Chapter 14

Aku berpikir akan bertemu dengannya lagi ketika SMP, nyatanya aku tak menemukan ada kehadirannya sama sekali.

Dan yang terakhir, aku membantu seseorang yang sedang terjebak kebakaran di rumah susun dekat rumahku. Entah bagaimana kabar gadis itu, aku harap dia baik-baik saja.

Aku melihat kearah Myah untuk melihat bagaimana ekspresinya, dia justru menatapku dengan dalam sambil meneteskan air mata.

Aku panik dan segera memberinya tisu, "Kamu... Gapapa?"

Myah tidak menerima tisu pemberianku, "Gadis itu... Kamu tahu namanya?"

Sayangnya, aku tidak tahu siapa gadis yang ku bantu waktu SD kelas 6 itu. Dan sepertinya aku sudah lupa dengan wajahnya karena bertambahnya usia.

"Ga tahu... Padahal aku pengen ngajak dia temenan aja sih, pengen kenalan.." Kataku sambil melihat kearah bulan.

"Dia pasti seneng banget kalo ketemu kamu sekarang... Karena kamu baginya pahlawan,"

Aku menatap Myah sambil tersenyum tipis, "Ya, aku harap juga gitu,"

"Kalo kamu, gimana?" Tanyaku pada Myah ingin tahu kehidupannya juga.

Myah menghapus air matanya, "Hmm... Gada yang menarik sih,"

"Dulu, aku juga pernah di selamatin sama seseorang," Aku senang mendengarnya karena dia juga mengalami hal yang sama.

"Iya kah? Terus gimana?" Aku yang berusaha menahan kantuk ku, justru menguap karena sudah merasa lelah.

"Terus..." Myah berhenti karena aku menunduk sambil memejamkan mata.

"Ngomong aja, aku bakal dengerin kok..." Nyatanya, aku malah mengantuk berat.

"Gadis itu, sebenarnya..."

Entah bagaimana selanjutnya, tapi aku sudah tidak tahu lagi bagaimana kisahnya yang ia diselamatkan itu.

Tiba-tiba apa yang ku lihat menjadi gelap gulita. Tapi itu tak berlangsung lama, aku terbangun di kamarku sendiri, kamarku yang asli.

Aku lihat tanggal di ponselku, menunjukkan tanggal 15 bulan Mei, itu adalah hari kelulusan ku. Aku segera mandi dan sarapan.

"Justin, hari ini kita pergi jam 8 aja," Kata ibuku sambil mengoleskan mentega ke roti.

Ada ayah yang baru saja nimbrung setelah berpakaian rapi. "Wih... Mau kemana nih, Pak?" Ucapku sambil sumringah pada ayahku.

Ayah tersenyum dan memegang kepalaku sambil mengelusnya, "Habis ini, kamu juga siap-siap," Aku mengangguk.

Setelah beres-beres, kami sekeluarga pergi ke sekolahku. Aku menghampiri teman-temanku dan bersiap untuk ke kelas mengambil rapor.

Setelah semuanya beres, dari kejauhan aku melihat seseorang yang sedang berdiri diantara kekeramain.

Sepertinya, aku pernah melihatnya... Oh! Dia adalah gadis yang kutemui di bis waktu sepulang sekolah kemarin.

Aku menghampirinya dan dia terkejut melihat kedatanganku, "Ya ampun... Ngagetin aja," Ucapnya tapi sambil tersenyum senang.

Aku terkikih, "Ngapain disini, nungguin... Ekhem... Aku?" Ucapku percaya diri tapi ia mengangguk.

Aku terkejut, ditambah lagi ia memberiku kotak earphone yang masih tersegel rapi. "Duh, ngapain..."

"Ambil aja, biar kita bisa sharing lagu favorite sama-sama," Ucapnya sambil tersenyum padaku.

Apakah ia bisa tahu jika earphone ku kemarin hilang? Waktu SMP kelas 8 earphone ku hilang ketika aku sedang memanjat sebuah pohon dekat rusun yang tak terlalu jauh dari rumahku.

Perasaanku campur aduk, tapi aku senang menerimanya. "Makasih yah, oh iya!" Aku membuka tas ku dan mengeluarkan earphone miliknya yang kubawa.

"Makasih juga buat ini," Aku mengembalikan padanya dan ia tersenyum menerimanya.

"Oh iya, nomor kamu berapa nih?" Katanya dan kami pun saling menyimpan nomor satu sama lain.

"Nama kamu siapa?" Tanyaku.

"Myah Andani,"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!