Chapter 7

Ciki mengerjapkan matanya pelan, saat sinar matahari menerobos kaca jendela yang terdapat di ruangan Adit, silau dari pantulan cahanya matahari mengganggu tidur Ciki.

Dengan nyawa yang masih belum terkumpul sepenuhnya Ciki mendudukkan tubuhnya di sofa yang ia tiduri. Ciki mengucek matanya sambil menguap lebar, rambutnya acak acakan khas orang bangun tidur. Ciki masih belum sadar dengan keadaan, ia mencari ponsel genggam di sekitar tubuhnya untuk melihat jam berapa sekarang. sekarang ia mengedarkan pandangannya menyusuri ruangan tempat ia tidur. "Sepertinya ini bukan di kamarku, dan kenapa ruangan ini mirip sekali dengan ruangan Boss nyebelin itu ? apa aku bermimpi yah ?" ujar Ciki bertanya tanya dengan dirinya sendiri.

"Kamu sudah bangun putri tidur ?" ujar Adit keluar dari ruangan pribadinya dan mendapati Ciki tampak bengong. masih memakai baju mandi dan mengelap rambutnya yang masih basah karna baru saja menyelesaikan aktifitas mandinya itu..

Mendengar suara pria yang familiar di pendengaran, seketika mata gadis itu terbuka lebar dan mengalihkan penglihatannya ke sumber suara.

"Boss kenapa bisa ada di sini ?" Tanya Ciki yang belum juga sadar dengan keadaan. Adit menaikkan kedua bahunya sambil terus mengeringkan rambutnya yang masih basah itu dengan handuk, saat mendengar pertanyaan yang Ciki lontarkan. "Tentu saja aku di sini, karena ini ruanganku ". ujar Adit santai.

Ciki berusaha mengingat apa yang terjadi tadi malam. seingatnya ia tertidur di meja kerjanya. seketika matanya terbuka lebar membayangkan Bossnya mengangkat tubuh mungilnya itu. wajahnya kini merah merona membayangkan kejadian semalam.

Cklek...

Pintu ruangan Adit terbuka dan menampilkan sosok pemudah tinggi dengan baju mandi dan handuk di kepalanya sedang berdiri dan seorang wanita tengah duduk di atas sofa dengan rambut acak acakan khas orang baru bangun tidur dengan pakaian yang sedikit kusut..

Dimas kaget dan seketika menghentikan langkahnya saat matanya menatap seorang wanita di atas sofa dengan rambut acak acakan, matanya bergantian memandang Adit dan sekertarinya yang juga tengah menatapnya.

Suasana menjadi canggung. Tatapan Diman terlihat menyelidiki Adit, dan seakan terlihat menyesal karna sudah masuk ke ruangan Bossnya sekaligus temannya itu tanpa mengetuk pintu dulu. Dimas benar benar tidak menyangka kalau Adit bakalan tidur dengan sekertarisnya. begitulah pemikiran Dimas yang selalu berimajinasi berlebihan..

"upss,, sorry... saya mengganggu kalian". ujar Dimas menaik turunkan alisnya sambil tersenyum penuh arti.

"Jangan berfikiran yang aneh aneh, ini tidak seperti yang kamu bayangkan". ujar Adit dengan tatapan tajam.

"Emang lo tau apa yang ada dalam pikiran gue ?" jawab Dimas dengan seringai menyebalkannya justru malah menggoda Adit dan itu sekses membuat Adit geram. sedangkan Ciki, gadis itu wajahnya sudah memerah karena malu dan juga canggung.

"Sekertaris Ciki, kenapa wajahmu memerah begitu ?". goda Dimas yang langsung mendapat tatapan tajam dari Adit.

"Oke.. oke.. gue berhenti... ujar Dimas menyerah menggoda Ciki setelah mendapat tatapan tajam dari dimas yang membuatnya bergidik ngeri..

Adit menatap Dimas datar, kemudian mengalihkan perhatiannya pada Ciki. " Hari ini kamu libur jadi pulang dan istirahatlah". ujar Adit ke Ciki dengan nada tegas..

"Baik, Pak.. jawab Ciki singkat dan segera membereskan barang barangnya lalu keluat dari ruangan Adit dan menyisakan dua orang pemuda tampan dan idaman para wanita di dalam ruangan itu.

" Terus lo mau apa ke ruangan gue ?". ujar Adit setelah Ciki keluar dari ruangannya.

"Gue butuh tanda tangan lo sekarang. Ini berkas kerja sama perusahaan Tn. Ardy Bakri". Jawab Dimas sambil menyodorkan dokumen yang ia bawa pada Adit, dan tentu saja ia masih asik menggoda sahabat dan juga bosnya itu dengan senyuman jahil yang tengah sibuk dengan dokumen dokumen itu.

Adit hanya diam tanpa merespon godaan sahabatnya itu. Ia malas meladeni sahabatnya yang terus menjahilinya..

Setelah Adit selesai menandatangani dokumen yang di berikan Diman, Ia langsung menuju ruang istirahatnya untuk mengganti pakaiannya. yah setelan celana kain ala kantoran dan baju kemeja putih plus dasi dan jas hitam, kemudian melirik cermin merapikan sedikit rambutnya. setelah rapi dia keluar dari ruangan dan melihat masih ada dimas yang duduk santa di sofa ruangannya..

"Mau sampe kapan lo di ruangan gue ?" ujar Adit yang menatap Dimas kesal karna sudah merusak paginya.

"Sampe lu cerita soal yang tadi pagi!".

Helaan nafas kasar keluar dari hidung mancung Adit.

"Emang apa yang mau lu denger dari gue hah ?". ujar Adit dengan nada kesal.

"Yaitu, kenapa Ciki bisa ada di ruangan lo ? dan penampilan kalian tadi pagi bikin gue berpikiran yang iya-iya. Untung gue yang mergokin kalian coba kalo orang lain ? kalau mau ehem ehem jangan di kantor kunyuk! lu mau bikin geger satu kantor kunyuk!

Adit sebenarnya malas menjelaskan sama si kunyuk ini, tapi dia tau betul kalau sahabatnya itu gak berhenti bicara kalau tidak dapat penjelasan darinya.

"Gue gak ngapa ngapain sama Ciki. Iya dia emang tidur di ruangan gue, tapi gue sama dia bener gak ngapa ngapain. Dia tidur di sofa tempat lo duduk dan gue tidur di sofa depan lo". ucap Adit menjelaskan panjang lebar biar si kunyuk alias Dimas bisa diam tidak bertanya lagi masalah tadi pagi.

"Oh, gue percaya". ujar Dimas dengan nada menggoda menandakan kalau dia tidak percaya dengan ucapan Bossnya itu.

"Dari pada gue nanti bikin bonyok muka lo yang kata lo ganteng itu mending lo keluar dari ruangan gue deh sekaranga". ujar Adit dengan nada tekanan di barengi senyuman yang terpatri di wajah tampannya.

"hehehehe... tenang Bossku ini juga wakil direktur mu yang tampan tiada tara ini mau keluar kok". Dimas langsung saja pergi keluar dari ruangan dengan terburu buru saking ngerinya melihat senyuman Adit yang menurutnya ancaman kalau ia lebih lama lagi di ruangan Adit bisa bisa dia betul betul di terkam.

Adit menghela nafas kesekian kalinya setelah Dimas keluar dari ruangannya, akhirnya dia bisa tenang dari gangguan makhluk menyebalkan seperti Dimas. Adit kembali fokus ke komputernya menyelesaikan kerjaannya.

*************

07.30

Ciki sudah sampai di halaman apartemennya. Pikirannya masih saja membayangkan kejadia semalaman saat Bossnya mengangkat tubuhnya di atas sofa dan membayangkan tubuh kekar milik Bossnya. Ia belum bisa melupakan pemandangan indah tadi pagi saat Bossnya hanya memakai baju mandi yang memperlihatkan sedikit dada bidang kekarnya. kini pikiran Ciki mulai error. Tanpa sadar kedua pipinya memerah bahkan sampai ke telinganya.

"Aishh... Ciki apa yang lo pikirkan, dan kenapa muka gue jadi panas begini". Dumel Ciki sembari mengipasi mukanya yang memerah. Ciki menggelengkan kepalanya pelan untuk menghalau pikiran nakalnya itu, bahkan ia sampai tak sadar jika dia sudah berada di depan pintu apartemennya.

"Sudahlah Ciki berhenti memikirkan Boss dingin dan menyebalkan itu". Ciki menggerutu dan tangannya terulur membuka pintu apartemennya.

Ciki masuk ke apartemennya kemudia mandi dan memasak seadanya untuk sarapan paginya.

sungguh pagi ini benar benar pagi yang canggung bagi Ciki, wajahnya masih tetap merah merona.

**********

Makasi banget yang udah baca jika ada kesalahan dalam penulisan (Typo) mohon koreksinya. dan jangan lupa untuk tinggalkan jejak (Like dan komen) yah..

Mohon saran, komentar dan dukungannya yah.

jangan lupa baca terus kelanjutannya 😊😊😊

Terpopuler

Comments

Widia Aja

Widia Aja

Belum ada cerita tentang adik nya Ciki nih.
apa adik nya Ciki tinggal 1 apartement dng Ciki?

2022-12-14

0

Rina

Rina

Cuapek y ki, istirahat lah.

2020-09-14

0

Amma

Amma

Cie nginep di satu ruangan dengan si boss

2020-09-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!