bab 8

" Ran ini kamu mau ngmong sama Wiji,ibu bawa Arga jalan-jalan kedepan dulu ya.Dia bosen kayanya didalem terus gerah." Cicit ibu mertua sembari menggendong Arga dengan kain jarik.

Aku menerima ponsel ibu dan telfon masih tersambung dengan mas Arga.

" Mas kamu udah makan?"

" Udah dek,dek makasih ya udah mau jenguk ibu.Makasih juga udah mau bantu ibu,udah sore kamu nginep aja ya dirumah ibu.Lagian ibu masih sakit ,kasian Arga juga kalau kamu bolak balik .Sesekali lah kamu nginep setidaknya kamu mewakili mas jagain ibu dirumah.Kalau mau ngemil atau apa ambil aja diwarung nanti dibayar kalau kamu gak enak sama ibu."

Ucap mas Wiji.Suaranya lembut tapi entah kenapa aku tak suka dengan apa yang dia sampaikan.

Bukan karna aku tidak mau menginap atau tidak mau membantu,tapi dadaku sesak baru beberapa jam saja dirumah ini.Aku menahan lapar karna ibu selalu bilang,kalau mau makan ya makan aja disini kalau makan sendiri-sendiri gak usah nunggu yang lain.

Memang semua makanan aku yang masak tapi itu milik ibu mertuaku bahkan dia belum menawarkanku makan.Aku lebih baik menahan lapar dari pada nanti jika aku makan duluan aku dengan kata-kata yang tidak mengenakan ditelinga dan dihati.

" Iya mas,coba gimana nanti.Kalau Arga rewel ya aku bawa pulang gapapa ko sore juga kan masih bisa naik ojek atau minta diantar bapak." ucapku.

Mas Wiji terlihat menghela nafas dan seprtinya dia kurang suka dengan jawabanku.

" Kalau kamu selalu seprti itu bagaimana Arga dekat sama neneknya dek.Kamu Jagan gitu dong,kamu setiap hari bareng sama keluarga kamu dan Arga dekat sama nenek dan kakek dari orangtua kamu tapi kamu ko gak mau mendekatkan Arga sama keluarga aku.Bedanya apa si dek?" Suara mas Wiji terdengar sedikit meninggi.

" Mas bukannya gitu,Arga memang rewel tuh kamu denger ya dia nangis kalau sama ibu.Ibu tuh kalau gendong Arga kasar mas ,suaranya kenceng banget Agra gak nyaman mas .Lagian kan Arga bayi mas dia lebih peka dan bisa ngerasain mana yang tulus dari hati dan tidak." Jawabku kesal lantaran seprtinya mas Wiji begitu memaksa dan tidak memahami watak ibunya.

Ibu mertuaku memang selalu kasar sikapnya,bayi mana bisa dikasarain.Apa lagi suaranya selalu kencang dan terlihat seprti orang yang berteriak saat mengajak Arga berbicara hingga membuat Arga semakin tidak nyaman.

Memang sangat berbeda dengan ibuku yang selalu lemah lembut saat mengurus Arga.Ibuku lebih suka bersenandung atau mengajak Arga melantunkan surat-surat pendek atau solawat.

Arga terlihat anteng dan nyaman saat bersama ibuku,dari tutur katanya lembut dan penuh kasih sayang.

Lain halnya saat ibu mertuaku menggendong Arga,nada bicaranya tinggi cara dia mengajak Arga berinteraksi seprti dengan orang yang dewasa yang paham dengan bahasa kasar . Ibu mertuaku memang kaku orangnya,gak ada lembutnya sama sekali.Tapi itu berlaku saat berbicara denganku atau Arga.Apa lagi saat berbicara dengan orangtuaku,biacaaranya terkesan menunggi dan sombong.

Lain halnya saat dia berbicara dengan orang lain,suaranya lembut dan enak didengar.

" Dek ko kamu gitu si,ada masalah apa kamu sama ibu.Heran mas sama kamu,selalu saja berfikir buruk tentang ibu!"

" Mas ko kamu gitu sih,aku berbicara fakta mas!"

" Gak dek,kamu berlebihan.Kalau kamu ada masalah sama ibu kamu ngmong sama mas.Gak gitu caranya dek,kamu ko ya gak menghargai perasaan mas si."

Mas Wiji terlihat sangat marah dan tidak nyaman dengan fakta yang aku sampaikan.

Tak mau berdebat dan tak mau membuat moodku semakin buruk aku mematikan sambungan telfon secara sepihak tanpa persetujuan mas Wiji .

Aku meletakan ponsel ibu dimeja ,dari jauh aku mendengar suara rengekan Arga.Aku berniat mencari dan meminta Arga dari gendongan ibu.

Namun baru saja aku ingin keluar telinga ini kembali mendengar kata-kata yang sangat tidak mengenakan lagi.

" Lah itu mba makanya aku minta Arga biar pelan-pelan ajak si Ranti sama Arga pindah disini.Disana orangtua Ranti itu terlalu ikut campur,apa lagi hasil dari ayahnya Ranti yang gak seberapa kan kasian Arga kalau harus mencukupi kebutuhan satu keluarga.Mana Arga baru aja kerja,gini-gini ya aku ibunya yang harus turun tangan membantu perekenomian Wiji dan Ranti."

Deg

Drama apa lagi ini,cerita bohong apa lagi yang ibu mertuaku ucapkan pada tetangganya.

Hatiku masih belum bisa percaya dengan apa yang aku dengar beberapa hari ini tentang ibu mertuaku.Rasanya aku seprti melihat dua kepribadian dalam diri ibu mertuaku.

Aku hentikan langkahku,aku memilih berdiri dibalik tembok pembatas antara toko dan ruang tamu.Ibu memang membawa Arga ketoko dan disitu aku mendengar suara tetangga yang mungkin sedang belanja atau memang hanya datang untuk menggunjing saja.

" Tapi Bu aku sering loh ketemu sama bapaknya Ranti,dia kerja ko Bu malah sering banget aku liat dia tuh semangat banget kerjanya.Ibunya si emang denger-denger ibu rumah tangga biasa tapi sayang anak cucu.Sodaraku kan tetangganya dia Bu,kayanya ibu salah deh Bu."

Ucap Bu Astri .

Dari suaranya aku tau kalau itu Bu Astri,Bu Astri memang kenal baik dengan keluargaku.

" Halah itu kan katanya Bu,faktanya ya lain .Aku liat sendiri ko Bu,iya lah dia terlihat sayang cucu wong Ranti sama Arga selalu ngeluarin uang buat dia.Kalau gak ya mana sayang dia sama cucu dan mantu.Hahahaa."

Suara ibu mertua terdengar begitu nyaring,tawa bahagianya begitu menyakitkan ditelingaku.Suara rintihan Arga makin terdengar jelas,aku tau Arga lapar dan ingin menyusu tapi gak tau kenapa ibu mertua seprtinya tidak mendengar suara rintihan Arga.

Aku memutuskan untuk keluar,aku masih seprti biasa aku berpura-pura tidak mendengar meskipun rasanya sulit bagi aku untuk tetap tersenyum setelah mendengar semua itu.

" Loh Ran udah selesai semuanya?Kamu makan dulu ran,Arga anteng ko.Kalau udah makan nanti tinggal istirahat sama Arga ."

Ucap ibu mertua dengan senyum manis diwajahnya.

" Nanti Bu Ranti belum lapar.Sini Bu Arga keliatannya haus dan lapar dia harus minum susu."

Wajah Arga berbinar kala melihatku ,tangannya langsung meraihku .Begitu Arga berada dalam gendonganku Arga terlihat anteng dan nyaman .

" Ran ,kamu mau nginep?" Tanya Bu Astri.

" Gak tau Bu liat nanti,Bu astri belanja Bu?"

" Ah iya ini beli sabun cuci sama gula.Mampir ayuh ran kerumah ibu mumpung lagi disini."

" Iya Bu trimakasih lain kali saja."

Terpopuler

Comments

LapCuk

LapCuk

Embuhlah Ran,
miris bener aku melihatmu punya Ibu mertua modelan ibunya Wiji.
mana si Wiji lebih condong ke ibunya lagi. tanpa menelaah dulu siapa yang bener & siapa yang salah.

Segelas Kopi ☕ aku kirim untuk kakak author.
Subscribe aku kirim untuk kakak author 😍

2024-04-26

1

MentariSenja

MentariSenja

ko Arga sih thor kan Arga anaknya, pasti Author kurang aqua makanya ga fokus, iya kan thor, maaf nih🙏😄🤭

2024-05-07

1

Amelia

Amelia

ah buah si mala kama ini mah, huh capek hati 😭😭

2024-05-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!