Markas Departemen Gaib Nusantara bertempat di sebuah gedung kosong yang terkenal sangat angker. Tempat yang sudah sangat lama tidak dihuni.
Tempat kerja bagi orang-orang yang mengurus dunia persetanan. Semua karyawan di Departemen Gaib adalah orang indigo.
Untuk manusia normal suasana di gedung itu sungguh menyeramkan. Banyak jin-jin usil yang berlalu-lalang di sana. Baik siang apalagi malam.
Sepertinya hal itu memang disengaja. Untuk menambah kesan menakutkan di bangunan tinggi tersebut.
Bagi orang-orang biasa gedung yang sudah tidak terpakai itu adalah tempat angker yang mempunyai banyak gosip kisah horor. Begitulah penampilan luarnya.
Tapi bagi orang-orang indigo yang bekerja di departemen gaib, tempat itu sangat nyaman di dalamnya.
Ada beberapa lantai yang difungsikan sebagai tempat mereka bekerja dengan fasilitas yang luar biasa. Tentu saja orang awam tidak bisa melihatnya.
Semua ini berkat kecangihan teknologi dan campur tangan kekuatan gaib. Supernatural.
Pagi itu Wati bersama Salima dan Gaxbot datang ke markas departemen gaib. Tempat sesuai alamat yang diberikan oleh Hamka kepada mereka sebagai undangan untuk bergabung.
Kebetulan sekali saat mereka bertiga datang, para pimpinan di departemen gaib beserta seluruh staf nya sedang mengadakan rapat bulanan. Wati dan Salima harus menunggu.
“Kenapa kita datangnya pagi-pagi begini?”, tanya Salima.
“Sudah aku jelaskan. Mereka manusia. Mereka punya jam kerja seperti kantor pada umumnya” jawab Wati.
Tidak berselang lama.
Hamka selaku kepala divisi lapangan di departeman gaib. Dan dua orang lainnya yang merupakan Pemimpin di departemen tersebut, beserta kepala divisi rumah tangga menemui Wati dan Salima.
Mereka berkenalan. Wati, Salima dan Gaxbot bersedia untuk bergabung dengan departemen gaib. Dan mereka akan bertugas di divisi lapangan yang diketuai oleh Hamka.
Setelah menjelaskan hal-hal mendasar tentang latar belakang, visi, misi, dan perkembangan terbaru di departemen gaib.
Pemimpin tertinggi di lembaga tersebut langsung memperkenalkan Wati, Salima dan Gaxbot kepada seluruh staf karyawan yang bekerja di sana.
Wati tampak begitu senang ia bisa bergabung bersama orang-orang yang mempunyai kelebihan seperti dirinya.
Tidak butuh waktu lama bagi Wati untuk langsung bisa akrab dengan mereka.
Karena Wati dengan Kuntilanak Warrior nya punya kehidupan sendiri. Ia tidak diwajibkan untuk selalu datang ke kantor.
Wati dan Salima selain bergabung di departemen gaib juga mempunyai garis takdir hidup mereka sendiri sebagai manusia yang bisa menyatu dengan jin qorinnya.
Untuk itulah peran Kuntilanak Warrior di departemen gaib divisi lapangan hanya akan dilibatkan jika benar-benar dibutuhkan.
Untuk urusan lain-lain Wati akan bekerja secara daring. Karena Wati juga tinggal di kota yang berbeda.
*
Di markas departemen gaib.
Pada suatu hari di ruang staf divisi lapangan. Wati sedang berada di sana.
Di papan whiteboard terpampang foto-foto manusia indigo berkekuatan istimewa.
“Siapa mereka?”, tanya Wati.
“Mereka adalah target rekrutan kita yang baru”, jawab seorang staf perempuan berhijab bernama Lavi.
Dari banyaknya foto-foto itu Wati tertarik dengan dua diantaranya.
“Siapa ini?”,
Wati menunjuk sebuah foto yang tampak lawas. Kualitas gambarnya menguning berbeda dengan cetakan foto HD zaman sekarang.
“Orang itu namanya Idrus Khas”, jawab Lavi.
“Apa kamu pernah mendengar namanya?”, tanya Lavi.
“Aku belum pernah mendengar namanya”,
“Tapi rasanya aku pernah melihat foto ini”,
“Apakah dia seorang yang terkenal?”, tanya Wati.
“Dia sangat terkenal. Dia adalah seorang penyanyi di masanya”, jawab Lavi.
“Pantas saja. Aku jadi ingat”,
“Di rumahku ada koleksi kaset dan piringan hitamnya”,
“Pasti dulu almarhum ayahku suka mendengarkan lagu-lagunya”, terang Wati.
Salima yang sedang duduk cantik sambil mengayun-ayunkan kaki di atas lemari turut tersenyum.
Jin tua itu tahu siapa sosok Idrus Khas. Manusia tengkorak yang terperangkap dalam kutukan iblis.
“Siapa yang ini?”,
Wati menunjuk foto yang kedua. Berbeda dari yang sebelumnya foto itu tampak masih baru dicetak.
“Namanya Akbar”, jawab Jihan seorang staf perempuan yang mempunyai karakter lebih maskulin.
“Oh jadi dia yang namanya Akbar”, kata Wati.
“Kalau yang ini aku sering dengar”,
“Namanya sering jadi bahan gunjingan oleh jin-jin di pinggir jalan”, ucap Wati yang membuat Jihan dan Lavi tertawa.
Di dunia gaib nusantara siapa yang tidak mengenal sosok Akbar. Manusia indigo yang satu itu sudah memulai pertarungannya jauh lebih awal.
Akbar sudah kerap berpetualang. Berkali-kali lolos dari lubang kematian.
Banyak yang mengaguminya. Tapi tidak sedikit juga yang membencinya.
Salah satunya adalah Salima. Jin veteran tipikal petarung itu ingin sekali berduel satu lawan satu melawan Akbar.
*
Keluarga baru.
Itulah haru yang dirasa oleh Wati setelah bergabung menjadi bagian dari keluarga besar departemen gaib.
Sekarang Wati sudah mulai akrab dan dekat dengan Lavi dan Jihan. Staf perempuan di divisi lapangan.
Mereka berdua usianya di atas Wati. Jadinya bisa membimbing Wati layaknya seorang kakak yang Wati tidak pernah punya.
Wati tidak perlu kesulitan lagi untuk mencari teman curhat jika Salima sedang tidak tersedia. Ia bisa langsung mengutarakannya kepada Lavi atau pun Jihan.
Baik itu masalah pekerjaan di alam gaib atau pun persoalan pribadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments