Chapter 20

Terlalu lama menjomblo membuat rasa peka terhadap lawan jenis melamban bahkan frekuensi turun jatuh ke dasar. Jika kuingat ingat kembali, sudah delapan tahun lamanya menyandang status jomblo sejak putus dari Nandar. Dia hanyalah pria tidak berprasaan yang bertopeng baik dan perhatian, yang secara mendadak menyudahi hubungan yang berjalan hampir tiga tahun lamanya.

Kukira selama ini ia benar benar mencintaiku seperti sikap dan kata katanya. Namun nyatanya tidak.! Ia hanya sedang menunggu kekasihnya sewaktu SMP balik ke Indonesia, namun tidak mau melepasku sampai akhirnya dia mendapatkan kembali kekasihnya. Baginya, hidup status menjomblo jauh lebih buruk di bandingkan berpu pura mencintai pasangan. Apakah karena masa laluku yang membuat kadar pekaku terhadap seoraang pria pudar ? Saat ku pikir Nandar mencintaiku namun nyatanya tidak.

Bisa jadi kali ini kali ini pun Renata salah tebak. Pak Adit tidak menyukaiku, Ia hanya mencoba menjadi lebih baik terhadap bawahannya.

Lupakan soal Nandar dan Pak Adit.

Bisma, Pria yang baru saja di kenal Ciki lewat Mechat beberapa hari lalu mulai intens mengirim pesan ke Ciki. Ciki sepakat akan bertemu hari minggu di Anomali Coffe.

Semoga saja kali ini saya berhasil, setidaknya saya adalah wanita normal yang juga seringkali merasa iri pasangan pasangan di luar sana mengumbar kemesraan, di tambah usiaku tidak mudah lagi.

Ciki memilih style casual simple untuk bertemu dengan Bisma, belajar dari sebelumnya saat Ciki memilih berpakaian heboh, sedangkan pasangan kencan butanya malah berpenampilan sebaliknya. Ciki memang beberapa kali kencan buta dengan beberapa pria tapi tidak ada yang cocok, jadi Ciki jomblo bulan karena kurang usaha hanya saja belum ada yang cocok dengan dirinya. Dengan mengenakan dress selutut berwarna hitam tanpa lengan dengan flat shoes, Ciki menunggu Bisma di depan Anomali Coffe.

**Bisma: Kamu di mana ?

Me: Depan Anomali Coffe, kamu di mana ?

Bisma : Baju hitam, tas selempang silver ?

Me: Yap**!.

"Ciki ?"Panggil seseorang dari belakang. Ciki membalikkan tubuhnya dan melihat sosok Andi Arsyil Rahman tepat berdiri di hadapannya. Dia benar benar mirip Arsyil Rahman sang idola. Batin Ciki. Dadanya berdebar seketika melihat wajahnya juga senyuman tipis yang dia lemparkan ke Ciki.

Akhirnya, ada juga yang mirip dengan Andi Arsyil Rahman! Kali ini harus berhasil, harus banget berhasil. Batin Ciki.

Bisma mengulurkan tangannya ke arah Ciki. Sedikit canggung Ciki hendak membalas uluran tangan Bisma, namun takdir berkata lain. Tangan besar dan lembut itu tidak sempat Ciki rasakan di kulitnya. Karena detik itu juga seseorang menarik tangan Ciki dari arah samping membuar wajah Bisma berubah menjadi wajah Pak Adit.

Dahi Ciki berkerut bingung. Kenapa wajah Bisma berubah menjadi pak Adit yah ? Tanya Ciki dalam hati. Dan juga sorot mata Adit berkilat merah, Wajahnya juga tidak bersahabat. Pak Adit menarik tangan Ciki menjauh dari Bisma, hal yang membuat otak Ciki tumpul seketika. Ciki menoleh ke belakang dan mendapati wajah Bisma yang juga sama shocknya seperti Ciki, dan semakin menjauh hingga mereka menghilang dari hadapan pria yang baru saja ingin berkenalan denga Ciki.

Pak Adit kembali menoleh kebelakang, dan semakin meyakinkan Ciki, bahwa yang barusan menarik dirinya adalah Bossnya. Adit menarik Ciki seperti kekasihnya yang ketahuan selingkuh, mereka ke area parkir mobil. Dalam gerakan cepat Adit menekan kunci mobil,mengarahkan Ciki ke kursi penumpang sekaligus membukakan pintunya dan memasangkan sabuk pengaman.

"Saya antar kamu pulang sekarang"Ujar Adit tegas.

Ciki mengikuti perintah Adit begitu saja. Perasaannya campur aduk antara bingung, takut dan merasa bersalah. Eh. tunggu dulu mengapa gue harus merasa bersalah, saya kan tidak bersalah sama sekali. Batin Ciki.

Pak Adit mengambil jasnya yang menggantung di kursi belakang, dan mengerahkan ke pada Ciki.

"Pakai.!" Perintah Adit. Ciki menurut, memakai jas bossnya yang sudah jelas kebesaran untuk ukuran tubuh mungilnya. Selebihnya sepanjang perjalanan mereka diam. Ciki pun tidak berani melirik Adit sedikitpun. Sebuah pesan masuk dari Bisma, dengan tangan bergetar Ciki membuka pesan yang baru saja masuk ke ponselnya.

Bisma : Pacar kamu seram yah, kayak anjing bulldozer. hahaha.

Bahu Ciki lemas rasanya, gagal sudah impiannya selama ini mempunyai pasangan mirip dengan sang idola Andi Arsyil Rahman.

Kelak jika saya menjadi perawan tua, saya akan mencari Pak Adit dan tidak akan membiarkannya hidup tenang. Gerutu Ciki.

Sesampainya di depan apartemen barulah Pak Adit melirik ke arah Ciki.

" Kamu masuklah dan jangan pernah ketemuan sama sembarang orang lagi di luar, memang gak takut di culik atau di perkosa ? Ngak lihat berita di TV makin ngeri setiap hari ?" Omel Adit seperti sedang menceramahi anaknya yang berbuat salah.

Ciki mengangguk pelan, melepaskan jas yang di pinjamkan kepadanya.

"Ciki" Panggil Adit saat Ciki hendak membuka pintu mobil.

"Iya, Pak." Jawab Ciki.

Adit dan Ciki bertatapan sesaat, dengan sabar dan emosi yang sepertinya sudah reda Adit mengatakan dengan halus ke Ciki.

"Dengan pakaian kamu yang seperti itu, sama saja kamu mengundang niat jahat orang lain terhadap kamu." Pesan Adit. Ciki menghela nafas, lalu turun dari mobil. Berjalan masuk ke dalam apartemennya tanpa menoleh sedikitpun ke belakang.

"Kakak sudah pulang. Gimana kencan buta tadi, berhasil gak ?" Tanya Fitri yang melihat Ciki tiba tiba muncul di depan pintu.

"Kakak capek de, mau istirahat dulu." Ujar Ciki tidak menghiraukan pertanyaan Fitri.

"Iyah, Kak. Saya masakin makanan kesukaan kakak yah. Sebentar kalau sudah waktu makan malam kakak makan yah ?" Ujar Fitri yang merasa khawatir dengan ke adaan kakaknya yang terlihat tidak bersemangat.

"Iyah, Kakak ke kamar dulu." Jawab Ciki sembari berjalan menuju kamarnya.

Ciki bersandar pada pintu kamarnya dan jatuh terduduk dengan lemas begitu saja di lantai.

Sunggu saya tidak mengerti dengan maksud Pak Adit seperti itu. Kami tidak dalam hubungan percintaan yang membuat ia mempenyai hak melarangnya berkencan dengan pria manapun. Kami juga tidak memiliki hubungan saudara ataupun keluarga yang mengharuskan Pak Adit mengkhawatirkan hidupku.

Pak Adit terlalu jauh mencampuri urusan pribadiku.

Tubuh Ciki masih bergetar hebat, dadanya masih terasa terbakar menahan amarah. Sudah lama Ciki bekerja di perusahaan Adit baru kali ini Ciki tidak bisa menahan emosinya. Ciki tidak tau kalau Pak Adit bisa seposesif itu. Pak Adit terlihat tidak seperti kepribadian yang Ciki kenal. Pak Adit seperti mempunyai kepribadian ganda yang bertolak belakang dengan kpribadian sehari harinya yang dingin, cuek dengan ke adaan sekitar, apa lagi dengan pribadi karyawannya. Selama itu bukan masalah pekerjaan perusahaannya Pak Adit tidak pernah mau mencampuri urusan karyawannya, tapu hari ini berbeda yang di lihat Ciki.

Ciki lelah memikirkan kejadian yang tak terduga, dia ingin mengistirahatkan diri.

********

Makasi banget yang udah baca jika ada kesalahan dalam penulisan (Typo) mohon koreksinya. dan jangan lupa untuk tinggalkan jejak (Like dan komen) yah..

Mohon saran, komentar dan dukungannya yah.

jangan lupa baca terus kelanjutannya 😊😊😊

Terpopuler

Comments

Lynna Mariyana

Lynna Mariyana

apa susahnya Blang I Love You gt Adit

2020-10-28

0

Rat

Rat

ada yang marah nih😁😁😁😁

2020-09-26

0

Asniar

Asniar

Ciki sih kurang peka

2020-09-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!