"Jue bertahanlah hidup untukku, hancurkan kelompok munafik itu dan menangkan perang ini. Jika surga mengizinkan, kita akan bertemu di kehidupan selanjutnya.."
Qin Mo Xuan terkejut bukan main tapi expresinya tetap tenang. Bahkan Naru kembali mengingat bayangan sekilas saat dia melihat buku yang tampak usang.
Seketika pandangannya kosong, tubuhnya menjadi kaku. Hanya Qin Yun yang merasa bingung dengan tindakan tidak biasa Qin Yan dan Naru.
Bayangan itu kembali terlintas di pikirannya dan kali ini lebih jelas tidak lagi buram.
Wanita yang tertikam di jantung adalah dirinya yang berada di dalam pelukan seorang pemuda.
"Xuanyuan Che aku mencintaimu.."
Jdeeer
Beberapa kata yang keluar dari mulut Naru bagaikan petir di siang hari menyambar Qin Mo Xuan.
Selain memandang Qin Yan dan Naru yang tenggelam dalam pikiran mereka dia melihat Qin Yun yang kebingungan. Jika Yan'er dan Ru'er adalah reinkarnasi dua wanita itu bukan hal mustahil jika Qin Yun adalah salah satunya.
Dia menarik Naru kedalam pelukannya dan membisikan kata-kata untuk membangunkan Naru.
"Jadilah lebih kuat dan temukan dia.."
Naru terkejut dan langsung sadar dari lamunannya, dia memandang Qin Mo Xuan dan air matanya mengalir lebih deras lagi..
Meski ingatan itu hanya saat terakhir tapi dia bisa dengan jelas melihat wajah pemuda yang memeluknya penuh kasih seolah tidak ingin dia menghilang.
Meski air mata terus mengalir dari matanya membuat Qin Yun gelisah. Dia memandang Qin Yan yang masih terhanyut dalam pikirannya.
Qin Mo Xuan saat melihat Di Hao Jue membuka topengnya waktu itu dia tertegun karena wajah itu sangat mirip dengan wajah salah satu dari 3 pemuda yang berkontribusi dalam perang sehingga lukisannya tersimpan di ruang belajar Qin Mo Xuan di kediaman raja Neraka.
Dia mendekat dan berbisik di telinga Qin Yan dengan penuh kelembutan.
"Kenapa masih melamun, pergilah!!"
Qin Yun sebenarnya ingin bertanya tapi memilih diam dan akan bertanya ketika mereka sampai di manor.
Qin Yan tersentak kaget dan langsung berdiri. Dia memandang kakak laki-lakinya dan kedua kakak perempuannya sejenak.
Qin Mo Xuan menyentuh kepalanya dan menyakinkan Qin Yan. Meski Naru masih di penuhi air mata tapi dia juga mengangguk.
Qin Yan tidak membuang waktu lagi dan langsung melompat dari lantai tiga. Tindakannya sangat mengejutkan warga yang berada di sekitar.
"Berhenti di sana kau bebek!!"
Teriakan itu membuat Qin Yun, Qin Mo Xuan dan Naru terjungkal. Bukan karena suara cempreng Qin Yan tapi kata terakhir yang di ucapkan Qin Yan.
"Bebek?"
Ketiganya membeo dan saling memandang lalu tertawa terbahak-bahak.
Pangeran Ming yang berada di kuda sangat puas saat melihat Qin Yan terus menatapnya hingga perlahan jaraknya menjauh.
Dia tidak pernah berpikir jika dia akan jatuh hati lagi pada seorang gadis setelah kehilangan gadis yang di cintainya pulahan ribu tahun lalu.
Masih jelas di ingatannya saat dia bersumpah pada Surga.
"Aku Di Hao Jue bersedia menukar Kultivasi ku untuknya agar bisa melihatnya kembali meski aku harus tertidur ribuan tahun lamanya.."
Dia baru membuka matanya 300 tahun lalu dan berharap menemukan gadisnya kembali tapi dia tidak pernah menemukan sosok itu.
Selama penantian dan pencariannya yang tidak membuahkan hasil, akhirnya dia menghentikan semua dan memilih menetap di benua Phoenix selatan kerajaan Nancheng.
Saat perang dia melihat gadis kecil yang tampak gagah membunuh semua musuh tanpa keraguan sedikitpun.
Meski wajah itu tampak sangat mirip tapi manik itu adalah hitam dan bukan ungu. Jadi dia hanya meminta pertunangan secara langsung untuk menyelidiki tentang gadis kecil itu.
Tapi saat menginjakkan kakinya kembali di ibu kota, dia merasakan tatapan Intens mengarah padanya, sebelum memandang arah tatapan itu, dia melihat Qin Mo Xuan, Qin Yun dan Naru. Dia mengangguk tanda menyapa mereka. Kemudian tatapanya terpaku pada Qin Yan yang menatap Intens padanya.
Dia terkejut menatap manik ungu itu, manik yang selalu membuatnya kagum, memang saat Qin Yan dan yang lainnya pergi saat itu mereka hanya pamit pada Jendral Agung. Secara alami Pangeran Ming tidak melihat penampilan Qin Yan yang di ubah oleh Qin Mo Xuan.
Dadanya bedesir dan berdetak kencang, gadis yang di cintainya sudah kembali. Meski dia bahagia tapi dia tetap tenang, ada ketakutan di hatinya. Dia takut jika gadis itu tidak mengingatnya.
Setelah mengatakan dia merindukannya, dia tidak tinggal lama dan terus mengikuti putra mahkota menuju Istana.
Saat mendengar teriakan cempreng itu dan sebutan akrab untuknya. Pangeran Ming menghentikan kudanya, tubuhnya menjadi Kaku tapi dengan cepat kembali pulih.
"Yanyan mengingatku?"
Kebahagiaan membuncah di hatinya dan mengatakan pada Putra Mahkota dan Jendral Agung untuk pergi lebih dulu. Karena dia tiba-tiba memiliki urusan.
Meski ragu tapi Putra Mahkota mengangguk begitupun dengan Jendral Agung. Dia memandang Pangeran Ming penuh makna lalu memandang putrinya yang berdiri menatap nyalang pada pangeran Ming.
Jendral Agung berkeringat dingin, dia takut jika pangeran Ming tersinggung karena Qin Yan memanggilnya Bebek.
Pangeran Ming turun dari kudanya, dengan aura pembunuhan menguar darinya tapi tatapan itu penuh kerinduan.
Dia melangkah mendekati Qin Yan yang berdiri menatapnya dengan arogan, jejak mencemoh berkilau di manik ungunya.
"Kau memanggilku apa?"
Qin Yan menyeringai, warga di sekitar sangat ketakutan berharap Qin Yan bisa mempertahankan hidupnya dari pangeran Ming yang di kenal tidak menyukai wanita.
"Bebek.."
Qin Yan tidak mundur dan dengan nada menantang mengatakan bebek pada Pangeran Ming.
"Katakan sekali lagi!!"
"Kau itu bebek, bebek buruk rupa dan segala antek-anteknya.."
Di lantai tiga. Qin Mo Xuan, Naru dan Qin Yun tidak bisa menahan tawanya mendengar Qin Yan yang terus mengejek pangeran Ming.
Pangeran Ming sangat bahagia, pertemuan pertama mereka dulu juga seperti ini. Dia langsung menarik Qin Yan kedalam pelukannya dan terbang ke lantai tiga Hong Yueliang Pavilion di mana tadi Qin Yan berada.
Qin Yan tertegun kemudian dia merasa ada yang aneh karena ketiga kakaknya sedang tertawa terbahak-bahak.
"Bebek turunkan aku!!"
"Berhenti memanggilku bebek di depan umum.."
Qin Yan tidak melawan, dia memegang wajah Pangeran Ming yang tidak tertutup topeng. Melihat itu, Qin Mo Xuan segera merobek ruang dan menyeret kedua adiknya memberikan ruang pada 2 orang yang sudah lama tidak bertemu.
Tangan Qin Yan bergerak menuju topeng pangeran Ming dan melepasnya. Pangeran Ming tidak menghentikannya tapi membiarkan Qin Yan melepas topengnya.
Wajah itu masih setampan dulu tidak berubah oleh waktu dan usia. Keduanya tetap diam menikmati momen pertemuan mereka.
Aura pembunuhan di sekitar pangeran Ming telah lama menghilang. Dia hanya menatap Qin Yan dalam pelukannya dengan tatapan lembut penuh kerinduan.
"Aku..aku juga merindukanmu.."
Meski suaranya sangat kecil tapi itu jelas di telinga pangeran Ming. Dia memeluk Qin Yan semakin erat menyalurkan semua perasaan dan kerinduannya kemudian dia menatap Qin Yan.
"Kapan kau mengingatku?"
"Saat kau mengetakan kau merindukanku.."
"Yan kau akhirnya kembali, 300 tahun semenjak aku bangun dan terus mencarimu hingga aku menemukanmu.."
Qin Yan menjadi ketakutan memandang Pangeran Ming. Meski wajah itu masih tampan tapi tidak bisa di pungkiri jika pemuda di depannya adalah monters tua..
"Maaf membuatmu menunggu.."
"Tidak masalah, meski harus menunggu seumur hidup. Akan aku lakukan.."
Keduanya melepas rindu, Qin Yan tidak pernah bermimpi jika orang yang mengajukan pertunangan saat itu adalah kekasih masa lalunya. Tapi sekarang dia bahagia, meski kekasihnya monster tua sekalipun dia tidak peduli.
"Aku akan kembali, kau pergilah ke Istana menghadap Kaisar terlebih dahulu.."
Cup
Di Hao Jue mengecup kening Qin Yan, dia tersenyum kecil dan menurunkan Qin Yan dari pangkuannya.
Pangeran Ming tidak menunda lagi dan langsung pergi menyusul Putra Mahkota dan Jendral Agung.
Selepas kepergian pangeran Ming, Qin Yan masih tersenyum lebar. Hingga di kejutkan oleh Qin Mo Xuan.
"Ehem.."
"Ehehehe gege."
Qin Yan merona melihat Qin Mo Xuan, senyumnya sangat indah dan berseri-seri.
"Ayo kembali, kita mendapat undangan untuk perjamuan nanti malam.."
"Ok.."
Qin Mo Xuan dan Qin Yan pulang bersama dengan menggunakan kereta mereka tadi, karena Naru dan Qin Yun sudah ada di manor.
...
Istana
Kaisar menyambut kedatangan Jendral Agung Luo dan Pangeran Ming.
"Hahaha aku tahu kalian pasti berhasil.."
"Kami hanya beruntung yang mulia.." Jendral Agung Luo tidak menyangkal dan menganggap itu kemenangan kemarin hanya keberuntungan. Jika putrinya tidak datang mungkin dia tidak lagi hidup.
"Katakan apa yang kalian inginkan?"
Pangeran Ming menatap Jendral Agung sejenak dan mendapat anggukan lalu dia mengungkapkan keinginannya.
"Yang mulia jika anda berkenan tolong berikan aku perjanjian pernikahan dengan Qin Yan.."
Kaisar dan Putra Mahkota tertegun mendengar permintaan Pangeran Ming. Bukannya Kaisar tidak ingin tapi dia ragu.
"Jika anda ragu karena status Qin Wang maka itu tidak perlu karena aku sudah mendiskusikan dengannya secara pribadi.."
Kaisar berpikir sejenak lalu mengangguk dan meminta Kasim yang setia di sampingnya untuk menuliskan dekrit.
"Dan apa yang kau inginkan Jendral?"
Jendral Agung memberi hormat pada Kaisar dan menjawab dengan sopan.
"Pejabat ini tidak menginginkan sesuatu, pejabat ini lega karena bisa membawa kemenangan untuk Nancheng.."
Kaisar tersenyum, dia sangat tahu tentang kesetiaan Jendral Agung Luo pada Nancheng jadi dia tidak pernah takut kalau Jendral akan berkhianat.
Ketika Kaisar ingin menghadiakan dirinya dengan tumpukan kain brokat dan emas serta perhiasan. Jendral Agung dengan cepat menolak, dia tidak ingin orang-orang yang berhati hitam menikmati semua yang dia peroleh.
"Yang mulia, bukannya pejabat ini menolak hadiah anda. Hanya tolong jadikan hadiah pejabat ini untuk membantu rakyat miskin yang desanya berada di perbatasan..."
"Hahahaha jika itu keinginanmu Jendral, maka Zhen akan mengabulkannya.."
"Pejabat ini berterima kasih yang mulia.."
"Ya, kalian kembalilah! nanti malam ada jamuan untuk kalian berdua.."
"Terima kasih yang mulia.."
Keduanya keluar dari ruang kerja Kaisar dan langsung kembali ke Manor mereka masing-masing.
...
Manor Qin Wang
Qin Mo Xuan membuatkan ketiga adik perempuannya set pakaian dan perhiasan dari dunia atas.
Dia tahu jika ketiga adiknya tidak memiliki hanfu yang cocok untuk memasuki Istana jadi secara diam-diam membuatkan mereka pakaian.
Baru saja ingin membawa ketiga set pakaian dan perhiasan untuk ketiga adiknya, seorang pelayan datang mengatakan jika di depan ada seorang Kasim membawa Dekrit kekaisaran.
Qin Mo Xuan mengernyit dan memanggil ketiga adiknya untuk ke aula depan.
Mereka berkumpul menatap sang Kasim. Karena mereka tidak harus berlutut di hadapan Kaisar jadi mereka hanya membungkuk sedikit pada Kasim.
"Karena sikapnya yang elegan dan bakat yang menakjubkan, Nona Qin Yan di anugerahi pernikahan oleh Kaisar untuk menjadi Permaisuri Ming Wang.."
Awalnya mereka ingin marah tapi saat mendengar akan menjadi permaisuri Ming Wang mereka langsung membuang kemarahan mereka.
Qin Yan maju menerima dekrit itu, Qin Mo Xuan secara acak memberikan Lingzhi tingkat rendah yang mengandung energi spiritual di dalamnya pada sang kasim.
"Terima kasih atas perhatianmu yang mulia.." Kasim itu undur diri dan meninggalkan Manor Qin Wang.
Qin Mo Xuan menatap ketiga adiknya dan memanggil mereka ke kamar miliknya.
"Ikut aku ke kamarku.."
Ketiganya dengan petuh mengikuti Qin Mo Xuan. setiba di kamar Qin Mo Xuan, Qin Mo Xuan mengeluarkan 3 set pakaian dan perhiasan untuk ketiga adiknya dan memberikan pada mereka masing-masing.
Meski pakaian itu bagus dan bahannya juga sangat bagus tapi Naru tak menyukainya.
"Gege apa tak ada yang lain?"
"Pakai itu!!"
"Tidak, apa warna buruk ini? Sama sekali tidak sekeren warna Orange.."
"Ru'er gaunmu itu terbuat dari sutra yang di hasilkan oleh ulat sutra yang merupakan binatang buas peringkat Saint di mana benda tajam tak akan bisa memotongnya.."
Meski Naru sangat tidak suka tapi dia menerima dengan wajah hitam seolah siap memakan orang kapan saja.
"Baiklah.."
Naru membuka pakaiannya di depan Qin Mo Xuan toh dia masih memakai pakaian ketat di dalam jadi dia tidak masalah.
Dia meminta Qin Yan dan Qin Yun membantunya berpakaian setelah itu meminta untuk menata rambutnya sekeren mungkin.
Cara Qin Yan dan Qin Yun menata rambut Naru berdasarkan style jaman modern, mereka tidak menaruh perhiasan di kepala Naru secara berlebihan.
Setelah Naruto selesai gantian mereka membantu Qin Yun untuk berpakaian sedangkan Qin Yan membantu menata rambut milik Qin Yun.
Terakhir mereka mendandani Qin Yan dengan teliti mengganti pakaian serta menata rambut.
Qin Mo Xuan berdiri di samping menatap ketiga adiknya yang berdandan. Meski dandanan mereka cukup simpel tapi terlihat cantik.
Dia tidak pernah melihat gaya rambut yang di buat oleh ke tiga adiknya tapi dia memilih mengabaikannya.
Ketiga berdandan memakan waktu selama 5 jam. melihat ketiga adiknya sudah siap, Qin Mo Xuan mengambil jubahnya sendiri dan mulai memakainya.
Qin Mo Xuan seperti biasa mengenakan pakaian putih tapi kali ini pakaian yang di kenakannya memiliki warna biru yang di padukan serta pola aneh tersulam di pakaiannya.
"Ayo!!"
Mereka berempat keluar dari kamar Qin Mo Xuan. Meski ketiga gadis itu ceroboh dan suka seenaknya tapi saat ini tingkah mereka layaknya seorang gadis bangsawan.
....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Frando Kanan
wkwkwkwkwkwkwk 🤣🤣🤣🤣🤣 pak tua buyut
2023-06-16
1
*Zuza*
bagus ceritanya thor beda sama yg lain
2021-02-23
2
Aqsa Grizzly
Semangaat Thor
2021-02-12
2