Sejarah Kuntilanak

Dahulu kala kuntilanak adalah koloni jin yang hidup di sebuah pulau gaib yang terletak di antara gugusan pulau nusantara.

Pada masa tersebut jin-jin perempuan itu hidup dengan penuh kedamaian di wilayah kerajaan gaib mereka sendiri.

Setelah berjuta-juta tahun berlalu masalah mulai timbul. Terjadi pergolakan jiwa yakni dengan munculnya rasa penasaran dan liarnya nafsu yang melanggar aturan.

Di pulau gaib itu mayoritas penduduknya adalah perempuan. Hanya ada sedikit kuntilanak laki-laki tidak lebih dari 0,04 % dari populasi. Regenerasi dan reproduksi para kuntilanak menjadi terhambat. Para kuntilanak yang masih muda-muda juga enggan jika harus kawin dengan jin yang sudah tua-tua.

Di bawah pimpinan Raja Kuntilanak VIII pada masa itu. Akhirnya mereka melakukan sebuah terobosan yang sangat bertentangan dengan hukum alam. Suatu tindakan yang dilarang bagi makhluk alam gaib dan sebaliknya.

Raja Kuntilanak VIII yang juga berjenis kelamin perempuan dan juga mengidap kelainan seksual menyuruh pasukannya untuk menculik manusia.

Targetnya adalah manusia yang lemah iman. Laki-laki maupun perempuan. Laki-laki untuk membantu reproduksi mereka. Sedangkan perempuan khusus diserahkan kepada Raja Kuntilanak VIII yang juga menyukai hubungan sesama jenis atau pun biseksual.

Dari sinilah awal mulanya kuntilanak mempunyai keturunan yang bermacam-macam dan bisa berhubungan dengan manusia.

Tapi hal tersebut tidak berlangsung lama setelah Raja Kuntilanak VIII lengser karena terjadi pemberontakan.

Bahkan mulai dari waktu itu hingga sekarang, pemilihan Raja Kuntilanak di pulau gaib tersebut diubah sistem pemilihannya. Yaitu dengan cara bertarung duel satu lawan satu. Siapa yang terkuat dialah yang akan menjadi Raja Kuntilanak.

Pada masa sekarang ini jika di dunia manusia mendapati kuntilanak yang berterbangan di tempat-tempat tertentu semisal di hutan, gunung, atau rumah kosong.

Mereka adalah kuntilanak-kuntilanak biasa yang terbuang dari pulau gaib karena mereka tidak cukup kuat. Dan mereka juga tidak cantik bahkan cenderung buruk rupa.

Semakin sakti sosok kuntilanak maka akan semakin cantik dan mempesona wujud yang bisa diperlihatkannya.

Kuntilanak-kuntilanak merah yang sedikit jumlahnya di dunia manusia adalah kuntilanak yang kuat tapi telah kalah dalam sebuah pertarungan untuk memperebutkan gelar raja di pulau gaib. Setelah kalah dalam duel mereka pun diusir.

Jenis kuntilanak berdasarkan warnanya adalah hitam, merah dan putih.

Kuntilanak hitam adalah yang terkuat dan juga licik. Kemudian ada kuntilanak merah yang juga kuat tapi tidak bisa mengatur emosi dan cenderung bodoh, hanya mengandalkan kemampuan bertarung saja.

Sedangkan kuntilanak putih adalah mayoritas kuntilanak yang hanya pandai bersolek dan bernyanyi. Keunggulan kuntilanak putih hanyalah jago terbang dan melarikan diri.

Selain itu ada kuntilanak dengan warna lain seperti kuning, biru, hijau, cokelat, orange, ungu dan lain-lain. Mereka tidaklah ubahnya seperti kuntilanak putih pada umumnya. Hanya beda warna saja karena faktor genetic.

Selain jenis warna ada juga klasifikasi dari jenis kemampuan. Karena kuntilanak-kuntilanak itu bisa berkembang sesuai dengan bakatnya jika mereka mau tekun belajar.

Ada kuntilanak perang dengan tipikal petarung. Inilah golongan jin kuntilanak seperti Salima. Sayangnya populasinya tinggal sedikit.

Kemudian ada juga kuntilanak keturunan raja. Mereka adalah sosok pemikir dan ahli siasat.

Dan yang terakhir adalah kuntilanak jenis binal. Hidup mereka hanya didedikasikan untuk kenikmatan sexual semata. Kebanyakan dari mereka pergi dari pulau gaib untuk berumah tangga dengan genderuwo.

Tidak seperti zaman dahulu dimana kuntilanak bisa leluasa menculik manusia tampan yang ingin mereka perkosa. Sekarang sudah ada manusia-manusia sakti yang berbuat untuk menjaga tatanan antara alam gaib dan alam manusia.

Golongan putih di alam gaib pun memberlakukan peraturan yang ketat di alam tak kasat mata bumi nusantara. Untuk menjaga kedamaian.

*

Salima memperkenalkan kuntilanak merah bernama Rosa. Jin itu merupakan temannya yang berasal dari tempat tinggal mereka dulu.

“Rosa datang kepadaku untuk meminta bantuan kepada kita”, ucap Salima.

“Bantuan seperti apa?”, tanya Wati.

“Biar aku jelaskan”, ungkap Salima.

Raja Kuntilanak yang sekarang berencana membunuh semua kuntilanak putih yang tinggal di pulau gaib dan juga yang tersebar di bumi nusantara.

Alasannya karena kuntilanak putih itu lemah dan memalukan derajat kuntilanak di alam gaib dengan tindakan-tindakan bodoh mereka.

Hal ini mengacu pada kuntilanak-kuntilanak putih yang sering kurang kerjaan menakut-nakuti manusia. Dijadikan pemuas nafsu bangsa genderuwo. Hingga bersedia dipekerjakan oleh dukun-dukun golongan hitam.

Sebagai informasi sosok wewe gombel dengan tubuh dan wajah yang sudah tidak karuan dan menjijikan. Memiliki payudara super size yang bergelambir hingga ada yang sampai menyentuh tanah.

Dahulunya mereka adalah sosok kuntilanak putih. Berevolusi menjadi wewe gombel dengan wujud demikian karena telah terlalu lama dijadikan sebagai budak sex oleh bangsa jin yang lain.

Rosa si kuntilanak merah baru saja menantang duel sang Raja Kuntilanak namun ia kalah telak. Begitupun kuntilanak bertipe petarung-petarung yang lain. Mereka semua kalah melawan Raja Kuntilanak yang sekarang.

“Salima, hanya kau lah satu-satunya harapan kami”, ujar Rosa si kuntilanak merah.

“Apalagi kau sudah bergabung dengan manusia yang harus kau dampingi”, tambahnya.

“Kau pasti bisa mengalahkannya”, kata Rosa dengan yakin.

“Itu artinya jika aku dan Salima berhasil mengalahkan Raja Kuntilanak yang sekarang, maka Salima akan menjadi raja?”, tanya Wati.

“Benar”, ucap Rosa.

“Tapi taruhannya adalah kematian”, ucap Salima.

“Apakah ada aturannya dalam duel itu?”, tanya Wati.

“Tidak ada. Murni adu kesaktian. Siapa yang keluar sebagai pemenang dialah yang akan menjadi raja”, ungkap Salima.

“Pemenangnya boleh membunuh atau pun melepaskan lawannya dengan cacat”, tambah Salima.

Sama seperti kuntilanak merah bernama Rosa yang sudah kehilangan kedua tangannya.

“Apa kau ingin pergi dan bertarung?”, tanya Salima kepada Wati.

“Ya. Kita akan pergi”, kata Wati setuju.

Sejujurnya Salima tidak begitu terlalu peduli pada apa yang terjadi di pulau gaib kuntilanak. Ia sudah meniggalkan tempat itu berabad-abad yang lalu. Ikatan perasaanya dengan sesama kuntilanak sudah terputus dari sejak zaman dulu.

Salima dahulu meninggalkan tempat asalnya itu karena terobsesi ingin menjadi pendekar yang sakti dan tidak terkalahkan. Ia sama sekali tidak berkeinginan untuk menjadi raja kuntilanak.

Karena Wati juga ingin bertarung Salima pun menjadi semangat. Karena memang inilah jalan takdir dan tujuan hidupnya. Apalagi mereka akan menguji kekuatan melawan Raja Kuntilanak yang sudah ribuan tahun bertahta.

Pertarungan pasti akan berlangsung seru dan sengit. Terlebih lagi Salima juga mengenal sosok raja kuntilanak yang sekarang.

Ini tidak akan mudah untuk Wati dan Salima. Tapi mereka tetap optimis dan akan berjuang mati-matian. Sampai titik nadir darah penghabisan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!