Hari ini, cuaca sangat mendung. Awan hitam mengumpul menutupi sinar surya. Ciki mendongak menatap langit. Ia menghela nafas berat. seharusnya ia sudah sampai di kantor dari tadi, tapi karena ia terlambat bangun membuatnya terlambat ke kantor.
"Pasti si Boss kutub bakalan marah besar deh." Gumam Ciki
Jujur saja, Ciki takut di marahi dengan Adit. Intinya sih takut di hukum, karena hukumannya tidak tanggung tanggung. Masa ia ada hukuman sekertaris membersihkan ruangan Bossnya. Kan OB jadi nganggur dong. Lagian ini bukan sekolah, yang memakai cara hukuman seperti itu, karena muridnya kesiangan atau ketahuan kabur. Tapi Adit tidak ragu memberikan hukuman seperti itu bila sekertarisnya datang terlambat.
Tapi Ciki masih bersyukur, setidaknya ia tidak di hukum dengan cara gajinya di potong atau di pecat. Mungkin hanya omongan atau gertakan Bossnya saja, tapi sesungguhnya Adit tidak pernah melakukan itu. Kalau benar ia melakukan itu, sudah di pastikan Ciki hanya menerima setengah gajinya setiap bulan. Karena keseringannya Ciki terlambat.
Taxi online tiba di hadapannya. Orang itu tersenyum ramah.
"Neng Ciki?". Tanya sopir taxi
Ciki mengangguk." Iya, pak mamat, yah ? tanya Ciki dengan senyuman lega. Bapak itu juga mengangguk.
Pak mamat adalah tetangga Ciki di kampung, Ia juga sama dengan Ciki ke Kota mengadu nasib. Mereka kenalan lama yang baru bertemu setelah bertahun tahun. Pak mamat sudah lama pindah ke jakarta dengan istrinya.
Ciki segera masuk ke mobil pak mamat.
Deg!
Jantungnya bergemuru hebat. Bukan karena sopir taxi online yang membuat jantung Ciki berdegup tak terkendali. Tapi karena saat ia membuka pintu mobil pak Mamat, tapi tanpa sengaja Ciki melihat jam tangan clasiknya yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah pukul delapan lebih lima belas menit.
"Pak jalannya cepetan, ya. Saya sudah kesiangan nih". Ujar Ciki panik.
"Duh, Neng. Saya gak janji ya, soalnya ada demo mahasiswa. Jadi sebagian jalan di tutup." Ujar Pak mamat. Seketika Ciki terkejut.
Bukan karena suara pak Mamat yang menggelegar, tapi kara ucapannya itu yang baru saja ia dengar.
"Ya Tuhan, Apa salahku"-- Batin Ciki.
"Demo, pak ? terus gimana biar bisa cepat sampai yah, pak ?" tanya Ciki
"Kita muter aja yah, Neng. Emang rada jauh, tapi gak jadi pusat demo". ujar Pak mamat memberi saran.
"Okeh deh, pak". ujar Ciki lirih.
Ngenes banget gue pagi pagi gini. Oke Ciki. Untungnya ada yang demo sebagai bentuk alasan . Smart girl.-- Batin Ciki dengan senyum mengembang licik.
Semuanya berjalan dengan sangat baik, kantor Ciki sudah sangat dekat. Itu menurut Ciki, karena ia baru saja melihat tempat Foto Coppy yang pernah ia datangi.
Ciki menggebu, karena ia akan segera sampai, ia akan berakting setelah ini. Tapi....
Mobil pak Mamat tiba tiba berhenti.
Ciki dan Pak Mamat tersentak, mereka sama sama terkejut. Pak Mamat menyalakan mobilnya lagi dan lagi tapi tetap tidak ada hasil.
"Kenapa, pak?" Tanya Ciki. perasaannya sudah tidak enak.
"Mobilnya Mogok, Neng". Ujar pak Mamat. Ciki menghela nafas berat.
"Kalau begitu saya sampai di sini saja deh, pak." Ciki turun dari mobil pak Mamat, begitu juga dengan pak Mamat yang langsung melihat kondisi mesin mobilnya.
"Iyah, Neng". ujar pak Mamat. Ciki mengeluarkan selembar uang kertas.
"Ini, pak". Ciki menjulurkan uang selembar itu ke pak Mamat.
"Gak perlu, Neng. saya kan anterinnya gak sampai depan kantor". Ujar pak mamat menolak.
"Tapi bapak udah anterin saya sampe dekat kantor". Ciki menarik tangan pak Mamat dan memberinya uang tadi.
"Makasih, Neng. Tapi saya baru keluar gak ada kembalian, gak ada uang kecil ?". tanya pak Mamat.
Ciki tersenyum. "Ambil aja kembaliannya, pak. Semangat yah, Pak. Makasih saya pergi dulu". Pamit Ciki yang di balas dengan senyuman oleh pak Mamat.
Ciki mengubah langkah jalannya menjadi berlari kecil, setelah melihat jam tangannya. Terlambat 30 menit. Ini hari pemecah rekor di hari keterlambatan Ciki.
Ciki membuka sepatunya. Lebih baik ia melepaskan high hells nya yang terbilang tinggi ini, dari pada ia harus terlambat. Ciki mengabaikan tatapan geli orang orang yang melihatnya. Dia sangat tidak peduli, karena orang itu tidak berada di posisinya.
Ciki tersenyum lega saat ia sudah melihat gerbang kantornya. Kemudia ia semakin mempercepat langkahnya. Dan setibanya di loby kantor barulah Ciki bisa bernafas legah, ia segera memakai sepatunya. Ia memasuki lift, dan terkejut dengan penampilannya. Rambut yang berantakan dan sedikit basah akibat hujan rintik, make up yang tak rapi lagi. "Ya Tuhan, siapa ini *? pikir Ciki.
Ting!
Ciki segera keluar, biarkan ia seperti ini, Adit harus melihat pengorbanannya untuk datang bekerja hari ini. Meskipun demo, hujan, dan jalan kaki dengan jarak yang lumayan. Ciki masih tetap semangat untuk bekerja. Betul tidak?" hehehhe...
Ciki langsung ke meja kerjanya dan mulai bekerja setelah memastikan baju dan rambutnya rapi. Ciki menghela nafas lega, karena Bossnya belum datang.
Ciki menghentikan ketikannya, merasa ada yang aneh karena terdengar hening tanpa adanya suara ramai seperti biasanya. Apa teman temannya serius bekerja ? pikir Ciki. Ciki berdiri dan mengintip ruang kerja teman temannya. Dan ia cukup terkejut, karena meja kerja teman temannya semua pada kosong.
"Loh, kemana mereka ?". tanya Ciki bingung.
Ciki segera mengambil benda pipih yang berada dalam tasnya.
Ciki mengetik sesuatu di dalam ponselnya.
"Debat Terooss (Group)
Me
Lo pada kemana ? Gue udah di kantor. Lo pada belum datang ? Gue sendiri. Pak Adit tumben belum datang.
Tidak lama satu balasan dari Rendi dalam group mereka.
Rendi
Lo ngapain di kantor, Ci ? Rajin amat kerja.
Me
Harus dong. Gue kan kudu nabung bantu kamu cari uang mahar buat nikahan kita nanti sayang. 🤣😝😝
Rendi
Terharu gue.😏
Renata
Pada berisik amat sih, gangguin orang tidur aja. Ci, lo ngapain di kantor hari ini ? Lo di suruh lembur lagi yah sama pak Adit.
Me
Tidur ? Gila lo, kok bisa tidur di hari kerja, lo pada gak kerja udah siang ini.
Rendi
Lo ngelindur, Ci ? ini kan tanggal merah.
Ciki mengerutkan dahinya. Ia segera membuka kalender duduk yang berada di mejanya, yang tidak pernah Ciki ganti bulannya, tentunya. Ciki terhenyak melihat kalendernya. baca baik baik. Ini tanggal merah, libur nasional. Semuanya libur, dan hanya dia yang bekerja di hari libur yang seharusnya ia nikmati ini. Tapi apa ? Ciki dengan bodohnya sangat cemas dan gelisah akan terlambat. Ia berlari cukup jauh bahkan harus menahan malu di lihat orang orang saat melepaskan high heels nya hanya untuk datang di kantor.
Inilah akibatnya apabila jarang ganti kalender, dan jarang melihat tanggal.
"kesalahan yang lo buat sendiri, Ci". Gumamnya dengan menatap kosong ke depan.
*******
Terima kasih yang sudah mampir, dan jangan lupa tinggalkan jejak (like dan komen) yah. Mohon koreksinya apa bila ada kesalahan penulisan (Typo).😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Widia Aja
Ya ampuuuunnn...
kasian amat Ciki...
2022-12-14
0
Fellicia Oey
ampun ampun lucu banget sampe ngakak terus
2022-03-11
1
Rusdayanti Kendari
🤣🤣🤣
2021-10-09
0