Tanpa sadar aku kelaparan dan tidak tahu dimana kantin berada. Didepanku, ada siswi yang duduk seorang diri sambil menulis dibuku.
Aku mencolek bahunya dari belakang, "Anu... Istirahat habis jam berapa yah?"
Dia berhenti menulis dan memutar balikkan badannya kearahku, "Masih lama kok, kamu ga istirahat?"
Aku tersenyum canggung, "Itu..."
Dia segera berdiri dari kursinya, "Ayo ke kantin, aku juga belum makan dari tadi,"
Entah apa dia bisa baca pikiranku atau bagaimana, tapi aku sangat berterimakasih karena dia mau mengajakku ke kantin.
Aku mengangguk dan tersenyum senang padanya. Kami keluar berdua menuju kantin. Aku melihat gadis ini dengan seksama, nampaknya dia tak asing bagiku, seolah aku pernah bertemu dengannya di suatu tempat.
"Nama kamu siapa?" Segera ia langsung melihat kearahku dengan heran.
Aku jadi merasa bersalah karena tidak tahu teman sekelas, "Eh, maksudnya... A-aku lupa... Hehe... Sorry..."
Duh, apasih yang kupikirkan sampai seperti ini? Semua orang disini tidak boleh tahu jika aku bukanlah Victor yang asli!
Untungnya, ia malah menahan senyum dan berpikir sejenak kemudian menjawab pertanyaanku tadi, "Myah Andani, kamu Victor Stone?"
Aku mengangguk, "Iya, salam kenal yah Myah, maaf aku ga tahu nama kamu..."
Myah menggeleng pelan, "Gapapa, wajar sih soalnya aku jarang nimbrung dikelas,"
Myah Andani? Setahuku tidak ada karakter di novel Chasing Her Feeling ada namanya? Apa dia karakter figuran? Atau jangan-jangan...
"Kamu... Orang sini?"
Dia membuang mukanya. Entah kenapa tiba-tiba suasana menjadi hening seperti ini. Apakah mungkin ia bukan karakter disini, bukan figuran, tritagonis, protagonis ataupun antagonis, kalau di komik, hanya digambarkan sebagai manusia tanpa wajahnya.
Tapi jika benar, bagaimana bisa dia punya nama? Apa itu nama samaran saja? Aku kira dia adalah salah satu karakter disini ternyata bukan.
"A-aku..." Dia sangat gugup bahkan tak berani menjawab pertanyaanku.
Aku mengalihkan topik dengan gembira melihat kantin, "Wah, akhirnya sampai juga,"
Kami berdua duduk berhadapan dimeja yang sama. Kami juga memesan menu yang sama yaitu mie ayam dan es teh.
Kalau dilihat-lihat, sepertinya seru berteman dengan yang bukan karakter disini. Bukankah aman jika aku mempercayainya? Tapi aku rasa tak secepat itu.
"Pulang sekolah kalau ga sibuk, boleh ga aku main kerumah kamu?" Pancing ku untuk memastikan apa benar ia karakter di novel ini atau bukan.
Karena jika ia bukan karakter dalam novel ini, ia tak punya tempat tinggal serta nama. Bahkan orangtua pun tak ada. Berbeda dengan karakter yang tertulis dalam novel maka sudah dipastikan ia memiliki apa yang manusia miliki.
Makanan kami datang, Myah segera meneguk es teh miliknya. Wajahnya benar-benar gugup karena diberi pertanyaan seperti itu, sudah dipastikan memang benar dugaanku.
"Gapapa kalo ga bisa, cuman ngetes aja kok..."
"Sorry.. Orangtua gak ngizinin ngajak temen cowok kerumah, maaf yah..."
Aku tersenyum tipis, boleh juga bohongnya. Padahal ia tak perlu berbohong juga aku sudah tahu, tapi sepertinya ia tak mau orang-orang tahu jika ia tak memiliki apapun.
Dia makan dengan lahap, berbeda dengan gadis pada umumnya yang makan harus jaga image didepan siapapun. Entah karena dia jarang makan atau tak diberi makan, aku jadi senang melihatnya.
Aku menyeruput mie ayam milikku dan tersenyum senang karena rasanya enak, "Enak yah?" Ucapku sambil menutup mulut.
Myah mengangguk dan makan belepotan, aku segera mengambil tisu dan mengelap bibirnya yang penuh dengan kuah mie ayam.
"Pelan-pelan, gada yang ngambil kok," Aku menahan tawa melihatnya. Myah segera mengambil tisu dari tanganku dan mengelapnya sendiri dengan malu-malu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments