Chapter 13

Pintu ruangan terbuka, suara derap langkah Pak Rizky Adity terdengar. Saya sudah sangat mengenal gayanya, maklum karena sudah hampir 4 tahun saya bekerja dengannya sebagai sekertaris.

"Ciki keruangan saya." Ucapnya singkat sebelum ia masuk kembali keruangannya. Dari 4 tahun lalu sejak saya mulai bergabung dengan perusahaan miliknya ia memang seperti itu, tidak banyak ekspresi yang kulihat selama kami bersama di kantor ini. Datar, dingin dan acuh. Namun akhir akhir ini dia mulai terlihat bersahabat dengan saya, semenjak pulang dari jogja dia mulai bercanda dengan saya. Walaupun masih sering marah marah sih.

"Baik, Pak." Jawabku, mengambil map bening berisikan beberapa dokumen dan buku agenda.

"Jadwal saya minggu ini apa saja ?" Tanya Adit, sambil membuka laptopnya. Saya segera membuka buku agenda dan membacakan jadwalnya minggu ini sesuai perintahnya.

"Bapak hari ini ada janji dengan Pak Dimas ke pabrik produk PT. Food industries untuk mengecek barang yang akan masuk ke Mall perusahaan. Sorenya ada jadwal Billiyard. Besok bapak ada meeting internal dengan seluruh karyawan di mulai dengan jam delapan pagi. Rabu ke pameran mesin di jiexpo, Kamis bapak di kantor." Saya menutup buku agenda dan melihat pak Adit yang juga sedang menatapku.

"Ada lagi?" Tanyanya.

" Permintaan Payment di minggu ini. Ada tagihan kartu kredit bapak, tagihan listrik dan air kantor dan juga maintenance Apartement bapak. Lalu ada kiriman undangan pernikahan dari Sekertaris Pak Dimas Bu Rara , hari sabtu. Dan ada undangan pernikahan lagi dari teman bapak, Bu Nikita Willy ." Ujar Ciki.

" Wah musim nikah yah." Cerus Adit.

"Maklum Pak, biasanya habis tahun baru pasti banyak yang nikah." Canda Ciki.

"Kamu kapan ?" tanya Adit menyelidiki. Ciki terkekeh kecil.

"Maunyasih segerah, Cuma mas Arsyil nya masih hobil berkelana sih."

"Oh, Jadi nama pacar kamu Arsyil ?" Tanya Adit.

"Iya, Andi Arsyil Rahman. masa bapak gak kenal." Ujar Ciki.

Pak Adit jarang sekali tersenyum atau tertawa, namu kali ini rasanya candaan Ciki berhasil membuat Bossnya yang dingin dan kaku itu tersenyum.

ya ampun, bisa meleleh kalau lihat senyum pak Adit terlalu lama. Batin Ciki.

"Memangnya dia mau sama kamu ?" Ujar Adit lagi.

"Enggak ada yang bisa menolak pesanoanya Citra Kirana." Ciki mengibaskan rambitnya ke belakang sambil tersenyum. Adit menatap Ciki cukup lama lalu menggeleng tak percaya.

"Kamu bahagia yah sepertinya." Ujar Adit.

"Emang Bapak gak enggak bahagia ?" tanya Ciki.

Adit bersandar pada kursi." Biasanya kondangan karyawan kasi nya apa ? Saya belum pernah kondangan sih, karyawan saya paling lama di sini hanya Dimas dan kamu. Tapi kamu dan Dimas belum menikah." Ia tidak menjawab pertanyaan Ciki dan mengalihkan ke pertanyaan lain.

"Amplop saja, Pak." ujar Ciki.

" Enggak kado saja."

"Saya sih lebih suka Amplop." Balas Ciki sambil nyengir.

Adit mengangguk." Kita cari kado sebentar habis pulang kerja." Ujar Adit.

Tuh kan percuma kasih saran ke Boss. Batin Ciki.

"Di hitung lembur yah tapinya." Ujar Ciki.

Adit menarik nafas panjang." Ciki,"

"Siap Pak, cuman bercanda. saya keluar dulu masih banyak kerjaan." Ujar Ciki langsung berlari keluar dari ruangan Bossnya sebelum dia kena semprot.

***********

"Enggak salah Pak cari Kado buat Bu Rara Saja jauh jauh ke sini?" Celetuk Ciki, Saat mobil masuk ke pelataran parkiran Grand Indonesia.

"Siapa yang bilang begitu ? Saya mau cari hadiah buat mamah saya.

"Bukannya mau cari kado buat Bu Rara ?" Tanya Ciki lagi.

"Amplop saja kan katamu." kata Adit santai.

Boss kutubku yang nyebelin ini enggak nyambung banget sih. Kirain ngajak beli kado nikahannya karyawan, lah taunya buat Nyonya Ratna prita. Itukan bukan urusan kantor ngapain juga harus ngajak saya sih. Gerutu Ciki dalam hati.

"Biasa perempuan sukanya apa ?" Tanya Adit.

"Kalung, Tas." Jawab Ciki.

"Kamu bantu saya cari kalung saja ?" Ujar Adit Sambil melangkah menuju toko perhiasan yang di ikuti oleh Ciki.

"Yang ini kayanya bagus deh, Pak. Terlihat simpel tapi elegan sesuai karakter Nyonya Ratna yang elegan tapi gak bling bling seperti ibu ibu sosialita yang lain." Ujar Ciki sambil menunjukan sebuah kalung permata.

"Hm, baiklah." Ujar Adit lalu membayar ke kasir.

Setelah selesai mebayar tagihan kalung yang pak Adit beli untuk nyonya Ratna, dia mengajakku untuk makan dlu.

"Pesanlah yang kamu mau, saya yang traktir." ujar Adit datar dan menyodorkan menu makan ke Ciki, lalu memainkan ponselnya.

"Saya pesan Scrambled satu, Vaggie burgers satu, Buttery Honey mustard salad satu. Oh iyah makan penutupnya Pancake mangga satu, Ah minumannya Jus melon satu. Bapak pesan apa ?." Tanya Ciki ke Bossnya yang sibuk dengan ponselnya.

"Ah, Wagyu kobe steak satu, minumannya sama dengan kamu saja." Jawab Adit tanpa mengalihkan pandangannya dari bendah pipih di tangannya itu.

"Mohon tunggu sebentar yah, Mba. pesanannya akan segera di antar." kata pelayan dengan sopan lalu melangkah menjauh setelah mencatat pesanan Ciki dan Adit.

Makanan sudah datang.

Ciki menekan tombol kamera, mencari angle yang pas dan memotret pesanannya yang menggugah selera siapa saja.

"Kamu ngapain ? Bukanya makan malah main Hp!" Tegur Adit.

"Sebentar, Pak. Update status dulu dong biar kekinian." Jawab Ciki, Kini membuka aplikasi instagram bersiap dengan insta story.

"Makanan di foto, manfaatnya apa ?"

"Buat insta story aja, biar IG saya gak sepi sepi banget, Pak."

"Hal itu memangnya lagi tren yah ?" Tanya Adit lagi.

Ciki mengangguk. " Bapak kan gak punya akun sosial media, jadi wajar kalau bapak tidak tau hal beginian." Celetuk Ciki. Pak Adit menghentikan makannya dan menatap Ciki.

"Kok kamu tau ?" Tanya Adit.

"Tahu lah, kan saya pernah coba cari akun bapak tapi gak ketemu."

"Buat apa memangnya cari akun saya ?" Tanya Adit.

Ciki melahap berger yang dia pesan tadi ke dalam mulutnya." Iseng aja stalking." dan kata kataku terhenti, seolah baru sadar akan apa yang saya ucapkan.

Pak Adit meletakkan pisau dan garpunya di atas meja. Ia melipat kedua tangannya di dada, menatap Ciki dengan santa.

"Kamu terlalu dalam mengenal saya Ciki." Ucapnya dengan wajah yang tanpa ekspresi. Susah payah Ciki menelan potongan daging berger yang tersangkut di tenggorokannya.

Ciki tersenyum lebar." Kan saya sekertari bapak." Ngeles Ciki.

"Kamu melebihi seorang istri malah, terlu dalam mengenal mengenai diri saya." Ujar Adit lagi.

Ciki memasang wajah tak berdosa dan berpura pura tak mendengar apa maksud dari perkataan Bossnya itu.

Selesai makan Adit mengantar Ciki langsung ke Apartemennya, berhubung sudah jam pulang kerja.

sesampainya di depan Apartemen Ciki, Adit menyodorkan sebuah undangan.

"Ini apa, Pak ?"Tanya Ciki heran.

"Kamu tidak liat itu undangan." Ujar Adit.

Saya tau pak ini undangan, tapi undangan buat apa." Celetuk Ciki dalam hati.

"Itu undangan ulang tahun mamah saya, mamah menyuruh saya mengundang kamu dan Dimas." Ujar Adit

"Oh iyah, Pak. saya pasti datang." Ujar Ciki lagi.

Adit berlalu meninggalkan halaman Apartemen Ciki, sedangkan Ciki masuk ke Apaprtemennya.

*******

Makasi banget yang udah baca jika ada kesalahan dalam penulisan (Typo) mohon koreksinya. dan jangan lupa untuk tinggalkan jejak (Like dan komen) yah..

Mohon saran, komentar dan dukungannya yah.

jangan lupa baca terus kelanjutannya 😊😊😊

Terpopuler

Comments

Widia Aja

Widia Aja

Visual nya ya Author..
sesuai karakter yg dibangun di cerita ini

2022-12-14

0

Rat

Rat

visualnya dong thor

2020-09-26

1

One Piece

One Piece

👍👍👍💪💪💪

2020-09-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!