Beberapa hari terakhir ini Ciki di sibukkan dengan masalah pekerjaan, terlebih lagi Adit yang banyak menyita waktu hingga membuat tujuan Ciki tertunda. Yaitu mencari jodoh. Kini aplikasi MiChat di layar ponselnya. Seseorang mengirim pertemanan dan pesan. Profil fotonya seperti pujaan hati Ciki yaitu Andi Arsyil, berani beraninya di memakai foto suami idamanku, Cih.
"Cik," Panggil Renata, Ia menggeser kursi yang berada di samping meja Ciki ke arah Ciki sembari berbisik. "Lo kemarin di antar sama Pak Adit ke Rumah sakit yah ?" Tanya Renata.
"Hemmm,," jawab Ciki.
"Lo di gosipin tau sama anak lapangan, sudah dengar belum ?" Bisik Renata.
Ciki yang sejak tadi duduk santai bersandar kini duduk tegak demi mendengar gosib tentang dirinya.
"Gosip! Gosip Apaan ?" Tanya Ciki penasaran.
Lo sih akhir akhir ini kelihatan banget sering berdua sama Pak Adit, kemarin ada karyawan kantor yang liat lo ke rumah sakin sama Pak Adit. Lo di gosipin ada affair sama Boss." Ujar Renata.
Mata Ciki melotot tak percaya mendengarnya.
"Gue di gosipin gitu sama teman teman kantor ? Berani beraninya tuh para kampret, biarin enggak bakal gue cairin kasbonan." Ujar Ciki kesal, emosinya naik ke ubun ubun mendengar gosip murahan seperti itu.
Renata tidak bisa menahan tawanya melihat tingkah sohibnya yang lagi emosi, seperti ibu kost yang nagih uang kontrakan. hehehe apa hubungannya yah.
Rendi ikut mendekat melihat kedua sohibnya bergosip. "Tapi Boss kayanya agak beda deh akhir akhir ini sama lo Cik, dia ada feeling jangan jangan sama lo." ujar Rendi menimpali pembicaraan sohibnya.
"Astaga, ya Tuhan. Gue itu cuma sekertaris pribadi Pak Adit doang, enggak lebih. Sebatas profesionalisme saja. Lo jangan kebanyakan denger gosib Hoax deh. Gak ada faedahnya." Sembur Ciki.
"Bos itu tajir dan cakep dan banyak wanita cantik dan kaya yang deketin, tapi gak pernah dilirik, apa lagi gue. Kaya enggak, cantik?! yah emang cantik sih gue." Lanjut Ciki.
"Huuuuu.. Rendi dan Renata melempar tisu ke arah Ciki. Ciki hanya tertawa.
"Tapi emang lo gak ngerasa apa, kalau Boss ada feeling sama lo ?" Tanya Rendi.
"Denger yah,Boss itu gak mungkin suka sama gue. Dia itu buta masa cewek cantik kaya gue dia bilang gak ada menariknya bahkan kata dia sekalipun gue telanjang dia gak bakalan tertarik sama gue." Ujar Ciki menggebu gebu.
Hahahahaha... Tawa Rendi dan Renata pecah dengar ocehan Ciki."Bos bilang gitu sama lo? Para tuh bos, sadis bener. Gak bisa bohong dikit apa, sumpah bos terlalu jujur." Ujar Renata mengejek sambil terus tertawa.
"Lanjut terus, gue gak cairin kasbon lo berdua baru tau rasa lo." Ujar Ciki kesal.
Sejak hari minggu kemarin, Ciki belum melihat kehadiran Pak Adit di kantor. Minggu ini jadwalnya memang padat sekali, terlebih bulan depan akan ada pertandingan sepak bola Real madrid C.F. VS Manchester City di spanyol. Sudah pasti Adit si pencinta bola bakalan terbang ke spanyol melihat langsung. Maklum orang kaya mah bebas, padahal bagi Ciki nonton di TV juga bisa, tidak perlu jauh jauh ngabisin uang ke spanyol.
Suara derap langkah terdengar dari luar ruangan, Ciki berfikir Boss kutubnya tidam akan datang hari ini ternyata dugaannya salah. Baru saja mereka membicarakan Bossnya, orangnya kini tiba tiba muncul.
" Ciki, keruangan saya." Perintah Adit, dan kemudian menghilang di balik pintu ruangannya.
"Iya, Pak." Jawab Ciki singkat. Kemudian mengikuti Bossnya masuk ke dalam ruangan.
"Kamu ikut saya besok pagi ke singapura, Ada proyek." Ujar Adit.
"Baik, Pak." Ujar Ciki singkat.
"Oyah, Jangan lupa buat power point untuk proyek di singapura. Ini filenya di dalam flash disk. Sebentar sore harus selesai dan bawa ke ruangan saya." Ujar Adit sambil memberikan flash disk ke Ciki.
"Sekarang, Pak." Tanya Ciki memastikan.
"Terus kapan lagi Ciki, kalau bukan sekarang." Ujar Adit lagi.
"Baik, Pak." Ujar Ciki lagi.
"Kamu boleh keluar sekarang." Ujar Adit.
Demi perintah baginda Rezky Aditiya yang bersifat fardu alias wajib di kerjakan karena kalau tidak pasti dapat omelan syukur syukur kalau cuman omelan kalau langsung di pecat bisa kelar hidup Ciki. Ciki mati matian menyelesaikan tugas power point proyek singapura itu agar tidak lembur lagi. Sudah jam enam sore, semua staf sudah pulang kerumahnya masing masing dari tiga jam yang lalu. Tersisa Ciki dan Bossnya yang berada dalam ruangan.
Ciki memutar lagu, Suara merdu Bunga Citra Lestari mengalun pelan. Matanya tetap fokus pada tampilan power point di hadapannya. Hingga tak sadar kehadiran Pak Adit di depan meja kerjanya.
"Lembur?" Tanya Adit.
"Sebentar doang kok, Pak. Sedikit lagi baru beres." Ujar Ciki.
"Saya lapar." ujar Adit.
"Mau saya pesanin makanan, Pak?" Tanya Ciki.
"Boleh, Ada apa saja yang enak ?" Tanya Adit.
"Ada menu ayam kalasan sambal matah sekitar kantor, baru buka seminggu yang lalu, mau coba Pak ?" Tanya Ciki.
"Boleh deh, pesan 2 porsi buat saya satu dan buat kamu satu." jawab Adit.
Ciki segera menelfon nomor resto yang baru buka tersebut, dengan cepat memesan makanan dan akan sampai sepuluh menit ke depan.
"Sepuluh menit lagi baru sampai Pak, bapak tunggu di dalam saja nanti saya antar." Ujar Ciki.
"Tidak usah, saya tunggu di sini saja. Saya makan di sini saja sama kamu, gak enak makan sendiri." Ujar Adit lalu menarik kursi ke depan meja Ciki yang berada di dekat situ, kemudian duduk menunggu makanan yang baru saja di pesan.
Akhirnya yang di tunggu datang juga, Ciki yang sudah lapar langsung menerima pesanan mereka kemudian menyajikan di atas meja kerjanya. Tidak ada yang bersuara, Adit maupun Ciki terlalu lapar. Mereka hanya fokus makan saja. setelah makan Ciki membersihkan sampah makanan mereka sedangkan Adit sibuk memeriksa hasil kerja Ciki.
"Bagus, poin utamanya sudah masuk ke power point. Kamu pulang sama siapa ?" Tanya Adit.
"Naik ojol, Pak." Ujar Ciki.
"Kamu ikut saya saja, nanti saya antar." Ujar Adit.
"Tidak usah, Pak. Tempat saya dengan tempat bapak berlawanan arah." Ujar Ciki menolak.
"Saya tunggu di parkiran."Ujar Adit seakan tidak mendengar Ciki kemudian melangkah menuju lift.
Ciki hanya bisa pasrah, dia segera membereskan kertas yang masih berserakah di atas mejanya dan segera menyusul Bossnya. Takut kalau Bossnya itu menunggu lama dan memarahinya.
Saat menuju lift ternyata Bossnya tidak langsung menuju parkiran melainkan menunggunya di depan lift.
"Bapak kok, gak turun." Tanya Ciki.
"Ini mau turun." Ujar Adit kemudian melangkah masuk ke dalam lift.
Saat di dalam lift tidak ada percakapan, mungkin terlalu lelah untuk sekedar berbasa basi.
*********
Makasi banget yang udah baca jika ada kesalahan dalam penulisan (Typo) mohon koreksinya. dan jangan lupa untuk tinggalkan jejak (Like dan komen) yah..
Mohon saran, komentar dan dukungannya yah.
jangan lupa baca terus kelanjutannya 😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Ning Nong
🤭🤭🤭
2020-08-30
0
Nay
sabar Ciki
2020-08-30
0
Rury
Sabar Ciki
2020-08-29
0