bab 18

Aminah duduk santai dengan Arga dipangkuannya sementara Suwito duduk disebelahnya sembari menikmati rokoknya.

" Bu,tadi ibu belum jawab Ranti kenapa Bu?"

Tanya Suwito lirih.

Ia tak mau pertanyaannya pada Aminah terdengar oleh Ranti putrinya.

" Heez pak,gimana cara ibu jelasinya sama bapak dan gimana caranya ibu membuat bapak agar tak tersulut emosi kalan mendengar cerita ibu."

Ucap Aminah ,tangannya sibuk mengusap puncak kepala Arga.Sementara tatapan matanya lurus kedepan.

Walaupun sulit tapi Suwito berhak tau apa yang terjadi sama putrinya.Apa lagi selama ini Suwito tak pernah ikut campur tentang masalah rumah tangga putrinya jika itu tidak melewati batas.

Aminah menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan.

Ia menatap wajah suaminya sejenak sebelum mengatakan apa yang ingin ia katakan pada suaminya.

Otaknya terus bekerja menyusun kalimat yang tepat untuk mengatakan tentang maslah Ranti agar Suwito cepat paham dan tidak terlalu panjang lebar menjelaskannya.

" Begini pak,Ranti itu..."

Mengalirlah cerita Aminah mengenai Ranti.Suwito mendengarkan dengan baik,sesekali wajahnya memperlihatkan ekspresi yang tak biasa begitu mendengar cerita mengenai putrinya.

" Malang benar nasib putri kita Bu,tapi kita doakan saja semoga Wiji sadar jika ibunya itu salah.Apa lagi mertuanya Ranti memang sangat ketrlaluan."

Gurat kekecewaan dan kesedihan tergambar jelas dalam wajah Suwito.

Bagaimana tidak,putri yang ia besarkan dengan penuh kasih sayang harus mengalami ujian rumah tangga yang bisa dibilang sangat berat.Mendapatkan mertua sejenis mertuanya Ranti adalah hal buruk yang dialami Ranti.

Namun Suwito berhusnuzon pada sang pencipta jika apa yang terjadi pada Ranti mungkin ujian untuk rumah tangga Ranti.

" Bu,bapak akan bersikap seolah tidak tau tentang semua ini.Kita boleh memberikan nasehat atau saran asal kita jangan masuk terlalu dalam mencampuri urusan rumah tangga mereka.Jika mereka sudah melewati batas maka bapak sendiri yang akan turun tangan.Ibu harus selalu memberikan support untuk Ranti,kita bantu sekuat dan semampu kita.Meskipun dia sudah memiliki suami tapi bapak tidak ingin lepas tangan begitu saja.Bapak akan berjuang dan berusaha semampu bapak untuk kebahagiaan dan kenyamanan anak-anak dan cucu bapak."

Tanpa mereka tau Ranti mendengar obrolan mereka dari balik pintu.Ranti sengaja tak keluar saat ia mendengar ibunya menyebut namanya.

Tes

Tes

Buliran bening melucur membasahi wajahnya.Hatinya terenyuh mendengar bagaimana orang tuanya begitu mengkhawatirkannya.

Ranti urung keluar ia kembali lagi kebelakang untuk membasuh wajahnya.Ranti tak mau memperlihatkan airmatanya lagi didepan orangtuanya terlebih ayahnya.

...****************...

Dibelahan bumi yang lain mertuanya Ranti tengah berdebat dengan suaminya karna suaminya terkesan membela menantunya.

" Kenapa bapak mendadak bela Ranti begitu pak,bapak suka sama Ranti? Dikasih apa bapak sama dia?" Cecar Mirah pada suaminya.

Ibu mertua Ranti bernama Mirah sementara ayah mertuanya bernama Darto.

" Ibu gila ya Bu,jangan sembarangan Bu.Tuduhan ibu tak beralasan,bapak masih waras Bu bapak tidak gila!Mana mungkin bapak suka sama menantu bapak ,istri dari anak kita darah daging kita.Kalau bapak mau selingkuh mending bapak cari janda Bu! Entah setan mana yang merasuki ibu,makin hari makin ngaco dan ngelantur!"

Darto meradang dan demi menjaga emosinya agar tak membuncah darto memilih pergi meninggalkan istrinya.

Sementara Mirah bukannya reda amarahnya justru semakin marah.Ia memang salah sudah menuduh suaminya namun tak seharusnya suaminya mengatakan hal yang tak pantas kepadanya.Mirah melampiaskan amarahnya dengan membanting beberapa barang dagangannya hingga membuat keributan yang memancing para tetangganya keppo dan menguping dari luar pagar.

" Dasar gak anak gak suami kalau marah suka seenaknya aja kalau ngomong.Pake ngatain aku kesurupan,kalau orang kesurupan itu makan kembang! Bapak mungkin yang gila!"

Cerocos Mirah.

Didepan pagar para tetangganya menggunjing Mirah dan Darto karna setiap hari memang ada saja hal yang membuat para tetangga memiliki bahan gosip dari keluarga Mirah.

Berbeda dengan Mirah dan Darto menantunya justru tengah berbahagia lantaran ia kini mendapatkan gaji suaminya untuk yang pertama dari tempat kerjanya yang baru.

" Allhamdulillah, akhirnya aku bisa beli stok susu buat Arga.Aku juga bisa bantu ibu beli beberapa keperluan dapur.Gak enak rasanya kalau semua harus ditanggung ibu dan bapak."

Beberapa waktu lalu kala Ranti membasuh wajah kebelakang Wiji menelfonnya dan mengatakan jika ia sudah mentransfer sejumlah uang untuk Ranti.

Bahkan Wiji menjelaskan dari mana saja sumber uang yang ia berikan pada istrinya.

...****************...

Hari berlalu dengan cepat,dalam dua Minggu tak ada drama ataupun keributan yang mertuanya buat.Ranti dan Wiji juga berkomunikasi dengan baik.Bahkan Ranti hari ini dijemput langsung oleh ibu mertuanya untuk datang kerumah karena sore nanti akan ada arisan rutin yang kebetulan hari ini bertepatan dirumah Mirah.

Sesampainya dirumah Mirah Ranti terkejut karena tak biasanya toko tutup saat Mirah pergi.

" Kenapa tokonya tutup Bu?"

Tanya Ranti dengan sopan.

" Iya gak enak kalau mau buka ran,temen-temen ibu kan mau dateng dan kamu harus bantu ibu, sementara bapak disawah lalu siapa yang mau jaga toko." Penjelasan Mirah membuat ranti mengangguk paham.

Ranti masuk kerumah dan ia langsung menuju kamarnya dibelakang.Entah mendapatkan Ilham dari mana kamar tersebut sudah rapih dan bersih tanpa Ranti harus membersihakan dan merapihkannya terlebih dulu.

" Taruh Arga dikasur ran dia pasti cape abis perjalanan jauh.Biarkan dia beristirahat dan bermain.Kasurnya bersih ko,ibu baru pasang sepreinya.Itu sprei baru,ibu udah cuci tadinya ibu mau pasang dikasur ibu tapi gak muat.Itu ukuran kasur kamu,jadi ya udahlah dari pada gak kepake mending dipake kamu.Tapi jangan dibawa pulang ya ran." Ucap ibu.

Ingin rasanya aku mengatakan jika aku punya sprei yang lebih bagus dari itu.Sprei baru yang ibu katakan itu bahanya kasar dan tak sebagus miliku .

" Kalau kecil kenapa dibeli Bu,kan ibu bisa cari ukuran yang pas buat kasur ibu?"

Mendengar pertanyaanku ibu yang hampir membalikan badannya urung,ia lantas duduk dikasur dan menatapku sejenak.

Ibu tertawa membuatku semakin bingung.

" Sebenarnya itu hadiah ran,jadi kemarin toko grosir yang biasa ibu datengin itu bagi-bagi hadiah dan ibu dapet sprei.Ya lumayan lah,gratis ko.Kalau beli mah ibu udah jelas beli yang mahal,mana mau ibu beli yang begituan.Uang ibu banyak ko,sprei yang ibu beli kalau buat beli yang ini bisa dapet 5 ran." Ucap ibu sembari terkekeh.

Aku hanya diam tanpa ada niat ingin menjawab.Ibu kemudian bangkit dan keluar dari kamarku.Namun detik berikutnya ibu kembali lagi namun hanya diambang pintu.

" Jangan tidur ran,kamu ibu jemput kesini untuk bantu ibu bukan untuk leha-leha.Kamu kedapur semua bahan udah siap buat apapun terserah kamu yang penting enak jangan malu-maluin ibu ya!"

Terpopuler

Comments

Dae_Hwa

Dae_Hwa

2 iklan 2 🌹 semangat author menuju bab 20

2024-05-03

2

Dewi Payang

Dewi Payang

🎵entah apa, yang merasukimu🎵 nyanyi aja kita pak, dari pada pusing mikirin si emak😄

2024-05-19

1

LapCuk

LapCuk

Cari pekerja Buk, nyombongin diri bilang uang banyak, tapi sukanya yang gratisan.

2024-05-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!