bab 3

Seminggu setelah kepergian mas Wiji ibu mertuaku datang kerumah.

" Arga ko kamu kurusan si baru aja ditinggal bapak kamu satu Minggu udah kurus aja .Ranti makanya ibu bilang kamu kenapa si pake kasi susuh formula sama si Arga.Jadi perempuan tuh menyusu anak udah jadi kodratnya,kamu ko malah gak mau menyusui si? Takut kendor atau emang gak mau ribed kamu,pake sufor kan malah boros.Kasian loh si Wiji kerja keras banting tulang,udah buat kebutuhan ana dia pontang pating masih harus mikirin susu formula.Kasian banget sih anak laki-lakiku."

Baru saja datang bukannya menanyakan kabar aku dan arga ibu mertua malah nyerocos menyalahkan ku.Pdahal dia sendiri sudah tau apa yang membuat aku sampai harus memberikan susu formula.

Tak ada satu orang ibupun yang ingin memberikan susu formula untuk anaknya jika memang tidak terpaksa .Tapi kenapa aku selalu saja disalahkan oleh ibu mertuaku.

" Bu,mas Wiji udah telfon ibu belum.Ini sudah satu Minggu loh bu, katanya mas Wiji mau nelfon lewat mas catur."

Aku sangaja bertanya untuk mengalihkan pembicaraan ibu mertuaku .

" Oh ya ibu lupa,dari kemarin si ibu bertukar pesan sama Wiji. Dia dapat ponsel bekas catur yang dulu,ya lumayan lah mskipun cuman bisa buat wa.Nih kemarin dia ngrim foto dia ditempat kerja."

Ibu mertuaku menunjukan foto mas Wiji yang sedang duduk dikemudi mobil. Allhamdulillah aku sangat bersyukur lantaran suamiku sehat dan dia terlihat baik-baik saja dan nyaman dengan pekerjaannya.

Ada rasa sedikit nyeri dalam hatiku,mas Wiji sudah menelfon ibu dan berjabar setiap hari karena dia memegang ponsel lama milik mas catur tapi dia sama sekali belum membriku kabar.Padhal aku sudah memberikan dia nomor ponsel sepupuku,berharap dia memberikan kabar walaupun hanya satu kali.

Tak mau berfikir jauh aku berusaha memaklumi mas Wiji.

" Arga sini nak gendong Mbah,Ranti tolong kamu fotoin ibu yang lagi gendong Arga ya .Oh ya Arga ini pegang uang dari mbah buat Arga,sekalian ini susu difoto juga ya biar Arga tau kalau ibu kesini jenguk Arga bawa uang dan kasih susu."

Ibu mertuaku langsung menggendong Arga dan memaksa Agra memegang uang satu lembar limapuluh ribuan dan juga satu dus susu formula kemasan 450 gram.

" Ayo foto ran,ibu mau kirim kewiji nih!" Desak ibu mertuaku.

Karna tak mau berdebat akhirnya aku menuruti keinginan ibu mertuaku.

Satu jepretan tak cukup rupanya hingga aku harus mengulangi beberapa kali.

Setelah hasil foto yang diinginkan sudah sesuai ibu lantas meletakan Arga kembali keatas ranjang.Ibu terlihat mengotak Atik ponselnya ,entah apa yang ibu mertuaku lakukan dengan hasil foto-fotonya bersama Arga .

Tak selang beberapa lama ponsel ibu berdering.

" Ran ini si Wiji telfon nih." Ucap ibu sembari menyodorkan ponselnya.

Panggilan vidio masuk dari mas Wiji.

Aku menggeser layar diponsel ibu dan disitu aku langsung melihat wajah suamiku yang berpeluh.Sepertinya mas Wiji sedang bekerja.

" Hallo mas, assalamualaikum kamu sehat mas! "

" Hallo sayang,mana Arga mas kangen banget sama Arga."

Aku mengarahkan kamera kearah dan entah sejak kapan Arga kini berada dalam pangkuan ibu mertuaku .

" Hallo bapak,Arga lagi sama Mbah nih.Bapak sehat,bapak udah makan belum." Ucap ibu mertuaku menirukan suara khas bayi membuat suamiku tertawa.

Terdengar jelas begitu nyaring suara suamiku disebrang sana.Dia begitu bahagia berceloteh dan bercanda bersama ibu dan juga Arga.

Wajah anakku terlihat begitu bahagia melihat ayahnya walaupun hanya dilayar ponsel.Arga tersenyum dan sedikit mengeluarkan suara.Mungkin jika dia bisa berucap dia akan bercerita kepada ayahnya tentang hari-harinya bersama ibunya tanpa sang ayah disampingnya.

" Bu,terimakasih ya jika tidak ada ibu aku tidak tau lagi msti gimana.Aku janji nanti kalau aku gajian aku ganti uang ibu."

Terdengar suara suamiku disebrang sana,uang limapuluh ribu dan satu dus susu yang ibu berikan sangat berarti Dimata suamiku.Tapi suamiku sama sekali tak bertanya dari mana aku selama ini mencukupi kebutuhan selama satu Minggu.

Sama sekali tak ia tanyakan bagaimana aku makan dan membeli keperluan lain selama satu Minggu padahal sudah jelas saat dia pergi tak meninggalkan uang sepeserpun untukku dan juga Arga .

" Jangan begitu nak,kalau bukan ibu siapa lagi.Kamu anak ibu dan Arga cucu ibu sudah sepantasnya ibu membantu kalian .Ibu tidak mengharapkan kamu mengganti uang ibu,ibu ikhlas ko nak." Ucap ibu mertuaku.

Dia sama sekali tak membiarkan Arga berada dalam pangkuanku .

Tak selang beberapa lama ibuku pulang dari tempat saudara.

" Eh ada tamu,sudah lama Bu?" Sapa ibuku pada mertuaku.

" Sudah Bu lumayan lama,nengok cucu sama anak Bu.Wiji kan jauh kalau saya gak nengok Arga sama Ranti nanti Wiji marah sama saya." Ucap ibu mertuaku sembari terkekeh.

Entah apa yang lucu dari ucapannya,aku yang mendengar saja merasa miris.Dia datang menjenguk aku dan arga hanya karna takut mas Wiji marah.

" Oh iya Bu,terimakasih sudah repot-repot menyempatkan waktu menjenguk cucu dan anak saya.Ya namanya orangtua ya Bu pasti gakan tega sama anak apa lagi Arga cucu pertama ibu." Sambung ibuku.

Ibuku kemudian duduk disamping ibu mertuaku dan Arga langsung meraih ibuku karena Arga memang seprti tak nyaman bersama ibu mertuaku.

" Begini Ranti,apa tidak sebaiknya kamu kerja atau belajar jualan apa gitu setidaknya kamu punya penghasilan.Ya namanya orang berumah tangga ya harus saling membantu,kasian loh kalau semuanya dibebankan sama suami kamu."

" Kalau Ranti kerja Arga sama siapa Bu,lagian Arga masih terlalu kecil kalau harus ditinggal kerja Ranti.Ranti juga tidak ingin membebankan semua sama mas Wiji tapi Ranti memang belum bisa kalau harus meninggalkan Arga Bu ."

Aku menjawab tanpa mengurangi rasa hormat meskipun hatiku sangat teriris mendengar ucapan dan perintahnya.

Aku juga bisa melihat jelas ibuku menahan laju air matanya .Wajahnya terlihat sangat marah namun berusaha dia tahan.Ibu tetap tersenyum meskipun aku tau hatinya pasti sangat terluka .

" Yaa kan Arga bisa sama ibu kamu.Ibu kamu kan pengangguran,bisa lah kalau cuman diminta jaga Arga .Ibu kalau gak sibuk juga mau ko jaga cucu,tapi kamu tau sendiri kan ibu itu jualan pagi dipasar siang ditoko ibu sibuk waktu ibu gak bisa dbagi-bagi.Ini aja ibu kesini menyempatkan banget loh karena gak mau si Wiji marah.Dari kemarin Wiji udah maksa ibu buat jenguk si Agra."

"

Terpopuler

Comments

Indah dk

Indah dk

Nyicil dulu ya kak baca nya nanti di lanjut lagi 😊🙏

2024-05-21

1

pengen tak gapok rasanya itu mulut gak bisa dikondisikan /Panic/

2024-05-05

1

Selviana

Selviana

Emang itu yang di harapkan ibu mu Wiji karena sebagai upah yang ia berikan pada mantunya ingin kau ganti.

2024-05-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!