BAB 16

"Tuan, maafkan aku tadi lama," ucap Sandra yang hanya Ken sendiri disana.

"Memang kemana saja?" Tanya Ken.

"Aku tadi makan dengan sangat kenyang, Tuan. Apakah Tuan mau makan?" tanya Sandra baru saja ingat.

"Mampus! Baru inget Ken belum makan!" Gumam dalam hati Sandra.

"Apa Tuan mau makan sesuatu?" Tanya Sandra yang akhirnya mengatakannya juga.

"Mau, ambilkan puding dan buah saja," jawab Ken.

"Tunggu disini, aku akan kembali. Kali ini tidak lama, Tuan," ucao Sandra yang dengan menyakinkan Ken tidak akan lama.

Segera Sandra mengambil yang di minta Ken, lalu segera kembali. Saat menguapi Ken dengan tersenyum Sandra di wajahnya. Harus menjadi istri yang saling mencintai dan kasih sayang berlimpah. Jadi Sandra melakukan hal itu.

Di saat sedang menikmati aksi romantis Sandra yang menyuapi Ken suara teriakan membuat seisi pesta gempar.

"Tooolllooooooonnnggggg!" teriak seseorang disana.

"Ada apa itu?" Tanya Ken.

"Tidak tahu Tuan," jawab Sandra yang tidak melihat ke arah tempat yang berteriak. Sandra masih tidak merubah posisi duduknya yang menyuapi Ken.

Tidak beberapa lama orang yang tadi sempat berkumpul di tempat sumber suara yang berteriak minta tolong sudah membubarkan diri, dan kembali menikmati pesta.

"Apa apa, Tuan?" Tanya Sandra pada seseorang yang tadi berbicara dengan Ken sebelumnya lewat di depan mereka.

"Oh, itu barusan Tuan muda Andrean Salim ditemukan tidak sadarkan diri di dalam sana, seorang pelayan yang akan mengambil barang dari dalam sana yang menemukannya. Langsung di bawa ke rumah sakit oleh kakaknya," jawab Lelaki itu.

"Bisa begitu?" pura pura terkejut Sandra.

"Kayak tidak tahu saja Tuan Ken sifat Andrean selama ini, mungkin ini karmanya," jawab lelaki itu.

"Yang penting tidak ada urusan dengan kita," ucap Ken santai.

Deg!

Kaget Sandra dan berusaha mengontrol dirinya.

"Mampus, bila Ken tahu," gumam dalam hati Sandra.

Setelah kepergian lelaki tadi yang memberitahukannya, Sandra masih harus menyelesaikan makan Ken.

"Memang kebiasaan apa Tuan yang dilakukan pria itu?" Tanya Sandra.

"Main wanita, casanova. Ada apa? Kamu mengenalnya?" Tanya Ken.

"Tidak, hanya pernah sekali dia salah pencet bell apartement kekasihnya, malah yang di pencet apartement yang aku tinggali saat ini," jawab Sandra.

"Apa kau pernah membawa masuk kedalam?" Selidik Ken walau tahu tapi ingin melihat kejujuran Sandra.

"Tidak! Tidak ada yang masuk lelaki manapun hanya Tuan. Tapi jika wanita, ya tentunya hanya Jessica. Apa aku melakukan kesalahan, Tuan?" Tanya Sandra polos.

Padahal hatinya saat ini tegang dan khawatir jika dirinya akan mendapatkan siksaan. Tapi memang ucapannya iti benar, tidak pernah ada yang masuk kedalam sana. Semuanya hanya sebatas pintu saja.

"Bagus, aku ingin tetap steril untuk aku. Pria yang masuk disana," jawab Ken yang tersenyum.

Untuk pertama kalinya Sandra melihat jelas senyum Ken di wajahnya.

"Ganteng abis, Tuhan." gumam dalma hati Sandra memuji suaminya yang buta.

"Setelah ini, Tuan akan kemana?" Tanya Sandra memberanikan diri.

"Kembali seperti biasa," jawab Ken enteng.

"Oh!" jawab Sandra yang langsung sadar dengan ucapannya yang seharusnya tidak di tanyakan.

Setelah itu, satu persatu tamu kembali pulang, begitupun dengan Ken dan Sandra. Saat sebelum masuk mobil Ken bicara dengan Sandra.

"Lusa, kamu kerja seperti biasa," ucap Ken.

"Baik, Tuan," jawab Sandra.

"Malam aku telp," ucap Ken.

"Iya, Tuan." jawab Sandra.

Keduanya masuk ke dalam mobil yang berbeda, Ken dengan Carli. Sedangkan Sandra dengan Jojo. Melewati jalanan kota di malam hari itu sangat sepi. Hanya ada beberapa mobil saja tidak sepadat di siang hari apalagi jika macet. Lampu lampu pinggir jalan yang sangat terang di dalam kota itu hingga sampai di apartemen mewah nya.

"Terima kasih, Pak Jojo," ucap Sandra saat turun di lobi apartemen.

"Sama sama, Nona," jawab Jojo.

Setelah kepergian Sandra dan Jojo pergi dari sana.

"Beruntung, Tuan ada Nona Sandra, semoga saja apa yang terbaik dimilikinya untuk tetap berada di samping Tuan Ken," ucap Jojo.

Jojo sangat setia pada Ken dan keluarganya, walau tidak muda lagi karena sudah bekerja sebelumnya dengan Tuan Gilbert, Opa Ken.

*

Sandra yang sudah membersihkan dirinya saat ini ada di atas tempat tidur. Dengan membaca sedikit berita yang menjadi rasa penasarannya saat ini.

Apakah benar orang yang di hajarnya itu adalah Andrean Salim?

"Gawat!" teriak Sandra.

Benar itu Andrean Salim, anak bungsu dari sepasang keluarga kaya yang tadi di hadiri pestanya.

"Bagaimana jika, Ken tahu?" ucapnya sendiri.

Saat menyebut nama Ken, ternyata hpnya sudah ada yang memanggil dari Ken.

"Ha-hallo, Tu-tuan," terbata Sandra.

"Ada denganmu?" Tanya Ken dari telp.

"Tidak, Tuan. Hanya terkejut saja," jawab Sandra bohong.

Padahal bukan terkejut dengan telp Ken saat ini, tapi hal lain. Andrean Salim, pacar tetangga apartement yang tidak lain anak pengusaha sukses.

"Oh, kau sedang apa?" Tanya Ken.

"Aku?" Tanya Sandra.

"Iya, memang aku telo dengan siapa?"Tanya kembali Ken.

"Oh, Tuan bukan begitu. Ini telp pertama, aku belum terbiasa. Aku sedang bersiap tidur," jawab Sandra.

"Aku ingin bilang, besok jika ingin pergi belanja kebutuhanmu untuk apapun, atm yang kau pegang bisa di pakai semaumu. Dan mobil ada di parkiran bisa kau pakai juga, kuncinya ada di lemari kecil di samping kulkas," ucap Ken.

"Terima kasih, Tuan," jawab Sandra.

"Kau sudah pindah divisi mulai lusa," ucap Ken.

"Pindah, Tuan," jawab Sandra yang terkejut.

"Ya, mana mungkin aku membiarkan istriku disana. Senin langsung ke ruanganku," ucap Ken.

"Pakaian?" tanya Sandra yang tidak mungkin memakai pakaian yang sebelumnya.

"Apa saja yang membuatmu nyaman," jawab Ken.

"Tapi aku minta jangan terlalu terbuka," pinta Ken.

"Ok, Tuan, ada lagi?" Tanya Sandra.

"Tidak," jawab Ken dan langsung menutup telp nya.

"Aneh!" ucap Sandra setelah telp tertutup.

Aneh memang, kalau mau bilang begitu juga biasanya Carli yang melakukannya. Dan baru kali ini Ken sendiri yang memberitahukannya.

"Apa, pindah divisi? Langsung ke ruangan Ken?" ucap Sandra yang baru sadar apa yang di ucapkan Ken di telp.

"Apa lagi yang menantiku?" tanya pada diri sendiri.

Sebelum terpejam matanya, Sandra baru ingat juga percakapan dengan Angel.

"Clara, juga keguguran mungkin ini karma yang diterimanya," ucap Sandra yang belum mengetahui sebabnya itu.

"Apa aku ke rumah sakit? Tapi apakah ini akan memperkeruh atau sebaliknya?" ucap Sandra.

"William? Kau tunggu saja waktu untuk pembalasanmu. Biarkan saat ini kau menikmatinya dengan senang tapi jangan harap nanti kau akan bisa tersenyum sekalipun," ucap Sandra yang dendam kesumat.

...****************...

Hi semuanya.

Tinggalkan jempol kalian ya dan juga beri komentar😘

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!