bab 9

" Loh Ranti kenapa masih belum makan,makan gih sana nanti kamu kelaparan dirumah ibu Wiji ngamuk sama ibu."

Ucap ibu mertuaku kala ia baru saja keluar dari dapur.Mungkin dia melihat apakah makanannya masih utuh atau sudah ku makan lebih dulu.

" Belom lapar Bu,nanti saja.Ibu makan Bu habis itu minum obat.Ibu kan masih belum sehat ,apa mau Ranti ambilkan Bu?" Aku tetap bersikap baik dan berpura-pura tidak tau apa-apa.

Jujur aku ingin sekali bertanya pada ibu mertua tentang semua yang dia katakan,kebohonganya,drama-dramanya .Tapi diri ini masih bisa menahan,aku ingin tau sejauh mana permainan ibu .

" Nanti saja ibu makan nunggu bapak pulang.Em,ran ini udah sore kamu nginep aja disini ya.Kamar belakang kan kosong,kamu rapih-rapihin dulu ya ran.Maklum lah bekas kamar anak bujang berantakan ya wajar ." Kekeh ibu.

" Iya Bu nanti Ranti bereskan." jawabku singkat.

Suamiku memang memiliki dua adik laki-laki ,satu masih duduk dibangku SLTP dan yang satu bekerja diperantauan.Dia berangkat beberapa hari setelah mas Wiji.

Mas Wiji tiga bersaudara dan dia anak pertama,dua adiknya semua laki-laki.Dirumah suamiku ibu mertuaku adalah satu-satunya perempuan.Baik suami dan anak-anaknya semua harus patuh.Ibu mertuaku selalu mengatakan dirinya perempuan mandiri dan pintar,dia juga selalu bilang kalau dia bukan wanita manja.

Tapi dia adalah pencemburu yang sejati.Dia tak pernah rela anak lelakinya menikah dan mencurahkan kasih sayangnya pada istrinya .Itu semua terbukti dari sifat dan perilakunya selama ini kepadaku.

Dreeet

Dreeet

Ponselku berbunyi,satu pesan masuk dari mas Wiji .Pesan yang dikirim melalui aplikasi pesan yang berwarna hijau .

"Dek,jangan manja kalau mau makan ya makan aja .Anggap saja kamu dirumah sendiri jangan apa-apa nunggu ditawarin dong .Kasian ibu lagi sakit,kamu makan aja mesti nunggu dirawarin!"

Deg

Perasaanku langsung tak karuan membaca pesan yang mas Wiji kirimkan.Aku membaca berulang kali karna aku masih tidak faham dengan apa yang mas Wiji katakan.

" Maksud kamu apa mas,aku belum makan karena memang belum lapar.Lagian Arga rewel dan dia harus digendong dulu kalau mau tidur.Aku juga baru selesai masak dan langsung gendong Arga.Lagian bapak ibu juga belom pada makan,kamu kenapa si mas tiba-tiba ngmong kegtu .Ibu ngmong apa sama kamu!"

" Ko kamu malah nuduh ibu si dek!"

" Aku gak nuduh mas,aku cuman tanya ibu ngmong apa sama kamu!"

" Udah lah dek,mas cuman ngmong gitu ko kamu malah jadi bahas ibu si.Ibu gada ngmong apa-apa sama mas ko!"

" Mas,tidak semua yang ibu kamu katakan itu benar .Kamu nyebelin mas!"

Setelah pesan terakhir aku lantas mematikan ponselku karena aku merasa kesal dan marah pada mas Wiji.

Angin berhembus dengan kencang,rintik hujan mulai turun perlahan membasahi bumi.Dingin udara diluar menyeruak masuk kedalam rumah melalui celah-celah dinding.

Hujan turun semakin deras,hawa dingin makin terasa menusuk hingga ketulang.Berbeda dengan suasana hatiku yang memanas karna sikap mas Wiji.Entah mengapa aku merasa semakin hari mas Wiji semakin tak bisa difahami.

Dia selalu marah dan bersikap seolah aku sudah melakukan kesalahan yang fatal .Apa lagi jika menyangkut ibunya,dia sangat sensitif bahkan tak jarang dia sampai tidak mengabariku hanya karna keslahfahaman kita saat berbicara mengenai ibunya.

...****************...

" Pak ,ibu ko gelisah ya.Ranti tadi kirim pesan ke Fahmi katanya mau nginep.Tapi ko ya ibu kepikiran dia ya pak,mau makan aja ibu rasanya susah.Apa dia udah makan ya pak?"

Tanya Aminah pada suaminya.

" Bu,ibu terlalu berlebihan menghawatirkan putri kita.Wong Ranti dirumah mertuanya Bu bukan dihutan belantara.Dia akan baik-baik saja.Coba Bu sesekali berhusnuzon sama Alloh.Jangan terlalu memikirkan hal yang bukan-bukan." Ujar Suwito ayahnya Ranti .

Srupuuut

Aaaahh

Suwito tengah menikmati secangkir kopi sembari duduk didepan jendela melihat rintik hujan yang jatuh kedahan-dahan yang ada dipekarangan sebelah rumah.

" Bukan begitu pak,bapak tau sendiri kalau mertuanya Ranti seprti apa.Wajar dong pak ibu hawatir apa lagi Ranti kan disana tanpa Wiji.Ibu hanya.."

Aminah tak kuasa menyelesaikan kalimatnya.Ia terlihat gelisah dan berkali-kali menarik nafas dan menghembuskannya perlahan.

" Hanya apa Bu,sudah-sudah doakan saja Ranti dan Arga baik-baik saja.Belum juga genap sehari dia disana,kalau memang ada sesuatu atau dia tidak nyaman pasti Ranti pulang Bu.Ibu tau kan Ranti itu sangat perasa."

" Tapi pak!"

" Bu,sudah percaya sama bapak dia baik-baik saja."

Aminah tertunduk diam meskipun hatinya masih merasa gelisah dan terus memikirkan Ranti dan Arga .

Untuk menutupi kegelisahannya dan melupakan sejenak kehawatirannya Aminah lantas menuju kedapur dan melakukan aktifitas untuk menyibukan dirinya.

Ditempat lain Ranti tengah membersihkan kamar yang akan ia tinggali.Kamar yang tak layak disebut kamar dan lebih tepat disebut gudang itu tampak kotor dan berantakan.Memang didalam kamar tersebut masih ada dipan dan juga kasur namun barang-barang yang tak terpakai juga memenuhi kamar tersebut.Belum debu-debu yang terlihat sangat tebal baik di lantai ataupun ranjang.

" Ran gimana udah belum ibu mau mandi ini Arga gak mau turun." Keluh ibu mertua sembari mengibaskan salah satu tangannya.

Baru beberapa saat saja aku nitip Arga ibu sudah terlihat tidak nyaman.

" Iya Bu ini udah mau selesai ko.Bu ada seprei yang bersih gak ini udah kotor gak mungkin Ranti pake kasian Arga juga nanti gatel-gatel."

"'Ada sii masih baru malah nanti ibu ambilin.Lain kali kalau mau nginep disini bawa seprei dari rumah ya jadi kamu gak harus pinjem ke ibu." Ucap ibu mertua sembari membalikan badan dan pergi dari hadapanku .

Astaghfirullahhal'azim,air mataku luruh seketika mendengar ucapan ibu.Mungkin jika diluar tidak sedang hujan deras dan petir yang menggelegar aku nekat pulang.Sayangnya aku harus memikirkan Arga,mau tidak mau aku harus bertahan sampai besok pagi setidaknya.

Tak selang beberapa lama ibu kembali dengan membawa sprei baru dan ia berikan kepadaku dengan sedikit melemparnya.

" Ini dipake tapi nanti pas kamu pulang cuci dulu ya ran,tapi maaf ya ga ada slimut buat kamu.Ya gak mungkin kan kamu pake punya ibu.Abis ini makan ya ran,tapi maaf sayur yang kamu masak habis.Kamu makan pake mie instan aja udah ibu ambilin dari toko."

" Iya Bu terimakasih."

Terpopuler

Comments

LapCuk

LapCuk

Kalau suamimu semakin menjadi tingkahnya. semakin memojokkan dirimu dan membela habis ibunya sendiri.
mending pisah Ran. seumur hidup itu lama Ran.

2024-04-27

2

Selviana

Selviana

Sungguh Ranti menantu yang baik karena masih peduli dengan ibu mertuanya padahal ibu mertuanya suka sekali menjelekkan dirinya di depan suaminya termasuk orang lain.

2024-05-17

1

Selviana

Selviana

Suami kamu itu Rianti sudah terhasut dengan ucapan ibunya hingga kamu terlihat jelek di mata suami kamu sendiri

2024-05-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!