Chapter 17

Aku kembali makan, "Itu... Nanti pasti bakal tahu kok. Ngomong-ngomong, kamu nyaman gada hp?"

Myah tersedak. Dia segera meneguk pop ice dengan buru-buru, "Ya... Gapapa sih... Emang kenapa?"

"Susah berkomunikasi kalo gada,"

"Yang lain banyak gada hp malahan, bukan cuma aku doang!"

Apa, karakter yang tidak tertulis disini juga demikian? Sebenarnya aku berpikir jika mereka sama tunawisma nya dengan Myah, tapi aku penasaran di mana mereka tinggal jika mereka hanyalah meramaikan isi novel, bukan untuk di kenal oleh pembaca.

"Kayaknya, aku bakal ikut beasiswa aja,"

Myah terkejut mendengarnya, "Ngapain?"

Aku tersenyum, "Biar ada pengalaman, kan sayang waktu aku sia-sia padahal masih muda,"

Padahal sebenarnya aku ingin menggunakan uang tersebut untuk membeli ponsel kepada Myah agar ia bisa berkomunikasi denganku.

Aku juga tahu, jika Victor pernah mendapatkan beasiswa sewaktu SD, sayangnya ketika SMP ia tidak dapat karena malas-malasan, sampai sekarang pun juga begitu.

Dan aku ingin mengubah nasibnya juga. Aku ingin Victor mendapatkan kehidupan yang layak, seperti hidupku didunia nyata.

Aku tak ingin melihat dirinya meninggal lagi, cukup aku saja, dia harus hidup bahagia di novelnya sendiri, apalagi dia adalah karakter utamanya.

Kami kembali ke kelas. Aku mengeluarkan ponselku dan merasa kecewa karena aku membiarkan dia mati total seharian.

"Za, ada charger gak?" Tanyaku pada Reza.

"Ada sih, tapi dipinjem Arga,"

Sial, bisa-bisanya dia jawab santai disaat seperti ini? Aku tahu, dia pasti akan menyuruhku ke kelas Arga sehingga aku akan bertemu dengan Katy.

"Pinjem dong, bentar aja..."

"Hmm Arga tadi minjem udah lama sih, kayaknya udah full batere hp nya. Ke kelasnya aja, gapapa kok..."

"Lo aja yang ngambil, ya?"

Reza memutar bola matanya malas, "Yaudah tunggu aja pas pulang, nanti Arga kesini..."

"Ga bisa, Za! Hp gue udah sekarat ini!"

Aku bodoh karena kesal padanya. Tak pantas aku marah padanya karena aku lah yang butuh dan memohon tapi malah aku yang memarahinya.

Sebelum Reza salah paham, aku menjelaskan dengan pelan, "Gimana, lo temenin ngambilnya, mau?"

Reza mengeluarkan ponselnya dan menelpon Arga, "Ga, balikin charger gue,"

Aku menelan ludah karena ini kali pertama aku melihat Reza yang biasanya sumringah kini berwajah datar.

Dari kejauhan Arga menjawab, "Iya iya, tunggu yeah~" Dan Reza mematikan panggilan.

"Kalo mau minjem tuh, yang sopan," Ucapnya menceramahiku.

Aku menepuk-nepuk bahu Reza, "Hehe... Habisnya sih lu ga mau nemenin,"

"Bentar lagi guru masuk, lu mau kita ga dibolehin masuk kelas?"

Aku merasa bersalah, "Iya, maaf... Maaf ya Za udah kurang ajar sama lo,"

Reza melepaskan tanganku dari bahunya, "It's okay..."

Sepertinya ini akan menjadi perjalanan yang agak panjang. Daripada berlalu, mungkin ini saatnya aku menghabiskan waktu dengannya nanti.

Arga pun datang dan mengembalikan charger milik Reza. "Thanks bro, by the way pulang sekolah mau kemana nih?" Tanya dia pada Reza.

Reza langsung bersemangat, "Biliar aja gimana? Udah lama ga main soalnya..."

"Gue juga mau ikut!"

Reza dan Arga langsung melihat kearahku kemudian mereka berdua saling menatap satu sama lain bergantian.

"Tor... Serius lu join? Bukannya kemarin sama cewek—"

"Yah gapapa dong, ya 'kan?" Ini benar-benar membuatku seperti orang bodoh.

Bisa-bisanya aku kembali bermain bersama mereka setelah aku menjauhi mereka. Aku harap mereka mau menerimaku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!