Chapter 8

Ciki sedang ngegibah pagi pagi dengan Rendi dan Renata sebelum Bossnya datang. Tawa kedua teman sekantornya pecah seketika, saat Ciki menceritakan kesialannya 2 hari yang lalu. Tentu saja Ciki kesal dan tidak terima itu. Dia menekuk wajahnya.

"Dasar lo, Cik. Kok sampai lupa sih kalau 2 hari yang lalu tuh tanggal merah." Ujar Renata yang memegang perutnya akibat tidak bisa menahan tawa.

"Ih.. namanya juga lupa, ya wajar lah." celetuk Ciki.

"Lupa lo kelewatan, Cik." Rendi kembali tergelak.

"Jangan jangan lo lupa juga pake daleman". ujar Renata menimpali.

"Ngaco lu. udah ah, gue mau langsung kerja aja. Ujar Ciki.

"sensi amat lo, Cik. Lagi PMS yah ? ujar Rendi bercanda.

"Berisik lo." teriak Ciki kesal

Ciki kembali fokus dengan pekerjaannya. sedangkan Rendi dan Renata kembali pada kubikel mereka masing masing.

"Selamat pagi." suara briton seorang pria yang terdengar seksi dan di kagumi para karyawati di kantor ini, yah siapa lagi kalau bukan pemilik perusahaan Resky Aditya.

"Pagi pak." jawab serentak para staf.

"Ciki." Ciki menghentikan aktifitasnya dan berdiri menghadap Bossnya.

"Iya pak." ujar Ciki menjawab panggilan dari Bossnya. perasaannya sudah gak enak nih, seperti biasa kalau namanya di sebut, Ciki sudah bisa menebak kalau hari sialnya sudah di mulai.

"Ikut saya sekarang ke jogja untuk mengoordinasikan perencanaan pembangunan dan mengontrol keuangan selama 6 hari". Ujar Adit.

Ciki membelalakkan matanya. Dugaannya benar kalau hari ini bakalan sial.

"Tapi pak saya belum siap siap." ujar Ciki dengan wajah memelas berharap Bossnya berbelas kasih tidak membawanya ke jogja dengan mendadak.

"Semua filenya sudah saya siapkan. Tinggal kamu pelajari." Ujar Adit tegas menandakan kalau tidak ada kata penolakan.

"Bukan itu maksud saya pak. saya belum menyiapkan barang pribadi saya." ujar Ciki menawar.

"kamu bisa berbelanja di jogja saat selesai meeting." ujar Adit tidak mau kalah.

"Baik, Pak." ujar Ciki akhirnya mengalah dengan Bossnya.

*********

10.00

Sesampainya di Jogja Adit dan Ciki langsung ke kantor cabang untuk mengadakan meeting.

Berkali kali Ciki menggerutu, Ia merasa kesal dengan Bossnya yang mengajak paksa dirinya untuk ikut membatu pembangunan di jogja. Seharusnya ia bisa menikmati hari harinya di jogja, namun sayang sekali harapannya punah saat ia ke jogja bersama Bossnya. Di karenakan dirinya ke jogja bukan untuk liburan melainkan untuk bekerja, dan lagi dia pergi dengan orang yang salah. Ya, Bossnya itu tidak tau cara menikmati hidup. yang dia tau hanya bekerja dan bekerja. bayangin aja, Ciki belum sembuk total dari ketakutannya saat di atas pesawat mereka langsung menuju tempat meeting di karenakan waktu sudah mepet. yah Ciki emang takut banget dengan ketinggian dan dirinya masih merasa lemas. begitulah pemikiran Ciki tentang Bossnya yang sangat dingin dan kaku.

Sesampainya di kantor mereka langsung bersiap siap untuk meeting. benar benar hari melelahkan.

"Awas saja kalau gaji gue gak ada tambahannya " ujar Ciki yang tentu saja hanya di dalam hati.

Meeting telah selesai. kini Adit dan Ciki menuju restoran untuk mengisi perutnya yang sedari tadi cecingnya sudah pada mendemo minta jatah.

Setelah selesai makan mereka langsung ke hotel untuk beristirahat. tidak banyak perbincangan sepanjang perjalanan.

*******

Ciki menatap kamarnya, dia sangat suka dengan interior kamarnya ini. Rasanya dia tidak ingin meninggalkan kamar hotel ini. Sedangkan kamar Adit, berada di pinggir kiri kamarnya. Setidaknya Ciki bisa berayukur, dia tidak perlu selalu bersama Bossnya yang super super dingin dan kaku itu dan selalu menunjukan wajah datar tanpa ekspresi, sulit di prediksi suasana hatinya apakah dia sedang marah, tersenyum, sakit, atau tidak suka. Yang membuat Ciki bingung harus berbuat apa jika bersama Bossnya.

"Wah,, gue butuh ini benget." Serunya, dan langsung merebahkan badannya di kasur yang super empuk dan nyaman untuk beristirahat.

Tak lama beristirahat, ponselnya berdering sesaat menandakan pesan singkat masuk. Dengat malas malas Ciki meraih tasnya dan mencari keberadaan bendah pipih yang baru saja berbunyi itu.

Muka Datar

Jam 15.00 kita tinjau lapangan.

What ? Teriak Ciki setelah membaca pesan singkat yang masuk ke ponselnya.

Ingin rasanya Ciki mendobrak kamar Adit sekarang juga, dan menjambak rambutnya sampai rontok tak teraisa. Tapi apalah daya, Memang Ciki ke sini bukan untuk berlibur melainkan untuk kerja. Miria.

Me

siap.

jawab Ciki singkat.

mereka baru saja menyelesaikan meeting panjang dan sekarang Adit memintanya bersiap, karena akan melihat lokasi.

Tidak bisakah Adit berpikir kalau Ciki merasah lelah ?

Setidaknya, Ciki harus membersihkan dirinya dulu. Ciki baru saja menarik nafas dalam dalam setelah jauhnya perjalanan yang dia lalui dan baru saja menyeleaaikan meeting, baru saja merasa senang karena akan beristirahat. Kini dia harus kembali bergulat dengan pekerjaan. Ciki memang sadar diri kalau dirinya ke sini untuk bekerja. Tapi apakah harus seperti ini juga ?.

"Arrrrggghhh.... Gue mau pulang!" jeritnya frustasi.

Tok! Tok! Tok!

"Loh emang kedengaran ?" ujar Ciki penuh tanya, secara mereka menginap di hotel berbintang, tidakkah kamarnya kedap suara. Ia segerah berlari ke arah pintu. Di bukanya perlahat ternyata sudah ada Adit yang sedang berdiri dengan setelan baju formalnya.

"Ada apa, Pak." ujar Ciki bertanya.

" Kamu lupa yah, kalau kita mau meninjau lapangan atau kamu tidak memperhatikan Chat yang saya kirim." ujat Adit.

" Ini baru saja mau siap siap, Pak". ujar Ciki yang tidak bisa membaca mimik wajah Bossnya itu, apakah Bossnya sedang memarahinya, Ciki tidak bisa menebaknya dengan ekspresi datar Bossnya.

"Saya kasih waktu sepuluh menit, bersihkan dirimu." Ujar Adit Ciki dari atas sampai bawah. Ciki tercengang dengan perkataanya Adit.

Hei, waktu sepuluh menit mana cukup untuk membersihkan diri untuk bersolek. Yah walaupun make up Ciki tak jauh dari pelembab bibir, Bb crem, bedak, maskara, dan hand body. Tapi apa daya Ciki tidak bisa membantah Bossnya walaupun hatinya sudah mulai panas dan ingin sekali menjambak Bossnya itu.

"Siap, Pak." jawab Ciki mengiyakan dari pada tidak ada sama sekali waktu yang di berikan. lebih bagus mengiyakan Bossnya itu.

Tidak berselang lama, Ciki sudah beres. Ia hanya mencuci wajahnya dan mengulangi make up tipis yang sudah terhapus. Dia tidak mengganti pakaiannya di karenakan dia hanya membawa diri dan pakaian yang melekat. Beruntung dia selalu membawa make up ke kantor sebagai persiapan kalau dia lembur dan harus mengganti make up nya yang terhapus.

"Sudah siap, Pak." Ujar Ciki setelah keluar dari Kamarnya.

Adit tidak merespon. Dia hanya pergi meninggalkan Ciki setelah melihatnya keluar dari kamar. Ciki sudah terbiasa kalau dirinya tidak mendapat respon dari Bossnya. Dia tau betul kalau Bossnya sangat irit bicara.

********

Makasi banget yang udah baca jika ada kesalahan dalam penulisan (Typo) mohon koreksinya. dan jangan lupa untuk tinggalkan jejak (Like dan komen) yah..

Mohon saran, komentar dan dukungannya yah.

jangan lupa baca terus kelanjutannya 😊😊😊

Terpopuler

Comments

Widia Aja

Widia Aja

witing tresno jalaran seko kulino....
bener gak kata pepatah jawa itu Author?
🤣🤣🤣

2022-12-14

0

Mira Wahyuni

Mira Wahyuni

jangan galak2 ntar kualat kamu bos...😊

2021-07-09

0

Mayang

Mayang

hehehe

2020-09-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!