BAB 7

Ting!

Sudah sampai di lantai 15.

Sandra yang berjalan di belakang Carli, mengikuti hingga tiba di depan pintu bertuliskan CEO.

Baru sadar jika Ken itu adalah pemilik perusahaan ini, itupun Jessica yang memberi tahukannya semalam lewat telp.

Flashback On.

"Jes," ucap Sandra.

"Iya, Sa. Baru sampai rumah?" Tanya Jessica.

"Hem," ucap Sandra. Jam sepuluh lewat baru sampai di rumahnya setelah dinner dengan Ken.

Walau disana lama tapi tidak ada percakapan diantara mereka. Lebih banyak musik yang mengiringi mereka.

"Ceritakan paduku, Sa? Penasaran," ucapnya.

"Hanya dinner saja, tidak ada hal yang lainnya apalagi seperti yang kamu bayangkan," ucap Sandra.

"Masa?" goda Jessica.

"Iya, lebih banyak diam tanpa suara dan musik yang lebih dominan mengiringi acara tadi. Yang lebih parahnya, wajahnya yang datar dan tidak ada ekpresi," ucap Sandra.

"Haish! Malangnya dirimu, Sa," ucap Jessica.

"Dan cuma bilang, besok datang ke lantai 15," ucao Sandra.

"Tunggu, apa lantai 15," ulang Jessica.

"Iya, Jes. Lantai 15, bukannya itu tempat CEO kantor kita," ucap Sandra.

"Ken, ini aku baru mencari dan menyadari bahwa kantor kita saat ini. Miliknya, selamat Nyonya CEO," ucap Jessica.

"Aku harus senang? Atau malah sedih? Kamu yang ngatakan ini," ucap Sandra.

"Senanglah, jadi bisa hidup tanpa harus mencari uang lagi. Karena sudah di jamin dan menjadi milyader dengan menyandang nama Nyonya Muda Edward," Goda Jessica.

"Bahkan, Jes. Setelah aku tahu saat ini, seperti masuk kandang beruang yang akan langsung memakannya hidup hidup," ucap Sandra yanh tidak bisa membayangkan apa jadinya nanti.

"Aku percaya padamu sahabatku, pasti bisa melalui ini. Atau aku berharap bisa mencairkan kutub utara, apalagi bisa menjadi bucin," ucap Jessica.

"Doakan saja, Jes." ucap Sandra.

"Ga akan mungkin, cinta? Seorang Ken bucin? Kiamat!" gumam dalam hati Sandra.

Flashback Off.

Tok!

Tok!

"Masuk," ucap seseorang di dalam sana.

"Tuan, Nona Sandra sudah ada disini," ucap Carli.

Saat Sandra dan Carli sudah masuk ke dalam ruangan yang bertuliskan di meja "Kenneth Edward-CEO".

"Berikan padanya, Carli," perintah Ken.

Carli yang langsung memberikan beberapa lembar didepan Sandra.

"Apa ini?" Tanya dalam hati Sandra.

Orang kaya ada saja kelakuannya, yang membuatnya terlihat seperti orang bod*h.

"Bacalah dulu, jika ingin ada yang di tambahkan. Itu pun jika aku setuju," ucap Ken.

"Apa bedanya aku bicara?" Gumamnya dalam hati. Kesal juga belum baca sudah begini. Dengan mengatur nafasnya agar tetap sabar dan tenang.

Peraturan istri Ken!

Selalu patuh pada suami, tanpa pelonakan.

Menjaga kehormatan suami.

Tidak boleh dekat dengan lelaki lain, siapapun.

Siap membantu dan mengurus kebutuhan suami, kapanpun, dimanapun.

Harus terlihat romantis dimuka umum.

"Hah! Perturan apa ini, sangat memberatkan ku. Aku bagaikan ibu yang harus mengurusi bayi," gumamnya dalam hati.

Hanya itu yang membuatnya tidk habis pikir, jika yang lainnya masih normal, tunjangan dan nafkah istri masih akan di terimanya.

"Tuan," ucap Sandra.

"Iya," jawab Ken.

"Bolehkan aku tambahkan?" Tanya Sandra yang mencoba nego.

"Katakan," ucap Ken.

"Aku tidak ingin sekamar dan kontak fisik," ucap Sandra.

"Di tolak, ada lagi?" Tanya Ken cepat.

"Aku masih mau bekerja, Tuan," ucap Sandra.

"Boleh, tapi harus siap jika aku membutuhkanmu," jawab Ken.

"Satu lagi, Tuan," ucap Sandra kembali.

"Katakan," ucap Ken.

"Ternyata banyak juga kemauannya, aku penasaran akankah dia bisa lalui nantinya," gumam dalam hati Ken.

"Aku ingin membalaskan dendam pada keluargaku," ucap Sandra yang memberanikan diri. Sebuah permintaan yang sangat mustahil pikirnya.

"Akan aku pertimbangkan, aku harus melihat kesungguhanmu terlebih dahulu," ucap Ken.

Bukannya Ken tidak tahu apa saja yang sudah terjadi selama ini oleh Sandra, tapi ikatan ini yang sudah menjadi kannya harus terlibat. Dan menjalankan wasiat mendiang Opanya.

"Terima kasih, Tuan," ucap Sandra yang sedikit senyum di wajahnya.

"Mulai besok tidak usah bekerja. Ajukan cuti selama seminggu kedepan, karena besok akan ada Jojo menjemput untuk perawatan tubuhmu di sebuh salon," ucap Ken kembali.

"Baiklah," jawab Sandra.

"Tidak buruk, aku akan mencobanya," gumam dalam hatinya.

"Carli, tambahkan apa yang tadi aku sudah setujui dan yang sisanya bisa menyusul untuk di setujui," perintah Ken.

"Sore nanti akan kembali Carli ke ruangmu, untuk tanda tangan ini setelah selesai revisi," ucap kembali Ken.

"Baik, Tuan," jawab Sandra.

"Ya, sudah. Kau bisa kembali ke ruanganmu dulu," ucap Ken.

Setelah kepergian Sandra dari ruangan Ken, dan Carli sudah kembali keruangannya untuk merevisi. Ken sendiri disana dengan senyum yang terlihat di wajahnya.

"Aku sangat menantikanmu," ucap Ken.

"Aku harap kamu bisa lolos dari ujian ini," harapan Ken.

"Tanpamu meminta balas dendam pada mereka, aku pasti akan melakukannya, tapi kau harus lolos dari ujian terlebih dulu," ucap Ken.

"Kau atau aku yang akan kalah dalam pernikahan ini. Kau hanya pengganti dari Clara," ucap Ken kembali.

"Harusnya Clara yang mendapatkan ini semuanya, bukan kamu sandra," ucap Ken.

"Aku sama bencinya dengan mu pada keluargamu," ucap Ken.

*

Sore hari jam 3 dirungan Sandra, sudah ada Carli.

"Ini sudah aku tanda tangan, Tuan," ucap Sandra. Lalu menyerahkan kembali.

"Terima kasih, Nona," ucap Carli.

Setelah kepergian Carli, dengan sangat kepo Jessica masuk kedalam ruangan Sandra tanpa mengetuk lagi pintunya.

"Hem?"tegur Jessica.

Sandra yang kembali mengerjakan pekerjaan harus selesai sebelum waktu cutinya, besok. Hari ini harus membereskannya sebagai tanggung jawabnya dan harus lembur agar besok tidak ada yang menggangunya.

"Jangan sekarang, Jes. Aku harus menyelesaikan ini dulu, baru bisa bebas ngobrolnya," pinta Sandra.

"Ok, Nyonya Muda," jahil Jessica.

"Sana keluar," usir Sandra.

"Haish, galak sekali," ucap Jessica yang keluar dari sana.

*

Hari H pernikahan Kenneth Edward dan Sandra Sagita Cahya.

Berita yang menjadi tranding topik saat ini.

Ijab kabul yang di walikan oleh hakim dan di gelar secara tertutup. Hanya keluarga inti dan saksi saja, agar tidak terbongkar akan hal yang bukan anak kandungnya. Dan terpaksa Jordan berpura pura sakit agar tidak hadir disana.

Sebuah alasan yang tidak ingin Ken tahu dan akan mencabut kembali uang yang di terimanya dua kali lipat lebih banyak dari apa yang di janjikan.

Sandra yang sudah duduk di samping Ken yang akan mengucapkan kata sakral, untuk menjadi pendampingnya di saat susah dan senang.

Saat penghulu, sudah siap dan langsung menjabat tangan Ken. Dengan tegas Ken menjawab nya.

Sah!

Sah!

Para saksi dan yang lainnya disana ikut berbahagia, akan lancarnya acara tersebut.

...****************...

Hi semuanya.

Tinggalkan jejak jempol kalian di sini dan komentarnya juga ya.

Terima kasih atas dukungan kalian😘

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!