Chapter 19

Aku baru teringat jika di adegan ini Victor pergi bersama Katy mengantarnya pulang menggunakan motor. Tapi entah kenapa bisa motornya malah mogok sekarang.

Aku rasa ini adalah momen yang tepat untuk bertanya namanya, "By the way, nama kamu siapa?"

Dia menatapku dan menyebut namanya. Sayangnya, hujan turun begitu deras sehingga aku tak bisa mendengar namanya.

Aku meminta mengulanginya lagi, tapi yang kudengar adalah suara hujan. Gerakan bibirnya pun cukup cepat dan suaranya juga kalah dengan suara hujan.

Pada akhirnya, aku hanya pura-pura mendengar meskipun aku tidak tahu apa yang dia ucapkan.

Ketika baru 5 menit berjalan, kami memutuskan berteduh di sebuah warung rumah makan karena hujan semakin deras.

Ternyata didalamnya juga banyak orang. Karena kami juga lapar, sekalian kami makan dan beristirahat disana sebentar.

"Kamu mau makan apa?"

Dia merasa tak enak ketika aku ajak makan, "Sebenarnya... Aku gada duit—"

"Gapapa, aku yang bayar," Aku sudah biasa mentraktir temanku, jadi tidak apa kepada orang asing, lagipula aku dan dia sering bertemu.

Dia sedikit tersenyum, "Makasih yah, nanti aku ganti deh..."

Aku tersenyum, "Gapapa, anggap aja sedekah,"

Dia menahan tawa mendengarnya. "Kalo gitu... Rawon?"

Iya juga, hujan-hujan begini memang paling nikmat memakan makanan yang berkuah. Aku juga memesan menu yang sama dengannya.

"Kalo aku minumnya... Teh hangat aja, kamu?" Ucapku padanya.

Dia pun juga setuju dan mengatakan memesan itu juga. Aku lalu bilang ke pelayan pesanan dan kami pun menunggu pesanannya datang.

Sembari menunggu, kami mengobrol sebentar. Aku rasa aku bisa menanyakan namanya siapa.

"Nama kamu siapa? Aku masih ga tahu," Ucapku jujur.

Dia menahan tawa, "Serius kamu tadi ga denger? Jadi sampe sekarang masih ga tahu?"

Aku tertawa canggung dan memegang leherku. Momen macam apa ini? Kenapa aku kelihatan seperti orang bodoh?

Dia tersenyum, "Namaku—"

Lagi, ada saja yang menganggu setiap kali aku ingin tahu nama gadis ini. Pelayan datang membawakan pesanan kami. Kenapa diwaktu yang tak tepat? Padahal sejam baru jadi juga tidak apa.

Dia fokus makan dan kamu gelisah, aku jadi semakin penasaran siapa sebenarnya orang ini. Tapi, rasa lapar tak bisa diabaikan, kuah hitam dan rasa gurih dari rawon benar-benar menghilangkan rasa kesalku.

Sejenak aku lupa dengan apa yang ingin ku tanyakan. Aku jadi teringat dengan mimpiku yang akhir-akhir ini menjurus pada Myah.

Apakah ia Myah yang ku kenal atau bukan, tapi aku merasa apa yang kami lakukan di mimpiku itu terasa seperti nyata.

Apakah mungkin, aku pernah melihatnya di dunia ku sendiri? Dunia nyata, dunia dimana semuanya nyata tidak ada yang diatur oleh penulis yang diciptakan oleh manusia.

Semenjak mimpi itu juga, aku juga penasaran dengan perempuan yang ku selamatkan itu. Bagaimana kabarnya, dan apakah mungkin... Dia adalah perempuan yang mengaku sebagai Myah?

Karena sedang berpikir keras, perempuan yang makan dihadapanku ini menyadarkanku, "Kamu... Gapapa?"

Aku langsung tersentak dan tertawa palsu. Aku meneguk teh hangat disampingku sampai baru sadar jika itu masih panas.

Sial, pakaianku jadi basah kan. Dia langsung memberi tisu kepadaku dan wajahnya khawatir. Aku tersenyum tipis dan mengelap seragam ku. Ini akan lama keringnya, tapi tidak apa selama rasa sakitnya hilang.

Setelah makan, kami lanjut pergi menuju rumahnya. Selama berjalan, semuanya tidak ada apa-apa, hingga ketika mobil lewat dengan kecepatan penuh.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!