"Ya ampun aku melupakannya, gawat ini," gumamnya dalam hati.
"Belum kelar ini," pinta Ken yang menunjuk ke arah celananya.
Sandra yang sudah di depan Ken.
"Apa!" teriak Sandra yang kaget.
"Jangan teriak, Sandra. Ini juga kewajibanmu sebagai istri," ucap Ken.
"Apa tidak sendiri saja, Tuan," ucap Sandra.
"Mau atau tidak, aku tidak akan mengulanginya kembali. Tapi jangan salahkan aku setelah kau jawab tidak," ancam Ken.
"Iya," jawab Sandra yang terpaksa.
"Beraninya ngancem doang," gerutu Sandra.
Sebenarnya Ken mendengar itu. Tapi biarkan saja, yang penting suka mengerjai Sandra.
"Awas sering lihat tubuhku, bisa bisa jatuh cinta dulu padaku," ucap Ken setelah selesai melepaskan celana Ken, hanya tertinggal boxer saja.
"Kita lihat saja nanti, Tuan. Aku atau anda yang akan cinta," tantang Sandra yang sangat berani.
"Baiklah, aku bisa pastikan aku yang akan menang," pedenya si Ken mengatakan itu.
"Masih awal buat mengatakan menang, Tuan," ucap Sandra.
"Apa lagi suatu saat nanti, jika mata Tuan bisa kembali melihat. Aku tidak bisa membayangkan betapa akan terpesona olehku," lanjut Sandra yang tidak kalah pedenya juga.
"Sudah, Tuan. Jangan debat lagi, aku ngantuk. Besok saja di lanjut. Ayo aku bantu ke tempat tidur," ucap Sandra.
Diam saja Ken tanpa menjawab lagi ucapan Sandra, lalu ikut pada Sandra yang membawanya di tempat tidur.
"Suhunya mau di tambah atau di kurang, Tuan?" Tanya Sandra saat cek Ac di sana.
"Cukup, segini saja," jawab Ken.
"Selamat tidur," ucap Sandra yang sudah berbaring di sebelah Ken.
"Hem," jawab Ken.
Benar saja Sandra sudah terlelap dan sudah masuk dunia mimpi sepertinya, saat Ken menoel tubuh Sandra dan tidak ada respon.
Ken terduduk kembali, dirinya sendiri tidak pernah sefatal ini dengan siapapun tapi tadi dengan Sandra bisa lepas.
Ada apa dengan Ken?
Gadis yang menjadi istrinya saat ini, tidak ada rasa ingin menyentuhnya. Hanya ada misi dan tujuannya.
"Semoga saja kau bisa kuat Sandra," ucap Ken dengan memandang ke arah Sandra.
Lalu Ken tertidur, mengikuti Sandra ke dunia mimpi masing masing tentunya.
Saat matahari telah tiba pertanda hari sudah berganti, begitupun dengan Sandra yang nyaman di pelukan lelaki disampingnya.
Keduanya tidak sadar saat tidur semalam Ken yang mendekat ke arah Sandra, dan Sandra menyambut dengan membalikkan badannya. Mereka saling berpelukan.
Tangan besar yang melingkar di perut Sandra, membuatnya berat. Sandra sangat terkejut dan langsung duduk.
"Ken!" gumam dalam hatinya yang belum menyadari seluruhnya.
Saat otaknya sudah kembali bekerja dengan normal, wajar saja Ken memeluknya ternyata suaminya saat ini.
Dengan segera menyegarkan tubuhnya, di kamar mandi Sandra merendam tubuhnya saat ini dengan aroma terapi lavender.
Sedangkan Ken sudah terbangun juga saat gerakan mengagetkan Sandra buat. Hanya tersenyum kecil tanpa Sandra sadari itu.
"Lucu," gumam dalam hati Ken.
Masih pura pura tidur saat Sandra selesai keluar dari kamar mandi dengan kimono, rambut yang sudah tergarai dan basah.
Ken bisa menikmati ini dengan tanpa di ketahui oleh pemiliknya.
Sandra memakai baju yang sudah di sediakan oleh Ken sebuah, dress berwarna kuning cerah selutut. Mengeringkan rambutnya dan akan menguncirkan rambutnya yang memperlihatkan jenjang leher pemiliknya.
Ken tampak tidak nyaman dan membuat Sandra menoleh ke arahnya.
"Tuan, sudah bangun," ucap Sandra.
"Baru saja," jawab Ken.
"Bantu ke dalam kamar mandi," pintanya kembali.
Langsung saja Sandra menggandengnya ke dalam sana, dan memberikan handuknya.
"Tuan, handuknya ada disini," ucap Sandra yang memegang tangan Ken menunjuk tempat handuk disimpan.
"Ok," jawab Ken.
"Jika sudah, panggil aku, aku ada di depan pintu," ucap Sandra.
"Ok," jawab Ken.
Setelah keluar Sandra menunggu Ken selesai mandi, dan Sandra baru sadar. Ternyata dalaman Ken belum di berikan tadi.
"Bagaimana ini?" ucap Sandra bingung.
Tak berselang lama nama Sandra di panggil Ken dari dalam sana.
Sandra masuk dan membantu Ken keluar kamar mandi, dan dengan malu Sandra memberikan pada Ken apa yang tadi tertinggal.
"Pakailah, Tuan. Aku tidak mengintip," ucap Sandra yang sudah membalikkan badannya.
"Mau lihat juga boleh, malah jika mau pakailah lebih bagus lagi," goda Ken.
"Jangan mulai di pagi hari, Tuan," ucap Sandra.
"Tidak salah ini Ken? Tuan yang sedingin es dan kaku ini? Masuk setan apa sih?" gumam dalam hati Sandra.
"Ayo," ajak Ken. Setelah selesai memakai baju kasual dan celana pendek.
"Kemana?" Tanya Sandra.
"Sarapan, lalu pulang," ucap santai Ken.
Sandra ikut saja dan setelah sarapan benar saja mereka langsung kerumah di kediaman Ken. Tapi bukan yang selama ini biasa di tempati.
Bangunan yang terdiri tiga lantai yang baru jadi, tidak ada siapapun disana, benar benar kosong. Hanya benda mati yang memenuhi rumah besar itu.
Bahkan mereka kesana juga Sandra yang membawa mobilnya, sesuai perintah Ken.
Yang berada sangat jauh dari kota jakarta, bogor. Tujuan mereka hingga keluar tol dan sampai disana. Sandra bisa tahu setelah penjelasan secara detail oleh Ken. Masih tanpa curiga Sandra mengikuti itu.
"Besar sekali," ucap takjub Sandra saat keluar dari mobil.
"Ini rumah kita," ucap Ken.
"Terima kasih, aku suka," ucap Sandra.
"Tapi tidak ada yang boleh tahu rumah ini, hanya waktu weekend kita akan kemari," ucapnya.
"Aku ikut saja," jawab Sandra.
Ga mau ribet dan pusing, mendingan santai dulu dan nanti baru liat situasi.
Inilah sosok yang menjadi kagum Ken, Sandra yang tidak banyak bertanya dan menikmati setiap yang ada di depannya.
Keduanya masuk dan semuanya bersih, terawat, segalanya ada disana.
"Boleh aku ke dapur?" Tanya Sandra yang haus dari tadi.
"Ya, ini rumahmu juga, lakukan apapun tapi batas wajar," jawab Ken.
"Oke," langsung ke arah dapur, membuka lemari pendingin dan matanya terbelalak.
"Wih, lengkapnya," puji Sandra.
Dengan membuat es susu mangga membuatnya segar, membuat kopi pahit sedikit gula dan jus mangga tanpa susu.
"Aku buat Kopi hitam gula sedikit dan jus mangga tanpa susu, mau yang mana?" Tanya Sandra sudah ada di atas meja ruang tamu.
"Jus, boleh. Tapi biarkan kopi disana, aku akan minumnya nanti," jawab Ken.
"Boleh berkeliling?" Tanya Sandra.
"Lakukanlah," jawab Ken.
Sandra bahagia menikmati setiap apa yang diberikan Ken saat ini, jika besok atau nanti. Biarlah nanti, pokoknya jalani saja yang saat ini ada.
"Bagaimana kabarnya Jessica?" Penasaran Sandra.
Di ambilnya hp di saku dressnya dan tidak lama langsung tersambung dengan sahabatnya itu.
"Hallo pengantin baru," ucap Jessica.
"Hallo, Jes," jawab Sandra yang tampak malu.
"Apakah sudah pecah telor?"Goda jessica seperi biasanya.
...****************...
Hi semuanya.
Masih manis nih, yang di rasa Sandra, lihat Bab kelanjutannya pasti penuh ujian untuk Sandra.
Ikutin terus ya setiap babnya.
Tinggalkan jempol kalian disini, kasih komentar juga ya.
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Yani
Semoga ga ada penyiksaan
2024-06-25
0
Diyah Febriyanti
udah pecah telur nya
2024-06-08
0