Melihat semua makanan di meja, Yun mengeluarkan ketiga binatang buas yang mengitkuti mereka yang merupakan binatang kontrak Qin Yan.
Mereka menikmati makanan dengan tenang tanpa bersuara. Hingga 10 ekor dan telinga serigala milik Naru keluar.
Qin Yun yang memang sudah terbiasa dengan ekor dan telinga Naru yang sering tiba-tiba keluar hanya melirik sekilas.
Qin Yan dan Qin Mo Xuan tidak terbiasa juga tampak tenang tapi mereka tertegun di benak mereka..
"Jangan menatapku seperti itu, aku hanya perlu menyesuaikan tubuhku dengan energi yang berhasil lolos dari segel."
Dengan cakra besar dan untuk mengimbangi tubuhnya yang kecil, juubi membuat ruang dimana cakra besar Naru di segel dan akan keluar secara bertahap. Jika tidak seperti itu maka tubuhnya tidak akan kuat.
Beruntung perubahan seperti itu tidak terjadi pada Qin Yun atau dia tidak bisa menjaga Naru selama masa penyesuaian.
Perlahan tubuh Naru semua telah berubah menjadi serigala hitam dengan pola garis emas di seluruh tubuhnya yang semakin membuat Qin Yan dan Qin Mo Xuan terpesona bahkan penjaga bayangan juga tidak bisa tidak kagum dengan wujud Naru dalam bentuk Serigala berekor 10. Kristal di dahinya yang berbentuk rubah bertanduk memancarkan cahaya 7 warna tampak sangat anggun dan elegan.
Dari ukuran Serigala biasa langsung menyusut kedalam bentuk mininya dan melompat ke paha Qin Mo Xuan kemudian di bergelung manja dan memejamkan matanya..
Qin Mo Xuan memutuskan diam-diam jika perubahan Naru merupakan rahasia besar keluarga Qin, siapapun yang membocorkan akan langsung di penggal.
"Sepertinya kita perlu menggunakan cara lain untuk kembali ke manor.."
Masih asik menikmati makanan mereka, Qin Yan yang melihat perubahan Naru tersenyum kecil.
"Ayo habiskan dulu makanannya, biarkan Gege yang membawa kita pulang. Jika kita pulang sama dengan cara kita datang yang ada pengunjung akan curiga.." Qin Yun menyakinkan 3 binatang lainnya untuk makan dengan santai dan mengabaikan keberadaan Naru yang dalam bentuk serigalanya.
...
Luo Zi Lan merupakan salah satu kecantikan berbakat yang ada Ibu Kota Nancheng. selain parasnya yang cantik, kultivasi miliknya juga merupakan yang tertinggi untuk gadis seusianya.
15 tahun dan telah mencapai Qi Pasaage tingkat 7. Selain kultivasi dirinya juga berbakat dalam Qin dan lukisan. Luo Zi Lan juga merupakan murid dari salah satu sekte terkenal yang ada di benua Phoenix Selatan.
Karena tidak ada kekurangan apapun dari Luo Zi Lan maka dari itu Putra Mahkota yang awalnya merupakan tunangan Qin Yan lebih memilih Luo Zi Lan dari pada Qin Yan yang hanya sampah yang tidak berguna.
Tapi dalam beberapa tahun kedepan dimana Qin Yan memasuki masa remaja bisa di pastikan kecantikannya akan jauh melebihi Luo Zi Lan.
Yang paling bahagia saat itu selain ke tiga kakaknya tentu saja adalah pangeran Ming yang dengan tidak sabar langsung mengajukan pertunangan.
Putra Mahkota juga merupakan pemuda rupawan termasuk salah satu jenius di benua Phoenix Selatan. Usianya saat ini adalah 19 tahun dia juga berada di Qi Passage tingkat 9. Hanya selangkah lagi dia memasuki tingkatan yang baru.
Dia dan Luo Zi Lan berada di sekte yang sama. Nama asli dari Putra Mahkota sendiri adalah Feng Liu Li. Awalnya dia selalu memperlakukan Qin Yan dengan tulus tapi setiap hari berlalu dengan Luo Zi Lan yang selalu mempengaruhinya tanpa sadar, perlahan dia mulai mengabailan Qin Yan bahkan membencinya.
(Nama keluarga FENG dari putera Mahkota berarti angin)
Di manor Jendral Agung sendiri memiliki 4 selir dengan 3 Tuan muda dan 4 nona muda, seharusnya ada 5 Nona muda tapi karena Qin Yan telah terusir jadi hanya menyisahkan 4 Nona muda saja.
Selain ibu kandung Qin Yan, Jendral besar tidak pernah mengangkat Istri lagi karena dia sangat mencintai ibu Qin Yan.
Penjaga bayangan Putra Mahkota selesai menyelidiki tentang pencuri tapi dia sama sekali tidak memiliki jejak apapun. Meski begitu penjaga itu sempat kembali ke Istana putra mahkota mengambil beberapa Koin emas agar Putra Mahkota tidak menjadi malu karena harus membawa surat Hutang karena tidak mampu membayar makanan.
"Bagaimana?"
"Maaf kan hamba yang mulia, hamba tidak menemukan petunjuk tentang pencuri itu tapi hamba membawa ini untuk anda.."
Putra mahkota tidak lagi peduli tapi dia cukup lega karena bisa keluar dari Hong Yueliang Pavilion tanpa berhutang.
Dia memanggil pelayan dan membayar tagihannya serta membatalkan surat hutang itu.
"Lan'er ayo.."
Luo Zi Lan mengangguk dan mengikuti Putra Mahkota keluar dari ruang pribadi dan meninggalkan Hong Yueliang Pavilion.
Di lantai tiga Qin Yan terkikik kikik mendengar laporan dari pelayan itu, tidak masalah dia sudah membayarnya atau tidak. Tapi dia mempunyai beberapa benda milik kedua orang itu jadi dia bisa menggunakannya untuk sesuatu.
"Hehehehe"
Senyum Qin Yan tampak aneh memikirkan sesuatu membuat Qin Mo Xuan dan Qi Yun merinding.
"Ayo pulang.."
Keduanya mengangguk, Qin Yun melihat kearah pelayan sejenak dan berkata
"Nanti bawa pulang kuda kami setelah tidak ada lagi pengunjung."
"Ya Nona.."
Qin Mo Xuan merobek ruang dan mereka masuk kemudian muncul di kamar Naru.
Qin Mo Xuan menurunkan Naru dengan pelan lalu mereka bertiga keluar.
Naru memejamkan matanya saat melihat ketiga saudara dan saudarinya keluar.
Sudah 10 tahun dia berpindah dunia kerena cakra Kaguya yang berusaha dia bawa ke tubuhnya hingga tubuhnya tak kuat.
Dan berkat bantuan Jubi dia tidak meledak dan malah berpindah dimensi menjadi anak berusia 1 tahun.
"Minna apa kalian di sana baik-baik saja? Aku merindukan kalian.." setelah bergumam pelan, Naruto memutuskan untuk tidur..
....
Qin Yun dan Qin Yan langsung menuju kamar mengganti pakaian mereka dengan pakaian latihan.
Qin Mo Xuan yang tahu tentang betapa adiknya yang gila akan berlatih juga mengganti pakaiannya dengan pakaian berlatih.
Bahkan pelayan yang merupakan bawahan Qin Mo Xuan juga ikut-ikutan ada pula penjaga bayangan yang selalu mengikutinya.
Qin Yun dan Qin Yan menatap mereka dengan heran dan menginstruksikan untuk mengikuti cara mereka berlatih.
"Karena semua ingin mengikuti latihan rutin kami maka jangan setengah-setengah.."
Qin Yun langsung menempatkan pemberat dan mulai berlari hingga batasnya begitupun dengan Qin Yan. Pondasi dan kekuatan fisik mereka tidak boleh lemah, karena jika pondasi tidak baik maka kultivasi juga akan terpengaruh. Itu sebabnya dulu Qin Yun tidak terburu-buru untuk berkultivasi.
Setelah Qin Yun dan Qin Yan mulai berlari, Qin Mo Xuan dan semua bawahannya juga mulai ikut berlari hingga mencapai batas mereka. Meskipun sudah mencapai batas, Qin Yun dan Qin Yan tidak berhenti tapi melanjutkan dengan melakukan Push Up, Sit Up, Squat Jump. Masing-masing di lakukan sebanyak 1000 kali.
Meski nafas mereka mulai terputus-putus tapi kedua gadis kecil itu terlalu keras kepala dan masih melanjutkan latihan mereka.
Keduanya mulai merangkak di bawah kawat berduri kemudian memanjat tambang yang tergantung lalu melompat.
Qin Mo Xuan tidak pernah berpikir jika metode latihan seperti ini yang tidak pernah di lihatnya sangat bermanfaat meningkatkan Kekuatan, Daya tahan, daya otot, kecepatan, kelenturan, kelincahan, Koordinasi, keseimbangan, dan reaksi.
Semua bawahan Qin Mo Xuan telah berkeringat bahkan hampir jatuh tapi melihat kedua nona muda mereka yang masih bisa berdiri tegak, mereka merasa jika mereka tidak bersungguh-sungguh jika mereka menyerah.
Qin Yun dan Qin Yan menuju kuali besar yang berisi pasir serta nyala api besar di bawahnya. Keduanya mulai meninju pasir panas itu, meski suhu panas yang lumayan tinggi tapi mereka tidak berhenti. Keringat sudah membasahi seluruh tubuh mereka hingga pukulan terakhir membuat keduanya terduduk dengan nafas terputus-putus.
Qin Yun mengeluarkan air dari ruangnya yang merupakan air danau dan memberikannya pada Qin Yan. Setelah mereka meminum air itu tenaga keduanya kembali pulih.
Mereka juga menyiapkan untuk Qin Mo Xuan dan bawahannya. Hanya beristiraht 1 menit mereka melanjutkan dengan bola menggelinding kemudian sparing dengan boneka kayu di mana kemampuan boneka kayu 5 tingkat dia atas kemampuan mereka.
Setelah menyelesaikan semua jenis pelatihan barulah keduanya terbaring di area pelatihan dengan penampilan kuyu dan kelelahan. Qin Mo Xuan melihat mereka dengan senyum mereka di bibirnya.
Dia sudah merasakan latihan neraka yang selalu rutin di jalani ketiga adik perempuannya yang tidak mungkin di lakukan oleh gadis manja yang hanya memperhatikan penampilan.
Bawahannya bahkan hampir menyerah dengan pelatihan tersebut tapi mereka mengingat ucapan Qin Yun untuk jangan setengah-setengah. Jadi mereka menggertakan gigi mereka dan terus melanjutkan.
...
Sangat cepat 1 bulan berlalu setelah mereka tiba di Ibu Kota Kerajaan Nancheng. Selain keluar untuk melihat Pavilion Hong Yueliang mereka hanya tinggal di manor.
Bercanda, berlatih, dan segala macam kegiatan mereka lakukan di manor tanpa keluar selangkah pun.
Tindakan mereka seolah mereka sangat misterius, peduduk di Ibu Kota bahkan menganggap mereka aneh karena tidak pernah keluar selangkah pun.
Sama dengan mereka sangat penasaran dengan Pangeran Qin serta ketiga adik perempuannya. Sorak-sorai datang dari luar gerbang Ibu Kota.
Jendral Agung dan Pangeran Ming tiba membawa kemenangan untuk Nancheng.
Qin Yun, Qin Yan dan Naru yang mengetahui kedatangan Jendral agung dan pangeran Ming, sejak pagi sudah merecoki Qin Mo Xuan.
Meski tidak membantunya mandi tapi ketiga gadis kecil itu bersikeras membantu sang kakak berpakaian. Kelakuan ketiganya membuat Qin Mo Xuan memerah karena malu. Meski ketiga adiknya tidak melihat seluruh tubuhnya secara langsung karena dia terlebih dulu mengenakan pakaian dalamnya tapi dia yang tidak pernah berhubungan dengan lawan jenis menjadi canggung.
"Ck kalian, apa kalian tahu antara batasan pria dan wanita?" Ketiganya menatap Qin Mo Xuan dengan cemohan.
"Gege dari mana kau melihat jika kami seorang wanita. Lihat kami dengan seksama, bahkan dada pun masih rata lagi pula kami adalah saudara jadi batasan apa yang gege harapkan.."
Qin Mo Xuan diam-diam menangis dalam hati saat jawaban Na Ru dengan acuh terdengar di telinganya.
Qin Yun dan Qin Yan memandang perut Qin Mo Xuan yang berbentuk dengan tatapan lapar membuatnya bergidik.
"Gege, kami sudah berlatih dengan keras setiap hari tapi kami tidak bisa membentuk perut sepertimu.."
Ctak
Qin Mo Xuan menyentil dahi Qin Yun membuatnya memanyunkan bibir.
"Kalian adalah seorang gadis, aku tidak mengizinkan kalian memiliki perut seperti ini tapi jika aku pikirkan lebih teliti sepertinya bagus.."
Qin Mo Xuan menyeringai menggoda ketiga adik kecilnya.
"Karena kalian telah membantuku berpakaian maka sekarang gantian, aku sebagai kakak yang baik akan membatu kalian berpakaian.."
Krik
Krik
Krik
Penjaga bayangan tercengang dengan ucapan Qin Mo Xuan hingga mereka di kejutkan dengan teriakan ketiga nona muda mereka.
"Tidaaaaak.."
"Hahahahaha.."
Tawa Qin Mo Xuan pecah melihat ketiga adiknya melarikan diri.
"Tapi setidaknya biarkan aku menata rambut kalian.."
Ketiganya mematung di depan pintu dan berbalik menatap Qin Mo Xuan dan mengangguk antusias.
Qin Mo Xuan selalu bersikap dingin pada siapa saja bahkan penjaga bahangan selalu takut padanya jika tidak sengaja melakukan kesalahan kecil.
Tidak pernah terlintas di pikirannya jika suatu saat dia akan tertawa lepas hanya karena tindakan ke tiga adiknya.
Setelah membantu ke tiga adiknya, Qin Mo Xuan memerintahkan untuk menyiapkan kereta.
Mereka pergi ke Hong Yueliang Pavilion untuk menikmati waktu mereka seraya menunggu kedatangan Jendral Agung. Kebetulan posisi Hong Yueliang Pavilion sangat dekat dengan gerbang kota
Beberapa jam mereka duduk dan menunggu hingga suara derap langkah kuda terdengar dari kejauhan..
Qin Yan menunduk dengan senyum kecil tidak sabar ingin melihat Jendral Agung.
Meski dia belum bergerak melawan orang-orang di Manor Jendral Agung tapi segala macam rencana telah terbentuk di kepalanya.
Begitu Jendral Agung Luo dan Pangeran Ming tiba di depan gerbang, semua rakyat sangat gembira. Putra Mahkota secara pribadi menyambut kedantangan Jendral Agung dan Pangeran Ming.
"Selamat datang kembali Jendral Agung Luo dan Pangeran Ming.."
"Terima kasih yang mulia.." Jendral Agung penuh senyum tapi matanya penuh cemohan pada Putra Mahkota.
Pangeran Ming hanya sedikit mengangguk tapi tidak berbicara..
Berbicara sebentar lagi, Putra Mahkota memimpi Pangeran Ming dan Jendral Agung menuju Istana. Prajurit yang mengikuti tanpa komando langsung menuju kamp militer mereka.
Merasa tatapan intens dan penuh penilaian mengarah padanya, Pangeran Ming mendongak mencari tatapan tersebut. Pandangannya bertemu dengan pandangan Qin Yan yang sedang berada di lantai tiga Hong Yuelian Pavilion.
Qin Yan mengernyit memandang wajah tampan di bawah topeng itu. Di berpikir keras tentang tatapan pangeran Ming yang seolah sangat akrab dan dia telah terbiasa selama ribuan tahun lalu.
Karena saking intensnya pandangan itu hingga membuat pangeran Ming melengkungkan bibirnya dan berkata tanpa suara.
"Aku merindukanmu.."
Qin Mo Xuan, Qin Yun dan Naru mengamati secara diam-diam pada Qin Yan yang tidak pernah melepas pandangannya dari pangeran Ming.
Ketiganya bertukar pandang tapi tidak berbicara dan mengamati Qin Yan yang terbenam dalam pikirannya. Hingga air mata menetes di pipi Qin Yan mengangetkan ketiganya. Bahkan ucapan Qin Yan tidak bisa tidak membuat mereka terdiam dan merenung makna di baliknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
black
😂😂😂🤣🤣🤣
2023-09-14
2
Frando Kanan
apa mungkin....
2023-06-16
1
Frando Kanan
wkwkwkwkwkwkwk 🤣🤣🤣🤣
2023-06-16
1