Tanpa di duga sedikit berubah bibirnya, ada senyum kecil disana.
"Ada apa, Tuan?" Tanya Carli.
"Tidak," jawab Ken. Yanh hampir saja ketahuan oleh Carli.
Carli yang tidak menaruh curiga dan tetap biasa saja di bangku depan mobil yang saat ini sedang berjalan ke arah kantor yang sama dengan Sandra.
Sedangkan Sandra selesai langsung tancap kembali bersama Poppy nya itu ke gedung yang menjadi penghasil uangnya saat ini.
Poppy sudah di parkir dengan aman di tempat biasa setiap harinya. Berjejer rapih diantara para sepeda motor yang lain, yang sama karyawan di kantor tersebut. Mengantri di lift menunggu masuk untuk ke lantai 7 ruangan kerjanya.
"Sa," panggil Jessica.
"Apa?" Tanya Sandra.
"Kamu baik?"Tanya polos Jessica.
Setelah mereka masuk ke ruangan Sandra, jam kantor masih ada sepuluh menit sebelum mulainya. Masih bisalah untuk bergosip. 😁
"Ya, kenapa?" Tanya Sandra kini.
Tok!
Di ketok dahinya oleh Jessica. orang dari semalam di telp ga diangkat, di WA ga di balas dan di baca waktu pagi pun ga kunjung di balas. Gimana tidak hawatir.
"Kamu ituuu, aku khawatir tau. Kalau tau gini pada akhirnya, jadi males dah ya," ucap kesal Jessica.
"Maaf, Jes. Nanti aja ceritanya panjang. Pas istirahat ya dilanjut," ucap Sandra yang memeluk Jessica.
"Oke lah aku tunggu," jawab Jessica.
Jam kantor pun sudah mulai dan harus segera menyelesaikan segala hal yang sudah menjadi kewajibannya sebagai asisten manager bagian keuangan.
"Pak Budi, ini laporan untuk bulan ini," ucap Sandra dengan menyerahkan beberapa lembar.
"Oke, tinggalkan disana. Nanti akan saya cek," ucap Budi.
Setelah itu pekerjaannya sedikit longgar, karena target bulan ini bisa di selesaikan dengan cepat oleh para staf. Dan tidak ada tambahan karyawan pada bulan ini dan juga tidak ada kenaikan gaji untuk semua karyawan, tinggal beberapa invoice untuk di tagihnya oleh pihak ketiga.
Waktu istirahat sengaja Sandra membawa Jessica makan siang di tempat yang ajak jauh dari kantor, supaya cepat buat mondar mandir makanya di pakailah si Poppy itu.
Kedai tongseng, pilihan mereka berdua, sekitar sepuluh menit sampau disana.
Setelah memesan dan menunggu hidangan datang.
"Jes, aku semalam bermimpi," ucap Sandra yang menceritakan.
Mimpi yang bertemu dengan sosok sangat mirip dengan Sandra dengan memakai pakaian serba putih dan senyum di wajah ayu nya walau sedikit ada kerutan di wajahnya. Mengusap lembut wajah Sandra, dan terus menampilkan senyuman yang menyejukkan hati. Tanpa ada kata yang terakhir sebelum meninggalkan Sandra, dipeluknya dalam dekapannya. Sangat nyaman dan menenangkan, seakan terhipnotis Sandra bebannya langsung hilang, tidak ada kesedihan saat bangun tidur.
"Kalau menurutmu, Jes. Siapa ya yang datang dalam mimpiku?" Tanya Sandra.
"Hem," ucap Jessica yang sedang berfikir.
Tapi terhenti untuk melanjutkan makanan nya sudah datang, dan keduanya langsung menyantap dengan sangat enak.
"Siapa?" Tanya lagi Sandra.
"Entahlah, Sa. Kan kamu yang di datangi, bisa jadi malaikat, atau ... " ucap Jessica terputus.
"Atau apa?" Penasaran Sandra.
"Setan," ucap cepat Jessica dan langsung tertawa.
"Hus, ngawur. Ah," elak Sandra.
"Becanda, Sa," terkekeh Jessica.
"Anehnya aku tuh sekarang ga ada beban, Jes," heran Sandra.
"Baguslah, Sa. Jadi kamu tidak terbebani oleh kenyataan sangat pahit sekarang ini," ucap Jessica.
"Asal kau tau, Jes. Aku menikah dalam waktu dekat, tujuh hari lagi," bisik Sandra.
"Apa!" Teriak Jessica karena terkejut.
"Biasa aja lah, Jes. Aku aja yang jalanin santai, nih lihatkan," ucap Sandra yang memajukan wajahnya.
"Iya, iya," ucap Jessica.
"Tapi siapa lelaki itu, ganteng?" penasaran Jessica.
"Ganteng, tapi buta. Dan yang aku lihat semalam kayak batu es, super diiiinggiiiiiinnnnn!" ucap Sandra penuh penekanan di akhir kalimatnya.
"Ha, ha, ha, selamat Sa, selamat datang di kutub utara," ketawa Jessica.
Untung saja kondisi saat ini Sandra sudah kembali normal, tidak drop seperti dua hari kemarin. Apa jadinya jika di bercanda begitu. Jes, Jes teman ga ada akhlak.😂
"Terus aja, lanjutin," ketawa juga Sandra yang walau ucapannya tampak bercanda juga.
Hanya bersama Jessica lah Sandra menjadi pribadinya sendiri tanpa harus menjaga imej nya, apa adanya. Yang menerima akan kekurangan sabahatnya, begitu pun sebaliknya. Tidak ada kata kepura puraan.
"Jadi sudah sah putus dengan William, Sa?" Tanya Jessica kembali.
"Iya, biarkan saja buat Clara. Biar kan dia senang, bekas aku," ucap Sandra.
Ha!
ha!
Keduan tertawa, jika ingat ingat bagaimana sifat pemaksanya William jika tidak dituruti. Tapi bisa di luluhkan oleh Sandra, ya terbukti sampai saat ini masih prawan dan juga hanya sebatas pegang tangan. Ciuman saja tidak.
Kata kramat Sandra.
Mau ini, itu sama aku boleh. Tapi bawa ke KUA dulu.
Waktu jam istirahat tinggal tersisa sepuluh menit dan keduanya langsung kembali ke kantor. Sandra membawa motor sedikit cepat agar tidak telat.
*
Jam tiga sore.
Ting!
Pesan masuk.
Asisten Carli.
Sopir ada di lobby depan sudah menunggu, Nona.
Sandra
Ok.
Segera keluar dari ruangannya dan sudah izin setelah jam makan siang berakhir tadi. Sudah langsung Budi itu mengizinkannya, sebab tanpa Sandra ketahui. Carli sudah memberikan informasi jika Sandra izin lebih cepat pulang segera menyetujuinya.
Turun dari lift seorang diri, karena memang masih di jam kerja. Yang lalu lalang juga jarang.
"Nona Sandra?" Tanya sopir itu. Tertulis nama di dadanya Jojo.
"Iya, Pak," jawab Sandra.
Jojo langsung membukaan pintu untuk Sandra, setelah itu barulah di tutup kembali. Jojo sudah duduk di balik kemudi yang akan mengantarkan Sandra ke tempat yang di minta Tuannya.
Menjalankan mobilnya dengan normal tidak cepat atau lambat, perjalanan mereka hanya menempuh tiga luluh menit saja.
Sebuah butik bernama Zero Butik.
Butik kalangan atas yang menjadi langganan para pengusaha sukses, artis papan atas, dan keluarga mereka. Segalanya yang disana tidak ada yang murah, bahkan sebuah gaun bisa membeli rumah ukuran 90/120.
"Kemari, Nona. Kami akan mencocokkan ke tubuhmu," pinta seorang desainer terkenal yang melayani Sandra. Dahlia, seorang desainer terkenal baik di dalam negri mau pun luar negri.
Sandra tidak melihat adanya asisten Carli ataupun calon suaminya Ken. Matanya berusaha mencari sosoknya itu, tapi tetap saja tidak menemukannya.
Setelah mencoba sati demi satu gaun pengantin dan di susul kebaya akadnya. Setiap Sandra mencoba satu persatu, pasti akan masuk dalam ruangan serba kaca, baru berganti dengan model lainnya. Sampai pusing Sandra sendiri.
Sedangkan Ken dan Carli ada di balik kaca dua sisi.
"Kenapa Tuan masih mau melihat gadis itu mencoba gaunnya?" tanya dalam hati Carli.
"Jangan lupa minta foto semua yang telah di coba dan bungkus semuanya juga yang telah menyentuh badannya tadi." perintah Ken.
"Cantik," batin Ken.
Sedangkan hatinya Carli.
"Tuan itu buta, kan. Untuk apa ini semua?"
...****************...
Tinggalkan jempol kalian para readers. Bantu komentar ya.
Terima kasih atas dukungannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Nur Bahagia
lahhh asisten nya ga tauu kalo tuan nya ga buta??? 🤔
2024-11-20
0
Nur Bahagia
wuahhh mahaalll amat gaunnya 😱
2024-11-20
0
Jade Meamoure
wah gk buta yah
2024-10-02
1