak kah kita beristirahat sejenak.."
Seorang pemuda dengan wajah polos sangat khawatir dengan binatang terbangnya yang telah membawa mereka dari pagi tapi belum berisitirahat.
"Baik kita akan beristirahat di hutan depan sana.."
Pemuda yang di Panggil Xuanyuan memegang selendang berwarna orange di tangannya. Di ujung selendang 2 karakter di sulam berdampingan.
'Che dan Naru'
Dia memandang selendang itu penuh kerinduan. "Sudah beberapa tahun semenjak aku bangun. Tapi aku tidak tahu apa kah kau telah kembali atau selamanya meninggalkanku.."
Swuuush
Seolah menjawab apa yang di katakan pemuda itu, angin kencang meniup selendang orange di tangannya.
Dia ingin meraih selendang itu tapi karena kecepatan binatang ajaib yang di tungganginya sangat cepat, dia tidak bisa meraih kembali selendang itu.
Seketika pandangannya menjadi dingin, tidak ada lagi senyum di wajahnya.
"Angin sialan, beraninya merebut benda berhargaku.."
Karena tidak bisa mengambil kembali selendang itu, dia dengan berat hati merelakan selendangnya terbang terbawa angin dan terus melanjutkan perjalanan tanpa singgah untuk beristirahat.
...
Halaman Istana,
Aura gelap semakin pekat di sekeliling Naru. Qin Mo Xuan tidak tahu bagaimana membujuk sang adik, Qin Yan dan Qin Yun bersembunyi di belakang Qin Mo Xuan.
Mereka memandang Naru takut, Naru sendiri sudah tidak bisa menahan emosi yang sudah dia tahan sejak tadi.
Baru saja akan meledak dan memarahi serta menceramahi sang kakak, angin kencang meniup wajahnya.
Swuuush
Dengan angin meniup wajahnya hingga sebuah selendang menutupi wajahnya.
Naru ingin mengumpat tapi melihat warna selendang itu, dalam sekejap aura gelap yang tadi mengelilinginya menghilang.
Dia mengamati selendang itu dan mencari asal selendang serta pemiliknya tapi dia tidak menemukan orang yag mungkin menjadi pemilik selendang di tangannya.
Matanya menyipit melihat karakter nama di ujung selendang. Dia mengamati tulisan itu hingga matanya membulat.
Di ujung selendang ada namanya dan nama Che di sulam dengan indah.
Deg
Jantungnya berdegup kencang, dia mengamati sekitar tapi tidak menemukan apapun. Dengan semangat dia mengikatkan selendang itu kepinggangnya.
"Dimana kau? Kenapa tidak menunjukan dirimu?"
Naru berbalik melihat Qin Mo Xuan serta Qin Yun dan Qin Yan bersembunyi di belakangnya.
"Eh? Kalian kenapa?" Dengan kepala yang sedikit di miringkan ,Naru bertanya pada ketiga saudara dan saudarinya.
"Tidak apa-apa, ayo kita masuk.." Qin Mo Xuan langsung menjawab meski di benaknya dia sangat bersyukur karena angin menerbangkan selendang orange ke wajah Naru dan menghilangkan aura gelap di sekitarnya..
Saat mereka akan memasuki aula di mana perjamuan di adakan, seorang kasim mengumumkan kedatangan mereka.
"Qin wang telah tiba.."
Meski hanya Qin Mo Xuan yang di umumkan tapi semua tahu jika Qin Wang memiliki tiga adik perempuan yang sangat cantik meski mereka masih kecil.
Qin Wang berjalan di depan di ikuti 3 gadis kecil yang berusia 10 dan 11 tahun. Pandangan keempatnya sangat datar dan acuh tak acuh.
Seorang pelayan mendekati mereka dan menuntun mereka ke tempat yang telah di sediakan.
"Silahkan Yang mulia.." Qin Mo Xuan hanya mengangguk dan memandang ketiga adiknya.
Yang berbeda meski pandangan itu datar dan acuh tak acuh tapi aura di sekitar Naru penuh bunga dan berwarna pink.
"Sepertinya kau bahagia?"
"Ya, dia tetap yang paling mengerti aku.." Naru dengan santai menjawab pertanyaan Qin Mo Xuan tanpa menyadari perkataannya sendiri.
"Siapa?"
"Che.."
Tepat saat menggumamkan nama Che, wajah Naru memerah karena merona. Membuat saudara dan saudarinya terkikik.
"Apa dia tampan?"
Naru mengangguk membayangkan senyum menawan milik Xuanyuan Che yang selalu di tunjukan.
"Dia jelek tapi senyumnya sangat membuatku meleleh.."
Ketiganya sweatdrop dengan tingkah malu-malu Naru.
"Huh terserah, mungkin dia tampan tapi tidak setampan Jue ku.."
Qin Yan dengan pede mengatakan jika Ming Wang lebih tampan dari Xuanyuan Che..
"Kita ini masih kecil, tidak baik memikirkan cinta-cintaan tujuan kita saat ini adalah untuk menjadi kuat. Bukankah 3 tahun dari sekarang kita akan mengikuti tes untuk memasuki akademi bergengsi itu. Meski surat undangan emas yang di berikan pada kita dapat mengecualikan umur tapi kemampuan harus tetap sesuai standar.."
Naru dan Qin Yan menjadi lesuh tapi mereka dengan cepat menjadi bersemangat. Hanya dengan menjadi kuat, mereka dapat menghindari tragedy untuk tidak terulang.
"Apa yang kalian maksud adalah Red Cloud Akademi?"
Ketiganya mengangguk setelah mendengar pertenyaan Qin Wang.
"Untuk masuk di sana setidaknya kalian berada di tingkat Naschent Profound Realm dan berumur 15 tahun paling rendah dan maksimal berusia 50 tahun. Tapi jika kalian memiliki undangan emas, kalian bisa masuk dengan mengkecualikan umur kalian.."
"Untuk undangan kami punya, tapi aku bingung apakah dengan Qi aneh milikku aku bisa masuk.."
"Kau tenang saja, aku akan mencari cara agar orang-orang merasa Qi aneh milikmu sama dengan yang lainnya bahkan bisa melewati batu uji.."
Mereka terus bercakap-cakap hingga Kasim mengumumkan kedatangan Ming Wang, Putra Mahkota, beberapa pangeran dan Puteri kerajaan.
Para pejabat dan bangsawan juga sudah berkumpul dan mengisi tempat yang telah di sediakan untuk mereka.
"Yang mulia Kaisar tiba, Yang Mulia permaisuri tiba.."
Semua orang berlutut untuk memberi hormat pada Kaisar dan permaisuri hanya keluarga Qin Wang dan Ming Wang yang hanya memberi hormat tanpa berlutut.
Begitu Kaisar sampai di tahta Naga miliknya dia memerintahkan semua untuk segera bangun.
"Bangun! Tidak perlu seformal itu.."
Semua bangun dari posisi mereka dan tersenyum pada Kaisar.
"Semuanya, Zhen sengaja mengadakan perjamuan ini untuk menyambut kedatangan dan kemenangan yang di berikan oleh Ming Wang dan Jendral Agung Luo.."
Tepuk tangan bergema di aula tersebut.
"Perjamuan ini resmi di mulai.."
Penari segera keluar menghibur semua orang yang ada di aula, Jendral Agung selalu mencuri pandang ke arah Qin Yan yang dengan santai memakan cemilan di depannya.
Semua hidangan yang di sajikan dalam perjamuan adalah hidangan yang berasal dari Hong Yueliang Pavilion jadi Qin Yan dan yang lainnya dengan santai menikmati.
Beda lagi dengan para pejabat serta keluarga kerajaan yang belum pernah mencoba hidangan selezat saat ini. Bahkan Ming Wang sampai ketagihan, selain memakan cemilannya sendiri dia juga menyuapi Qin Yan.
"Kalian sepertinya sudah terbiasa dengan makanan lezat ini.."
Ke empat saudara dan saudari itu tersenyun misterius. Membuat Ming Wang bertambah curiga.
"Kenapa? Wajarkan karena semua hidangan ini di pesan dari Hong Yueliang Pavilion yang memang milik kami.."
Qin Wang menjawab dengan suara pelan dan jawaban membuat Ming Wang terkejut.
"Ini tidak seberapa di banding jika Ru'er atau Yun'er yang masak.." Qin Mo Xuan melanjutkan dengan santai..
Mereka terus bercakap-cakap dengan menonton penari yang sangat tidak menarik.
Melihat itu Jendral Agung Luo ikut bergabung dengan keluarga Qin serta Ming Wang.
"Apa aku bisa bergabung dengan kalian?"
Qin Yan berbalik Jendral Agung Luo, seketika dia tersenyum.
"Ah ayah silahkan duduk.."
Meski suaranya tidak keras tapi masih terdengar oleh beberapa orang yang dekat dengan tempat mereka.
"Ahahaha anak baik, bagaimana kabar kalian selama sebulan ini?"
"Kami baik Ayah.."
Jendral Agung Luo tersenyum lembut dan memperlakukan Qin Yan penuh kasih, Qin Mo Xuan, Qin Yun, Naru dan Ming Wang menatap lembut meski aura mereka memancarkan kedinginan.
Tingkah memanjakan Jendral Agung Luo pada Qin Yan jatuh di mata Luo Zi Lan dan ibunya serta saudara lelakinya yang mengikuti Jendral Agung Luo ke Istana.
Bahkan mereka mendengar Qin Yan memanggil Jendral Agung dengan sebutan Ayah.
Kecemburuan mengisi hati mereka, belum hilang kekesalan yang tadi mereka alami tapi harus bertambah kesal oleh kasih sayang Jendral Agung pada Qin Yan.
"Cih, ayah menyerahkan semua hadiah yang di berikan Kaisar untuk rakyat miskin sudah membuatku kesal di tambah dia bahkan memberikan perhatian lebih pada adik bungsu Qin Wang.."
Luo Zi Lan menyeringai dan memberi kode pada Putra Mahkota yang saat ini telah menjadi tunangannya
Putra Mahkota yang tahu arti kode Luo Zi Lan mengangguk. Dia penasaran dengan Qin Yan, sejak pertama bertemu entah mengapa dia memiliki perasaan jika dia mengenal gadis kecil itu.
Tapi seberapa pun dia menggali ingatannya dia tidak pernah mengenal gadis itu.
"Ayah kerajaan, anak ini memiliki usul. Bagaimana jika perjamuan kali ini kita adakan kompetisi kecil. Aku melihat dari tadi banyak yang bosan.."
Seketika mata Kaisar menjadi bersemangat menyetujui apa yang di katakan putra mahkota.
Luo Zi Lan menyeringai, dia meminta putra mahkota untuk mengajukan ide seperti itu karena ingin mempermalukan Qin Yan. Meskipun Qin Yan sudah sebulan berada di Nancheng tapi tidak ada yang tahu bakat seperti apa yang di miliki, atau mungkin dia tidak memiliki bakat dengan kata lain hanya sampah.
"Hahaha baiklah, idemu sangat bagus. Zhen setuju. Apakah ada yang memiliki usul tentang pertandingan.."
Seorang pejabat berdiri, dia merupakan menteri yang sebulan lalu anaknya mati di tangan Qin Yun.
Dia awalnya sangat marah, tapi begitu mendengar alasan dan kronologisnya, akhirnya dia tidak mempermasalahkan itu.
Tabu besar bagi seorang gadis yang telah bertunangan melempar sapu tangan pada pria lain. Dengan melempar sapu tangan sama saja menyatakan jika dia tertarik dengan pria tersebut. Dia bersyukur jika gadis itu mati dari pada mempermalukan keluarga.
"Pejabat rendah ini ingin mengusulkan, karena setiap kompetisi di adakan itu pasti adalah beladiri dan kecakapan kultivasi. Bagaimana kalau sekarang kita khususkan untuk para wanita untuk berkompetisi dalam 4 seni.."
"Hahaha baiklah Zhen setuju. Maka persiapkan kompetisinya.."
Naru, Qin Yun dan Qin Yan tidak peduli. Meski mereka tidak pernah menyentuh alat musik setelah menyebrang tapi ingatan masa lalu Naru dan Qin Yan telah kembali meski tidak semua jadi mereka bisa memainkan alat musik itu. Sedangkan Qin Yun juga mahir dalam segala bidang.
Mereka tidak masalah jika di minta untuk ikut serta meski mereka tidak tertarik.
Berbeda dengan Naru dkk, yang lain malah seolah meremehkan mereka.
Note:
Zhen (朕) : (Saya) cara seorang Kaisar menyebut dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Hampir Padam
laki laki sama aja tidak bisa peka
2023-08-06
1
Frando Kanan
maniak orange huh...gw kira gk suka pke orange
2023-06-16
1
Aqsa Grizzly
Mantap Thor
2021-02-12
1