BAB 12

Tok!

Tok!

Suara ketukan terdengar di pintunya.

"Siapa? Kenapa Jessica cepat sekali sampainya?" Heran Sandra.

Sandra yang penasaran langsung menuju pintu apartementnya, di intipnya.

"Aku tidak kenal? Siapa?" ucapnya sendiri.

Tok!

Tok!

Suara ketukan pintu apartemen kembali di ketuknya.

Sandra langsung membukanya kali ini, lebih baik memastikannya langsung.

Krek!!!

"Ternyata lama sekali untuk membukanya, kau pembantu baru ya?" tanya lelaki itu.

"Tunggu!" cegah Sandra yang menahan lelaki itu untuk masuk.

"Ini tempatku! Kau cari siapa?" Tegas Sandra, tidak ingin tempat tinggalnya di masuki sembarang orang.

"Ini tempat pacarku, Selena. Baby!" teriaknya memanggil.

"Kau pasti salah nomor," ucap Sandra.

"Tidak mungkin, aku masih ingat dan aku pernah kesini belumnya," ucap kembali lelaki itu.

"Telp saja untuk memastikannya, karena ini tempatku. Jika memaksa masuk terpaksa aku panggil keamanan," ancam Sandra.

"Cih! Galak sekali, baiklah!" kesal lelaki itu.

Tidak lama lelaki itu langsung mencari nomor yang katanya pacarnya tinggal disini. Kalangan elit dan pasti dengan keamanan yang sangat tinggi, ko bisa bisanya kecolongan gini.

"Aneh!" gumam Sandra.

"Hallo, Baby kamu dimana? Aku ada di apartemenmu," ucap lelaki itu.

Entah apa jawaban dari wanita yang di telpnya yang di akui sebagai pacarnya itu.

"Ok," ucap lelaki itu.

Krek!

Pintu sebelah terbuka dan keluarlah wanita cantik sexi yang bak model itu tengok kanan kiri barulah melihat lelaki itu.

"Disini, salah kau Baby," ucap yang bernama Selena.

"Sori, pacarku salah ketuk pintu. Kenalkan aku Selena, kau baru disini?" ucap Selena.

"Iya tidak apa, untung tidak membuat rusuh. Aku Sandra," jawab Sandra.

"Aku baru pindah hari ini," lanjut Sandra.

"Oke, maaf ya sekali lagi," ucapnya tulus.

"Iya," jawab Sandra.

"Maaf ya Sandra, aku pikir tidak salah mengingat nomornya," ucap sesal lelaki itu.

Manggut manggut Sandra disana, setelah keduanya pergi dari sana. Sandra pun masuk dan menutup pintunya.

Makan malam juga sudah siap di santapnya bersama Jessica, tinggal menunggu orangnya datang saja.

Setelah kurang dari satu jam menunggu baru terlihat Jessica di pintu apartemennya.

"Masuk, Jes," pinta Sandra yang sudah cipika cipiki seperti biasanya mereka lakukan.

"Ini pesananmu dan aku lapar, Sa," ucapnya yang terburu buru kemari.

"Tuh!" tunjuk Sandra ke arah Meja makan yang sudah penuh.

"Ayo kita makan," pinta Jessica.

Keduanya langsung makan berdua disana, hidangan yang banyak tapi bisa di habiskan oleh keduanya saja.

*

Di sisi Ken yang masih di kantornya walau sudah larut, tanpa sepengetahuan siapapun termasuk Carli asistennya. Apartement yang di tempati Sandra ada banyak CCTV disana yang langsung terhubung oleh hpnya. Dapat memantau apapun pergerakan Sandra di sana dengan mudahnya.

Ken, buta memang sejak kejadian lima tahun lalu saat bersama dengan Daddy dan Mommy untuk bertemu pacar Ken yang sudah lama di rencanakan.

Naasnya mereka saat dalam perjalanan menuju bandara ternyata sebuah bom sudah terpasang di mobilnya, meledakkan mobil yang membawa mereka. Hanya Ken yang selamat karena jatuh kedalam hutan terpental saat bom meledak.

Daddy, Mommy dan juga sopirnya tiada di tempat. Dengan kekuasaan Opa Gilbert, kakeknya Ken dapat menemukan Ken yang sudah berada di bawah tersangkut pohon. Dengan banyak luka dan matanya ternyata tertancap beberapa serpihan kaca mobil.

Dinyatakan buta dan membuat Ken prustasi, marah. Hasil operasinya hanya agar mencari pendonor sebagai ganti Ken melihat kembali.

Laura, yang menambahkan lukanya kembali disaat hancurnya Ken. Laura memutuskan hubungannya secara sepihak dan menikah dengan pilihan orang tuanya setelah satu tahun kondisi fisik Ken tidak kembali pulih.

Kacau dan hancur Ken setelah berusaha dengan berbagai cara agar kedua orang tuanya itu mau menyetujui untuk bertemu dengan Laura. Walau belum memberikan restunya saat itu, tapi cukup bagi Ken untuk sebuah harapan dari hubungannya. Malah terjadi musibah dan petaka yang menewaskan kedua orang tuanya .

Penyesalan, marah, dendam yang sangat dalam hingga membuat Ken menjadi sosok dingin dan kaku. Bahkan Opa Gilbert yang sendiri mendampingi cucunya sampai saat terakhirnya. Tepat empat tahun lalu, Opanya meninggalkannya juga.

Flashback On

Dua tahun sebelumnya.

"Ken, kondisi mentalmu sudah membaik. Bagaimana jika mencari pendonor?" pinta Gilbert.

"Apa gunanya, Opa?" malasnya Ken.

"Ini sudah tiga tahun berlalu, Ken. Opa tidak selamanya ada di sini mendampingimu," ucap Gilbert.

"Kita berdua di posisi sama, aku yang sudah tua renta dan kau pemuda gagah yang buta. Dan aku tidak mau jika hancur semuanya. Kau perlu bangkit dan membalas semuanya Ken! Daddy dan Mommy mu, masih menunggu kamu untuk membalaskan semuanya. Ken harus bangkit!" ucap Gilbert.

"Aku takut aku tidak akan lama lagi ikut bersama mereka, dan aku harap kamu sudah bangkit dan menjadi Ken yang baru," ucapnya kembali.

Ken termenung walau sudah tidak ada berontak dan amarahnya yang meluap luap.

"Apa aku bisa, Opa? Aku buta!" ucap Ken yang tidak percaya diri.

"Opa akan menjadi pendonor yang siap walau balasannya berat. Asal kau mau, akan aku lakukan," ucap Gilbert.

"Aku tidak yakin Opa. Tiga tahun ini mencari pendonor hasilnya masih nihil," putus asa Ken.

"Opa akan berusah dalam beberapa bulan ini. Tenang dan persiapkan mentalmu untuk itu. Biar Opa yang mengurus sisanya," ucap Gilbert.

"Baiklah, sekali lagi aku gantungkan harapan ini, Opa," ucapnya yang belum yakin akan bisa berhasil.

"Apa ada kabar dari Laura, Opa?" Tanya Ken yang masih menyimpan namanya di hatinya. Dendam dan cinta masih bersama di dalam hatinya saat ini walau kenyataannya sudah di ketahui.

"Jangan bertanya apa yang akan membuatmu terpuruk lagi, Ken. Lupakan dia, dan persiapkan dirimu, itu saja. Opa pergi dulu," ucap Gilbert.

*

Setelah beberapa bulan, akhirnya Ken mendapat pendonor yang kebetulan dan memang sudah waktunya untuk kesembuhan Ken.

Gilbert sudah mendapatkannya, dan sesuai dengan permintaan sang pendonor untuk di rahasiakan namanya. Hanya ingin meminta kelak menikah dengan cucunya jika memang dalam waktu tiga tahun kedepan atau usia Ken 30 tahun belum mendapatkan pendamping hidupnya.

Di setujui oleh Gilbert dan pendonor tersebut, dan jika Gilbert memberikan imbalan tapi di tolaknya. Dengan paksaan Gilbert akhirnya memberikan kepada anaknya saja jika itu memang berjodoh. Tanpa bisa menolak lagi Gilbert menyetujui hal itu.

"Ken, pendonor itu tidak meminta apapun untuk menolong kita, tapi saat tiga tahun mendatang bacalah surat ini," ucap Gilbert dengan memberikan surat tersebut.

Carli yang menggantikan posisi Ken semuanya, sampau batas waktu yang tidak bisa di tentukan. Di dampingi Opa Gilbert jika memang bisa ke sana.

"Iya, Opa," jawab Ken.

"Operasimu ini sangat rahasia dan jangan ada yang tahu jika kamu nanti berhasil melihat kembali. Kamu harus membalas dendam dengan tuntas untuk mereka yang sudah membuat keluarga kita habis," ucap Gilbert.

...****************...

Hi semuanya.

Masih penuh misteri ya😁

Penasaran dengan Bab selanjutnya? Tunggu ya.

Like dan komentar kalian ya 😍

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!