Chaptet 10

Ciki membuka matanya perlahan, Ia menguap lebar. Ciki mengubah dirinya menjadi posisi duduk, matanya menatap ke arah depan dengan tatapan kosong, dia berusaha mengumpulkan kesadarannya.

sebenarnya Ciki masih ingin tidur karena hari ini libur, hanya saja perutnya sudah kroncongan minta jatah makan.

Dering singkat membangunkan Ciki dari lamunannya. Dia mengerjapkan matanya berkali kali, kemudian melirik ponsel genggamnya yang tersimpan di atas nakas. Dengan gerakan malas Ciki meraih ponselnya.

MUKA DATAR

sudah bangun belum ?

"Ngapain sih Boss Chat pagi pagi, hari ini kan libur. Apa si muka datar ini mau nyuruh gue lembur lagi." ngedumel Ciki setelah membaca pesan singkat dari Bossnya.

ME

baru bangun, Pak?

MUKA DATAR

Cepetan siap siap, saya tunggu kamu lima belas menit lagi ?

ME

Inikan hari libur, Pak. Kita mau ke mana pagi pagi begini ?

MUKA DATAR

Kita keluar makan.

Ciki dilema, dia ingin ikut Bossnya makan berhubung perutnya sudah keroncongan dan dia masih takut untuk keluar sendirian. Tapi dia malu bertemu dengan Bossnya itu karena mengingat semalam dia dengan beringesnya mengatai Bossnya itu.

"Apa Adit sudah lupa dengan kejadian semalam yah ?"

Dering singkat kembali terdengar, satu pesan singkat dari Adit yang membuatnya kembali mengalihkan tatapannya ke ponsel.

MUKA DATAR

Tenang saja, saya sudah melupakan ucapanmu semalam.

"Gimana dia bisa tau, kalau gue mikirin yang semalan ? Apa di sini ada CCTV yah? Ahh.. Ciki memalukan sekali, gue masih belum siap ketemu dengan BOSS." gerutu Ciki.

MUKA DATAR

Kamu mau ikut tidak ? Kalau gak mau saya pergi sendiri saja. Awas saja kalau kamu pergi sendiri dab gak tau jalan pulang, malah repotin saya.

Sontak Ciki membulatkan matanya. Ciki sangat buta dengan jalan di jogja. Dia ingin menolak ajakan BOSSnya karena masih malu tapi perutnya berkata lain.

ME

saya ikut, Pak. Tunggu sebentar saya akan bersiap.

"Dari pada gue kelaparan, Kali ini lo harus siap mendengat caci maki dari monster berwajah datar dan dingin itu.Tahan rasa malu lo Cik." Ujar Ciki menguatkan dirinya.

Setelah kurang lebih lima belas menit Ciki sudah siap dan membuka pintu kamarnya, takutnya Adit sudah menunggu terlalu lama dan membuatnya marah.

Alangkah terkejutnya Ciki karna di depan karanya sudah ada Adit yang berdiri sambil meliapat kedua tangannya di atas dada, dengan memakai setelan santai, baju kaos dan celana pendek selutut.

Blush

Tampan sekali dia.- batin Ciki.

" Sudah puas menatap saya, Ciki ?" Ujar Adit yang menyadarkan Ciki dari lamunannya sambil melangkah menuju lift sebelum Ciki sempat berbicara.

Ciki spontan tersadar dari lamunannya, alangkah malunya Ciki kedapatan menatap Bossnya itu. Ingin rasanya ia mengubur hidup hidup dirinya.

"Kenapa masih diam Ciki, ayo jalan saya sudah lapar." ujar Adit setengah berteriak karena jaraknya dengan Ciki cukup jauh.

Ciki yang mendengar suara Bossnya itu, tanpa pikir panjang langsung berlari kecil mendekatinya dan mengekor di belakang Bossnya tanpa suara. Rasa sangat Canggung. itulah yang di rasakan Ciki saat ini.

Setelah pulang dari makan Ciki benar benar berdiam diri di kamar.

********

Pagi pagi buta, Ciki sudah terbangun untuk packing barang belanjaannya. karena setelah meeting mereka langsung ke bandara.

Adit dan Ciki menuju kantor cabang yang berada di jogja. Sepanjang rapat Adit fokus dengan penjelasan para karyawan, sedangkan Ciki mencatat poin poin penting.

Akhirnya rapat berjalan dengan lancar.

Bandar Udara Internasional Adisujibto

Sembari menunggu jam terbang pesawat, Ciki dan Adit menunggu di ruang tunggu. Tiba-tiba saja Ciki merasakan perutnya sakit luar biasa.

"Aduh." Ringis Ciki.

"Kamu kenapa Ciki ?" Tanya Adit.

"Perut saya sakit, Pak. Saya ke toilet dulu." ujar Ciki sambil berjalan menahan sakit menuju toilet.

Sudah beberapa menit berlalu, Ciki belum juga datang. Akhirnya Adit memutuskan mengeceknya ke toilet.

"Ciki, kamu tidak apa apa kan di dalam ?" ujar Adit setengah berteriak. karena Adit tidak bisa masuk langsung ke Toilet Cewek.

Ciki yang mendengar suara Bossnya membuka pintu toilet dan hanya menjulurkan kepalanya.

"Kamu tidak apa apa kan, Ciki ? " ujar Adit cemas melihat muka Ciki yang sudah pucat.

"Saya tidak apa apa, Pak. saya hanya datang bulan, dan saya lupa menyediakan obat sebelum pergi." Ujar Ciki.

"Ya sudah, kamu tunggu di sini saya keluar dulu beli obat." ujar Adit.

"Emmmm....Boleh sekalian dengan pem....balut gak, Pak ?" ujar Ciki memelankan suaranya.

"Hm." Adit akhirnya keluar untuk membelikan obat dan pesanan Ciki. Sebenarnya Adit ingin memarahi Ciki, tapi karena ia melihat wajah sekertarinya itu pucat, ia urungkan niatnya.

Adit segera ke toilet wanita lagi untuk menyerahkan titipan Ciki, setelah datang dari super market dan apotek terdekat.

"Terima kasih, Pak." ujar Ciki.

"Hm, Jangan lama lama. sebentar lagi kita harus take off." Ujar Adit datar.

Ciki kembali masuk ke tailet sedangkan Adit berjalan menjauhi toilet cewek menuju ruang tunggu. Takutnya ia di kira penguntit kalau berlama lama di depan toilet Cewek.

Lima Belas Menit Kemudian

Ciki memegang perutnya yang masih sakit dan segera kembali ke ruang tunggu, tapi dia sangat terkejut karena tidak ada Adit di sana beserta tas dan barang bawaannya.

Ciki segera melihat ke layar monitor informasi, dan dia semakin terkejut, saat pesawat yang harus Ia naiki sudah lepas landas satu menit yang lalu.

" Gue di tinggalin." isaknya.

Ciki terduduk dengan lemahnya, dia masih terisak. Dia tidak tau bagaimana caranya kembali ke jakarta sedangkan tasnya dan kartu ATMnya ia titipkan ke Adit sedangkan Adit meninggalkan dirinya di bandara sendirian, di tambah perutnya yang masih sakit.

Ciki makin terisak memikirkan nasibnya. Ingin mencari kerja di jogja untuk biaya pulang itu tidak mudah, ingin meminta pinjaman tapi ia tidak mengenal siapapu, menelfon ke temannya di jakarta pun ia ia tidak memegang hanpone nya.

Tiba tiba, seseorang menyodorkan sebungkus Roti dan air mineral di hadapannya. Ciki yang terkejut langsung menegakkan kepalanya. seketika matanya berbinar bahagia.

"Pak, Adit!. setunya lalu berdiri memeluk Adit erat.

"saya pikir bapak ninggalin, saya." ujarnya dalam isakan.

"Ciki, lepas!" Adit mendorong Ciki pelan, Ciki segera melepaskan pelukannya, Ia menunduk malu.

"Maaf, Pak." Lirihnya.

Adit tersenyum simpul." Dasar gadis ceroboh." gumamnya.

"Bodoh! kenapa aku bisa langsung aktif, Cuman karena melihat wajah polosnya." Umpat dimas dalam hati.

"Sekarang makan dulu rotimu, kemudian minum obat mu." Ujar Adit.

"Terus kita pulangnya gimana, Pak ? Kan udah kelewatan." Tanya Ciki sembari memasukkan roti kedalam mulutnya.

"Saya sudah memesan tiket lagi." ujar Adit.

"Oh, syukurlah."

"Hm." Setelah itu tidak ada lagi perbincangan serius di antara mereka.

Setelah lama menunggu keberangkatan pesawat yang akan Ia tumpangi sudah berangkat.

Sepanjang perjalanan di pesawat Ciki terus meringis kesakitan. Adit yang melihat Ciki pucat berinisiatif menawarkan diri memijat perut Ciki. sebenarnya Ciki tidak ingin merepotkan Bossnya tapi karena perutnya terusan sakit dan hanya Aditlah yang ia kenal dengan terpaksa mengizinkan Adit memijat perutnya.

*********

Makasi banget yang udah baca jika ada kesalahan dalam penulisan (Typo) mohon koreksinya. dan jangan lupa untuk tinggalkan jejak (Like dan komen) yah..

Mohon saran, komentar dan dukungannya yah.

jangan lupa baca terus kelanjutannya 😊😊😊

Terpopuler

Comments

Rat

Rat

muka datar perhatian 😁😁😁

2020-09-26

0

Nida

Nida

Muka datar🤭

2020-09-04

0

Asniar

Asniar

🤣🤣🤣

2020-09-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!