Chapter 10

Aku pun kembali duduk di kursi tadi. Aku baru sadar jika aku belum mengembalikan earphone miliknya yang ia pinjam padaku tadi.

Meskipun tak lagi bersuara, tapi aku masih terus mengingat momen yang menyenangkan tadi. Sejujurnya, ini pertama kalinya aku merasa kedekatan antara lawan jenis, mungkin karena terbiasa berteman dengan laki-laki.

Sebenarnya aku juga punya teman perempuan, tapi entah mengapa baru kali ini aku merasa aku terhubung dengan seorang perempuan, yang padahal baru kulihat pertama kali dalam hidupku.

Meskipun aku tidak tahu namanya, tapi aku harap di kesempatan lain hari, aku bisa mengenalnya lebih jauh.

Aku pun menutup mata untuk tidur, namun justru langsung membuka mata dan terbangun dari tempat tidur.

Aku terbangun didalam ruangan yang ku yakin adalah UKS. Sepertinya itu tadi hanya mimpi, tapi mengapa terasa nyata?

Disampingku ada Myah yang sedang mengompres kening ku dengan sapu tangan. "Myah?" Seketika dia langsung melepaskan tangannya dari sapu tangan.

"V-victor? Kamu udah bangun?" Aku mengangguk lalu merapikan sapu tangan di kening ku yang berantakan.

"Ini UKS sekolah?" Tanyaku memastikan dan Myah mengangguk.

"Tadi dikelas kamu pingsan, badan kamu juga panas, makanya aku bawa kesini,"

"Kamu gendong aku sendirian?"

Muka Myah tiba-tiba memerah, "Nggak! Tadi tuh ada... Dibantu sama guru!" Terlihat sekali ia bohong, padahal aku ingin memujinya jika memang benar ia sendiri yang membawa tubuhku kesini.

"Kenapa balik lagi? Ada yang ketinggalan?" Tanya Myah kembali tenang dan nampak khawatir.

Aku tersenyum dan menggeleng pelan, "Gada, cuman mau lihat kamu aja,"

Myah terdiam dan membuang mukanya. Aku bingung kenapa dia seperti ini, apakah kata-kataku salah?

"Serius, aku cuman mau mastiin kamu aja, karena tadi aku lihat kamu belum pulang,"

Aku berangkat dan beralih ke posisi duduk, "Kamu ga dicariin sama orangtua kamu..."

"Gausah peduliin aku, siapa suruh kamu balik lagi kesini buat jenguk aku? Emang aku ga punya tempat tinggal?"

Myah sedikit kesal karena sejak awal aku selalu menyinggung dirinya dengan tempat tinggal. Padahal, aku ingin dia jujur jika dia pasti tahu kalau dia bukan karakter disini.

"Maaf..." Myah pergi meninggalkan ku. Aku menunduk karena merasa bersalah telah menyakiti hatinya.

Tak berapa lama, tangannya menyodorkan semangkuk bubur ayam kepadaku. Aku mendongak dan melihat kearahnya.

"Jangan sampai sakit..." Ucapnya tapi menghadap kearah lain, bukan kearahku.

Aku tersenyum melihat bubur yang ada ditanganku. Aku memakannya sesendok dan mataku berkaca-kaca.

Myah memegang kedua bahuku dan merubah posisiku agar menghadapnya, ia melihatku dengan tatapan yang khawatir, "Kamu... Kenapa?"

Aku pun juga bingung, kenapa aku merasa terharu padahal ini bukanlah apa-apa, seolah-olah seharusnya aku memang diperlakukan seperti ini oleh seseorang.

"Ah, gapapa... By the way, minta nomor kamu dong,"

Myah berdehem dan melepaskan tangannya dari bahuku, "Aku... Ga bawa handphone,"

Entah sampai kapan Myah akan berbohong, tapi aku tetap akan menerima kebohongannya tersebut. "Kalo gitu, aku nginep dirumah kamu aja..."

"Hah! Mana boleh!" Spontan Myah langsung menutup mulutnya, "M-maksudku... Aku masih lama pulangnya..."

"Yaudah, kalo gitu aku mau nganterin kamu pulang aja..."

"Gak! Rumahku di luar kota! Maksudnya..."

Myah gugup dan menunduk, sepertinya dia kehabisan kata-kata untuk berbohong. Aku berdiri di hadapannya, "Bajuku basah, kamu keluar sebentar," Ucapku dan dia langsung membuang muka serta lari.

Untungnya di tas ada hoodie milik Victor. Warnanya hitam dan berbahan tebal. Aku mengeringkan seragam ku yang basah dan memakai hoodie nya.

Sayangnya aku tak punya celana cadangan, untungnya celana SMA ini sudah lembab, tidak basah kuyup seperti tadi jadi masih nyaman kupakai.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***