Hari ini Ciki merasa sangat sial. Bagaimana tidak merasa sial. Harusnya ia masih tidur cantik di kasurnya tapi ia malah ke kantor di hari libur, dan parahnya lagi ia harus berlari cukup jauh. Kini Ciki harus benar benar bekerja, saat tak sengaja ia bertemu dengan Adit. Bossnya yang bikin kaum hawa sesak nafas bila melihatnya karena kegantengannya yang kelewatan tapi berhati es.
Tadi, Ciki baru saja akan pulang, Ia sempat berbincang bincang sebentar dengan Nabila saat mereka bertemu di loby. Nabila mengeluh karena ia harus tetap bekerja meski di hari libur. Lembur itu sangat membosankan. Pikir Ciki.
Dan ia merasa bersyukur karena tidak perlu lembur seperti Nabila.
Itu pikirannya lima menit yang lalu, sebelum ia bertemu dengan Adit di pintu masuk. Dan nyatanya nasibnya dengan Nabila tidak jauh berbeda.
Adit langsung menyuruhnya untuk membantu sedikit pekerjaannya yang memang harus di selesaikan ini.
Itu kata Adit, pekerjaanya sedikit, sekali lagi SEDIKIT, sekali lagi ada penekanan di kata SEDIKIT. Tapi Ciki tidak melihat itu. Tumpukan kertas menyelimuti meja kerja Adit, dan Ciki hanya bisa tercengang melihatnya.
"File yang mana yang harus di revisi, Pak ?". tanya Ciki
"Yang mana ? Ya semuanya". Jawab Adit enteng. Ciki melebarkan mututnya dengan mata melotot.
"Se-semuanya ?". Tanya Ciki
"Bukan di revisi, hanya memeriksa, kalau ada yang salah tolong benarkan. Bisa kan ?". ujar Adit.
"Hello Boss.... itu sama aja. Ini bener bener gak adil. Gue harus kerja di hari libur yang harusnya gue nikmatin ini. Dasar Boss sialan, gue sumpahin lo jomblo seumur hidup.- Batin Ciki.
"Bisa, Pak." Jawab Ciki yang langsung di rutuki dengan dirinya sendiri karena telah menyanggupinya.
Ciki melangkah mendekat ke meja Adit. Ia menjadi ragu, ternyata bukan hanya menyelimuti. Tetapi juga menumpuk dan menggunung.
"Ini kerjaan siapa sih, Pak ? Kok sampai numpuk begini ? Bapak gak pernah kerjain pekerjaan bapak yah". Tuding Ciki tanpa mempedulikan sorot mata Adit yang sudah menatapnya tajam.
"Saya cuma meminta kamu memeriksanya Ciki. Bukan mengomentari". Ujar Adit. Ciki melirik sekilas ke Adit. kemudian mengfokuskan kembali tatapannya ke berkas berkas yang ia kerjakan.
"Harus sekarang, Pak ?". tanya Ciki.
"Hm". Guman Adit.
Adit kembali fokus memeriksa berkas yang ada di depannya. Mereka fokus masing masing dengan pekerjaannya membuat mereka tak sadar hari sudah sore. Di luar hujan masih turun sangat deras, udara terasa sangat dingin.
15.00
Krucuk.. Krucuk..
Alarm perut Ciki mulai berbunyi menandakan kalau ia sedang lapar.
"Pak". panggil Ciki.
"Hm". Gumam Adit. matanya tetap fokus menatap kertas di depannya.
"Pak Adit gak lapar ?". Tanya Ciki hampir mirip dengan kode keras. Adit menatap Ciki sekilas. kemudian Ia mengeluarkan ponselnya.
"Pesan delivery aja, kantin gak buka". ujar Adit menyodorkan ponselnya ke Ciki.
Ciki membuka salah satu aplikasi di ponsel milik Bossnya, memilah milih makanan. Ia memesan banyak makanan yang ia inginkan. Kapan lagi makan sepuasnya tanpa bayar alias gratis. hehehe.
"Bapak mau makan apa ?". tanya Ciki.
"Saya gak lapar. Kamu pesan saja". Ujar Adit. Ciki hanya mengedikkan bahu tak peduli.
Tiga puluh menit kemudian.
Makanan dan minuman yang Ciki pesan sudah berkumpul di hadapannya. Dengan semangat, Ciki membuka box makanannya satu persatu. Matanya berbinar bahagia. Ia mulai memasukkan makanan ke mulutnya dengan lahap tanpa menghiraukan Bossnya.
Adit merenggangkan badannya yang mulai terasa pegal dari tadi duduk dengan sekumpulan kertas. Ia melihat Ciki sedang makan dan Ia terkejut saat melihat meja sofanya penuh dengan bermacam hidangan, layaknya rumah makan prasmanan.
"Kamu habis merampok saya ?". Seru Adit yang membuat Ciki menghentikan suapannya. Matanya melirik Adit sekilas.
"Ishh.. Bapak sendiri barusan yang bilang pesan apa saja". Ujar Ciki dengan nada kesal karna aktifitas makannya terganggu.
Adit mengerutkan dahinya. "saya bilang begitu ?" Tanya Adit yang langsung di jawab dengan anggukan oleh Ciki.
Adit berdiri dari tempat duduknya, ia melangkah mendekat ke arah Ciki yang kembali menikmati maakanannya.
"Kamu benar benar tidak pernah melewatkan yang namanya gratisan". sindir Adit. Ciki tidak menghiraukan sindiran Bossnya, Bodo amat. Pikir Ciki.
Adit mengambil salad buah Ciki. Ciki melotot melihat makanan pembukanya di ambil begitu saja dengan Adit.
"Pak, kok di ambil sih. Itu punya saya." Ujar Ciki.
Adit menyerahkan kembali ponselnya ke Ciki. "Pesan lagi aja, saya minta yang ini".
"Itu udah saya makan sebagian lo, pak." ujar Ciki.
"Kamu punya penyakit menular ?" Tanya Adit. Ciki menggeleng pelan. Adit kembali melanjutkan makannya.
Ciki hanya menghela nafas. Ia memutuskan tidak memesan kembali salad buahnya. Bukan tidak mau, tapi tokonya sudah tutup. Itu alasan utamanya.
Setelah mereka menghabiskan makanannya. Ciki segera membersihkan ruangan Bossnyaa.
Setelah merasa cukup istirahat, mereka melanjutkan pekerjaan yang belum selesai dan tertunda karena panggilan alam alias makan. hehehehe...
23.00
Ciki tidak sengaja terlelap di meja kerjanya dengan tumpulan dokumen sebagai alas kepalanya. Adit yang melihat Ciki yang terlelap menghampirinya.
"Hei, sekertaris Ciki". Adit mengguncang pelan bahu Ciki bermaksud untuk membangunkan gadis itu. Namun sepertinya Ciki sama sekali tidak terganggu malah semakin menyamankan tidurnya.
"Hah". Adit menghela nafas pelan. Sepertinya gadis itu tidak akan bangun, dengan ragu Adit meraih tangan Ciki dan mengalungkan di bahunya lalu tangan kanannya ia tempapatkan di punggung Ciki dan tangan kirinya ia tempatkan di perpotongan lutut Ciki. Dengan perlahan Adit menggendong Ciki ala bridal style dan membawanya ke sofa.
Adit membaringkan tubuh Ciki di atas Sofa yang terdapat di dalam ruangannya. Adit menatap lekat wajah lelap gadis itu. "Kamu pasti kelelahan karena terus bekerja tanpa henti. Tapi itu resiko menjadi sekertaris ku, jadi kau harus menerimanya". Setelah mengatakan itu Adit mengambil jasnya yang berada di sandaran kursi, Adi menyelimuti Ciki dengan jasnya agar tidak kedinginan. Kemudian beranjak menuju meja kerjanya dan melanjutkan pekerjaannya.
Ya malam itu mereka habiskan dengan Adit yang masih terus bekerja dan Ciki tertidur pulas. Suara dengkuran halus yang di hasilkan Ciki itu menjadi alunan musik pengiring untuk Adit.
Akhirnya pekerjaan Adit semuanya selesai termasuk pekerjaan Ciki yang belum ia selesaikan. Ia merenggangkan badannya. Ia sangat lelah dan mengantuk. Berkali kali ia menguap menahan kantuk.
Adit berdiri dari tempat duduknya dan melangkah menuju sofa depan Ciki tidur. Ia membaringkan badannya di sofa tersebut, mereka tidur dengan lelap yang di batasi dengan meja. Adit sebenarnya mempunyai ruangan khusus istirahat tapi ia tidak tega meninggalkan Ciki tidur sendiri di sofa akhirnya ia memutuskan menemani Ciki di ruang kerjanya.
*********
Makasi banget yang udah baca jika ada kesalahan dalam penulisan (Typo) mohon koreksinya. dan jangan lupa untuk tinggalkan jejak (Like dan komen) yah..
Mohon saran, komentar dan dukungannya yah.
jangan lupa baca terus kelanjutannya 😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Widia Aja
Keesokan hari nya,
gosip pun beredar luas....
Bhahahaaa..
2022-12-14
0
Domba kecil
baca ulang, kangen
2020-10-18
0
Mamud🧕
akhirnya lembur juga kan
2020-09-08
0