bab 4

Ucapan ibu mertuaku tak hanya membuatku terluka tapi juga membuat ibuku merasa tersinggung dan sedih.

" Maaf Bu bukannya saya mau membela anak saya.Ranti baru saja sehat setelah oprasi kelahiran Arga.Lagipula Arga masih sangat kecil jika harus ditinggal kerja.Mencukupi kebutuhan dan memberikan nafkah adalah kewajiban seorang suami.Kalau Wiji keberatan menafkahi anak saya tidak masalh.Tidak harus meminta anak saya bekerja disaat seperti ini.Kami orangtuanya masih sanggup memberi dia makan dan mengurus kebutuhannya."

Tenggorokanku terasa tercekat mendengar penuturan ibu.Aku tau hati ibu sangatlah hancur dan terluka.

" Bukan begitu Bu,ah ya sudahlah susah ngmong sama kalian.Ranti inget ya ibu udah jenguk kamu,jangan sampai nanti ada omongan kalau ibu gak jenguk kamu sama Arga.Ibu gak mau ya gara-gara kamu Wiji jadi marah sama ibu.Ya sudah ibu pulang dulu ,jangan lupa ya kamu besok-besok harus ajak Arga kerumah ibu.Ibu gak bisa kalau harus sering-sering kesini.Ibu sibuk."

Setelah berpamitan ibu mertuaku pergi dari rumahku dengan tukang ojek langannannya yang memang sengaja disuruh menunggu ibu didepan.

Ibu mertuaku memang tidak bisa mengendarai sepeda motor dan dia lebih suka pergi diantar ojek dan jika memang diperlukan ojek tersebut harus menunggu sampai urusan ibu selesai.

Setelah ibu mertuaku pergi ibuku duduk di dekatku .

" Ini uang limapuluh ribu sama satu dus susu yang dia bawa dan dia banggakan didepan anaknya dengan membawa maksud lain.Sebegitu burukkah sikap mertuamu sampai memintamu bekerja disaat seperti ini." Ucap ibuku dengan raut wajah sedih dan juga ada ekspresi marah didalamnya.

Terdengar begitu banyak penekanan dalam kata-kata yang beliau ucapkan.

" Iya Bu,Ranti juga tidak suka mendengar ucapan ibunya mas Wiji .Maafin dia ya Bu,jangan dimasukan kehati.Ibu tau sendiri wataknya bagaimana."

Sungguh aku merasa sangat sedih melihat kesedihan diwajah ibuku.

" Ran ibu minta tolong pergi kepasar beli bumbu dapur ya .Bumbu dapur ibu udah pada habis,seklain sana kamu beli buah atau camilan buat kamu.Naik angkot saja ya ran,gak usah pinjam-pinjam motor." ucap ibu sembari menyodorkan tiga lembar uang seratus ribuan kepadaku.

" Arga bagaimana Bu,ini kayanya mau tidur apa aku tidurin Arga dulu Bu?"

Aku bertanya lantaran Arga memang sudah menguap sedari tadi,dia juga sedikit rewel saat mau mengantuk.

" Biar ibu saja yang jaga Arga,kamu buatkan susu Arga nanti dikasih susu ditimang-timang bentar juga tidur ."

"'Baik Bu,Ranti bikin susunya dulu."

Aku gegas membuatkan susu untuk Arga,setelah itu aku bersiap untuk pergi kepasar.

Setelah susu Arga aku buat dan aku kasih ke ibu,Arga terlihat sudah anteng dalam gendongan ibu.

" Sayang,anak Solehnya ibu.Baik-baik dirumah sama Mbah uti ya ibu mau kepasar dulu.Arga bobo sama Mbah ya jangan rewel ,jangan bikin Mbah cape ya sayang.cup cup ."

Aku mencium kedua pipi putraku yang chaby,setelah itu aku berpamitan pada ibu.

" Loh Ran mau kemana kamu?" Sapa bapak yang baru saja pulang dari ladang.

" Ini pak mau beli bumbu kepasar."

" Oh ya sudah hati-hati nak.Naik angkot saja pulangnya naik ojek.Jangan kelamaan ran mau hujan seprtinya ."

" Baik pak. Assalamualaikum."

" Wa'alaikumsalam."

jawab bapak dan ibu serentak .

Kurang lebih 25 menit perjalanan dari rumah kepasar dan sekarang aku sudah sampai dipasar aku membeli bahan-bahan yang ibu sebutkan tadi dirumah.

Teringat pesan ibu aku juga mampir kewarung buah,kebetulan dia kenal denganku karna dia langganan aku saat membeli buah.

" Bu minta jeruknya sekilo sama buah anggur setengah kilo ."

" Iya ran pilih saja,loh kamu belanja anakmu sama siapa ran?" Tanya Bu Wulan penjual buah.

" Sama ibu dirumah Bu."

" Oh ,kemarin baru dijenguk ya sama mertua.Enak ya jadi kamu punya mertua baik perhatian."

Ucap Bu Wulan sembari menimbang buah yang aku beli.

Deg

Hatiku berdesir,aku kaget kenapa Bu Wulan tau.Atau mungkin Bu Wulan melihat,ah rasanya tidak mungkin tempat tinggal Bu Wulan dan ibu mertua kan jauh.Tidak juga terlewat.

" Ko ibu tau Bu?"

Akhirnya aku memberanikan diri bertanya.

" Hahaha jelas tau dong,kemarin kan ibu mertua kamu kesini borong buah katanya mau buat menantu kesayangan.Kan menantunya cuman kamu,adik-adiknya Wiji belum nikah.Aku juga liat seratus Wa ibu mertua kamu yang lagi gendong anak kamu .Enak bener ran ran,udah diborongin buah,anak dikasih uang,susu pula.Makanya tuh kamu harus sayang sama mertua."

" Oh iya Bu,ini totalnya jadi berapa ya Bu?"

" Enam puluh ribu saja ran."

" Iya Bu."

Aku menyodorkan uang seratus ribuan.

Sebenarnya aku penasaran ibu beli apa aja tapi kalau aku tanya Bu Wulan pasti bakal bingung.

" Huuft ko bisa-bisanya si ibu beli buah tapi mengatasnamakan untuk aku padahal aku sama sekali gak menerima buah itu.

Atau kemarin ibu memang bawa tapi aku yang gak liat.Ah coba nanti aku cek dalam kulkas.Barangkali ibu langsung taruh dikulkas."

Aku hanya bisa bergumam dalam hati.

" Ini kembaliannya empat puluh ribu ya lan.Memangnya kemarin anggurnya habis kan,ibu mertua kamu bawain 1 kilo anggur 2 kilo jeruk sama apel 1 kilo.Katanya itu semua buah kesukaan kamu.Wah,dari kamu hamil ibu mertua kamu kan langganan bli buah disni setiap dua hari sekali,katanya si buat stok kamu biar gk usah cari-cari kepasar."

Lagi-lagi ucapan Bu Wulan mengejutkanku, padahal selama aku hamil ibu mertua belum pernah memberikan aku buah apa lagi membeli dua hari sekali.Pernah sesekali aku dikasih anggur beberapa biji saat aku berkunjung kesana.Emang si dirumah banyak buah tapi untuk jualan ibu ditoko bukan buat aku.

" Oh iya Bu Allhmdulillah banget,ya sudah Bu terimakasih saya permisi ini sudah mau hujan."

" Iya ran hati-hati ya.Kalau kepasar mampir-mampir lagi kesini.

" Iya Bu insya Alloh."

Setelah itu aku langsung keluar pasar dan mencari ojek.

Setelah mendapatkan ojek aku langsung pulang,sebenarnya aku ingat ibu nitip camilan tapi entah kenapa aku sudah tidak fokus lagi .Aku hanya ingin pulang dan mengecek kulkas dirumah.

Sepanjang jalan aku terus kepikiran sama omongan dari Bu Wulan.Ko bisa Bu Wulan mengatakan semua itu,dari mana Bu Wulan tau semua itu padahal aku sama sekali tidak pernah menerima seperti apa yang Bu Wulan ceritakan.

Ataukah itu hanya karangan bu Wulan,tapi untuk apa.Atau jangan-jangan memang itu karangan ibu mertuaku.

Terpopuler

Comments

marrydianaa26

marrydianaa26

mampor thor, mampir juga ya di karya aku😄

2024-05-02

1

Selviana

Selviana

itulah alasan minta di foto atas apa yang ia berikan pada cucu dan mantunya hanya untuk pamer pada orang-orang kalau dia ibu mertua yang baik.

2024-05-10

1

MentariSenja

MentariSenja

sedih bgt ya bu, padahal seharusnya itu menjadi kewajiban dr keluarga suami, jika ekonomi anaknya msh blm stabil

2024-05-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!