bab 20

" Arga sayang,kelak kamu besar nanti jadilah suami yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap anak dan istrimu nak.Jangan menuntut pasanganmu untuk sempurna tapi jadilah penyempurna dari kekurangannya.Jangan sesekali membandingkan istrimu dengan wanita lain diluar sana,tundukan pandanganmu.Sayangi istrimu,hormati dia dan jaga perasaannya."

Ranti mengatakan hal itu seakan Arga sudah faham dengan apa yang ia katakan.Namun satu hal yang pasti Arga bisa mendengar apa yang dia katakan.

"'Heeeaa taa taa taa "

Tanpa Ranti duga Arga membuka matanya dan merespon ucapannya dengan celotehnya khas seorang bayi membuat Ranti dengan cepat mendekapnya dengan penuh kasih sayang.

" Kamu anak ibu yang pinter." cup cup cup

Wajah Arga sumpringah mendapatkan ciuman dari ibunya.

...****************...

" Pak ibu ko hawatir ya sama Ranti dan Arga,terakhir mereka datang kesana Ranti pulang dengan airmatanya.Ibu selalu was-was jika Ranti dan Arga mendapatan perlakuan tidak menyenangkan dirumah mertuanya.Bapak tau sendiri besan kita seprtinya otaknya geser!"

Keluh Aminah kala sedang menyiapkan kopi untuk suaminya yang sedang bersantai didepan rumah.

" Mau bagaimana lagi bu bu,mau dilarang tapi mertuanya datang dengan cara baik-baik.Apa lagi suaminya sudah mengizinkan,kita gak punya hak penuh atas putri kita lagi bu.Walapun ingin ,tapi bapak tidak bisa melarangnya Bu.Kita doakan saja semoga putri dan cucu kita baik-baik saja."

Syruuuup ahhh

Suwito menyeruput kopi panasnya,disore Suwito memang terbiasa meminum kopi sembari beristirahat setelah berkuat dikebun atau diladangnya seharian.

Apa lagi cuaca dikampung sore hari memang cocok untuk menikmati secangkir kopi panas dan juga pisang goreng atau ubi goreng.

" Apa kita jemput saja pak Ranti dan Arga,ibu gak tenang soalnya.Ponsel Ranti gak bisa dihubungi loh pak. Jangan-jangan dia lagi nangis lagi sambil jalan ,ibu hawatir juga dia gak makan." Kukuh Aminah.

" Bu,apa tidak berlebihan kalau kita kesana.Sudah Bu,bapak udah bilang yang tenang dulu Bu.Kalau sampe malem nanti Ranti gak pulang kita jemput,kan gak enak Bu kata besan kita kan arisannya jam 5 sore ini baru jam 5 sore.Masa iya kita jemput dia pas acara.Gak enak lah bu,sekarang ibu duduk temani bapak ngopi.Bapak janji selepas Maghrib kita jemput Ranti.

Aminah hanya pasrah saja mendengar keputusan suaminya.Ia duduk dengan bibir mengecurut membuat suaminya gemas dan terkekeh.

" Awas bibirnya jatuh bu,malu loh diliatin orang yang lewat.Ntar dikira ibu gak dapet jatah uang belanja dari bapak sampe manyun gitu."

" Apaan sih pak! Gak lucu."

Aminah bangkit dan menghentakan kakinya layaknya anak kecil yang sedang merajuk meminta mainan pada orangtuanya .

Suwito hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah menggemaskan istrinya.

Meskipun sudah tua dan memiliki cucu Aminah tetaplah seorang wanita yang memiliki sifat manja.Hatinya sangat rapuh apa lagi jika menyangkut tentang anaknya.

Perasaannya begitu peka dan dia begitu sensitif,Aminah terbilang ibu dan istri yang cerewet tapi dia sangat penyayang dan sabar.

...****************...

Ditempat berbeda Wiji terus mengamati ponselnya,ia berharap Ranti membalas pesannya.

Beberapa kali dia membuka aplikasi pesan berwarna hijau namun sama sekali tak ada pesan masuk dari istrinya.

Pesannya sudah berganti centang biru yang berarti sudah dibaca,namun entah mengapa istrinya tidak membalasnya.

Merasa suntuk Wiji pergi kekamar catur.Ditempat Wiji bekerja memang disediakan mes dan setiap karyawan mendapatkan satu kamar.Kebetulan kamar Wiji bersebelahan dengan catur.

Tok tok tok

" Mas!"

Panggil Wiji.

Lama tak ada sahutan dari dalam sana,Wiji mengulangi lagi mengtuk pintu,kali ini lebih kencang dari sebelumnya.

Tok tok tok

" Mas,mas didalam?"

" Iya ji sebentar."

Terdengar sahutan dari dalam sana,tak selang beberapa lama terdengar kenop pintu dibuka.

Ceklek

" Maaf ji tadi mas tanggung dibelakang,ada apa nih tumben kamu nyamperin mas.Biasanya kamu molor!"

Kekeh catur .

" Suntuk mas,keluar yu."

Catur menunjukan ekspresi yang tak biasa,keningnya sampai berkerut seolah Wiji mengatakan hal yang aneh.

" Mas ko bengong sih!"

Ketus Wiji sembari menepuk pundak catur membuat catur tersadar .

" Heee,aneh aja ji kamu ngajakin keluar.Emangnya mau kemana sih,oh ya kayanya ada yang lain deh dari kamu tapi apa ya?"

Catur tampak memindai Wiji dan menatapnya dari atas kebawah begitupun sebaliknya namun belum ia temukan hal yang membuat ya mengerti.

Catur bahkan membingkai wajah Wiji dengan kedua tangannya dan menatapnya lagi.

" Ah yaa ketemu!" Serunya dengan girang.

" Apa si mas lebay!"

Sungut Wiji.

"Potong rambut dimana kamu,rajin rapih bagus nih."

" Mas mau potong juga? Ayo mas aku temenin cewenya beh cakep-cakep banget mas bening.Dibanding bini kita mah lewat!

Ucap Wiji semabri mengibaskan tangannya.

Sliip

" Ketempelan setan mana kamu ji? Dimana-mana rumput tetangga memang lebih hijau.Tapi kalau kita melihat pasangan kita dari hati jangan melihat kekurangannya,ingat perjuangannya ,rasa sayang dan cintanya.Jangankan rumput tetangga ji,rumput depan rumah aja gakan kamu lirik.Wanita diluar sana memang banyak yang cantik ji,tapi yang bisa menerima kamu apa adanya,sabar menemanimu dari bawah dan bersedia susah senang bersama itu cuman istri kita.Jangan tertipu hal yang sifatnya sementara,melihat boleh karna memang tampak depan mata,tapi jangan sampai kita mengagumi apa lagi jatuh hati."

Puk puk

Catur menepuk pundak Wiji dua kali.

...****************...

" Ran itu tamunya sudah dat..

Loh kenapa kamu nangis Ranti,kenapa kamu sakit?"

Mirah mengguncang pundak Ranti kala melihat Ranti yang sedang mengajak Arga bermain namun air matanya terus menetes tanpa henti.

Kata-kata suaminya begitu melekat dalam relung hatinya,ibarat pisau ucapan Wiji menusuk begitu dalam dihati Ranti.

Baru saja hatinya sembuh atas luka yang ibunya toreh kini harus digores lagi dengan luka baru dan yang lebih membuatnya sakit yaitu suaminya sendiri yang membuat luka itu semakin parah.

" Gapapa Bu! Tadi ibu mau ngmong apa,maaf Ranti baru saja mandi dan mandiin Arga." Ucap Ranti sembari menyeka airmatanya.

Mirah duduk disamping Ranti dan mengusap lembut pundak Ranti.

" Ada apa,apa Wiji menyakiti kamu?"

Mendapat pertanyaan demikian justru membuat Ranti menatap wajah ibu mertuanya dan sesekali Ranti menggorek kedua telinganya dengan jari telunjuknya.

" Apa aku gak salah dengar tadi ibu nanya apa?"

Gumam Ranti dalam hati.

Plak

Mirah menepuk tangan Ranti cukup kuat saat melihat ekspresi yang Ranti tunjukan.

" Kamu ditanya ko malah bengong kaya orang kesurupan,kamu kenapa nangis Ranti apa Wiji menyakiti kamu?"

Mirah mengulangi pertanyaannya lagi dengan suara cukup keras seolah Ranti tuli dan tidak mendengar pertanyaan hingga ia harus mengulanginya lagi.

Terpopuler

Comments

ari sachio

ari sachio

mga aja mertua ranti dah insaf y...wlpun crewet g pa2lah...msh lumrah.asal jgn memfitnah d menggosipkan mantu lg yg gak2.

2024-05-04

1

LapCuk

LapCuk

Wiji ini kayak laki-laki receh ya kak, pantang melihat yang bening dikit langsung oleng.
gak seperti Catur yang teguh pendiriannya.

4 iklan untuk Ranti 😍

2024-05-04

1

Dewi Payang

Dewi Payang

Si emak kayanya senang klo Wiji sama Ranti berantem.

2024-05-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!