Chapter 9

Sepanjang perjalanan menuju lokasi pengecekan, Ciki dan Adit terdiam. Tidak ada yang berselera membuka suara. Hanya suara mobil dan sesekali klakson mobil yang ia tumpangi berbunyi. mereka sibuk dengan kegiatan masing masing. Adit sibuk dengan handponenya sedangkan Ciki sibuk dengan lamunannya dan sopir fokus menyetir.

Sesampainya di lokasi Adit dan Ciki mengecek yang kiranya perlu di cek, proyek bangunan itu sudah berdiri kokoh dan hampir selesai. semuanya aman, tidak ada yang salah semua sesuai prosedur yang di rancang.

"Akhirnya selesai juga kegiatan hari ini." ujar Ciki dalam hati, ia sedikit merasa legah karna sebentar lagi ke hotel untuk istirahat. Hari ini sangat melelahkan, Ciki tidak bisa lagi berfikir yang lain yang dia fikirkan sekarang hanyalah kasur empuk untuk beristirahat.

Mobil melaju dengan kecepatan standar. Hening seperti biasanya. Di keheningan itu tiba tiba terdengar suara dari Ciki yang mampu mengalihkan pandangan Adit dari handponenya.

Kruk! Kruk!

"Pak, kita singgah beristirahat sebentar di restoran." ujar Adit memberi perintah ke sopirnya.

"Baik, Pak." ujar Sopir.

"Kalau lapar jangan di tahan, kamu punya mulut kan untuk bicara. Saya gak mau di bilang Boss yang jahat gara gara kamu pingsan kelaparan." ujar Adit ke Ciki.

"Iyah, Pak." Ujar Ciki.

"Ini juga gara gara kamu." Ngedumel Ciki tapi kali ini dengan suara pelan yang masih bisa di dengar oleh Bossnya itu.

"Ciki, saya mendengarmu." Ujar Adit.

Ciki terdiam, takut kalau Bossnya benar benar marah.

Mereka sampai di restoran. karena sudah lapar, tampa basa basi mereka langsung memesan makan dan melahapnya tanpa suara. Setelah selesai makan mereka melanjutkan perjalanannya.

"Pak, singgah di butik." ujar Adit.

"Baik, Pak." jawab pak diman sopir nya Adit.

Ciki hanya diam, dia sedikit senang karena Bossnya sedikit pengertian mengingat Ciki tidak membawa baju ganti karena kepergiannya di jogja sangat mendadak. Ciki selama ini selalu ingin ke jogja tapi tidak mendadak begini, dia sangat kesal dengan Bossnya karena dia tidak di beri kesempatan menyiapkan keperluannya. Tapi kekesalannya sedikit terbayar karena Bossnya membawanya ke butik untuk membeli keperluan pribadinya berhubung Ciki tidak tau jalan di jogja karena ini pertama kalinya dia ke jogja. Bersyukur Bossnya masih punya hati dan membawanya berbelanja.

Setelah semua keperluan pribadinya sudah Ciki beli. Mereka langsung ke hotel tempat ia menginap berhubung langit juga sudah gelap dan mereka juga tidak mempunyai tenaga lagi untuk berkeliling jogja.

sesampainya di Hotel Ciki langsung membersihkan diri dan mengganti pakaiannya kemudian terlelap di atas kasur empuk yang berada di hotel berbintang itu. Lelahnya terbayar dengan suasana kamarnya yang nyaman.

*******

Pagi harinya. Ciki membuka perlahan matanya kini pantulan cahaya matahari yang masuk melalui jendela kaca yang terbuka sedikit membuat Ciki terkejut. Dia kemudian merabah tasnya dan mencari ponsel miliknya kemudian mengecek pesan singkat yang masuk.

Muka Datar.

Jam 10.00 ada meeting di kantor cabang.

"Gue kesiangan, sekarang sudah jam 09.00, bakalan di omelin lagi nih ama boss kutub." ujar Ciki yang sontak membuka lebar matanya kemudian berlari kekamar mandi, tidak ada waktu untuk bermalas malasan menikmati matahari pagi karena kemarin terlalu lelah di tambah dengan kamar yang nyaman yang membuat dirinya susah bangun.

Tok! Tok! Tok!

Ciki berlari membuka pintu. Ciki tertegun setelah pintu terbuka, melihat Adit yang sudah berdiri di depan kamarnnya dengan bersedekap dada. Alangkah gagah Bossnya itu, saat menggunakan baju kemeja putih dengan setelan jas Abu abu dan Celana kain yang selaras dengan jasnya.

"Sudah siap." tanyanya pada Ciki, yang di tanya hanya mengangguk pelan yang masih menikmati kesempurnaan di depannya itu.

"Saya ambil tas dulu." jawab Ciki sambil berlari masuk kedalam dan menyambar tas miliknya yang bertengger di atas meja, setelah mengunci mereka pun pergi.

Tidak lama setelah sampai di kantor mereka langsung menuju ruang rapat dan memulainya setelah Adit berada di ruang rapat.

Akhirnya meeting berjalan dengan lancar. Ini semua berkat vivi yang cakap dalam mempresentasikan hasil proyek yang sedang berlangsung. Adit tepuk tangan dan puas dengan hasil kerja Ciki dan semua karyawan yang hadir dalam rapat juga ikut bertepuk tangan.

Vivi menghela nafas lega, meeting berjalan lancar.

*******

14.00

Adit dan Ciki turun dari lantai atas kantor menuju Basement tempat sopir menunggu.

"Kamu mau ke mana setelah ini." ujar Adit membuka suara setelah beberapa menit di atas mobil.

"Tidak kemana mana, Pak. saya pertama kali ke jogja jadi saya tidak tau jalanan di sini." jawab Ciki.

"Setelah kita makan, saya mau mencari titipan Dimas. kalau kamu mau ikut sekalian jalan jalan, hitung hitung kamu kamu sudah bekerja dengan giat jadi kali ini saya teraktir kamu melihat lihat kota jogja." ujar Adit.

"Serius, Pak. Bapak mau ngajak saya." Ujar Ciki dengan senang tanpa sadar dia memegang tangan Bossnya itu.

"ekhem, perbaiki dudukmu Ciki." Tegur Adit saat Ciki mencondongkan badannya tepat di dekat pipi kirinya dan tangannya di pegang, bukannya Adit tidak suka bersentuhan dengan orang, hanya saja tiba tiba jantungnya serasa berdetak tak karuan.

"Maaf, Pak. Habisnya saya terlalu senang." ujar Ciki kembali ke posisinya.

Setelah makan di salah satu restoran mereka langsung ke butik untuk membeli oleh oleh.

Ciki sibuk memilih milih batik untuk oleh oleh Adiknya dan juga ke dua temannya Rendi dan Renata, tidak lupa juga memilih baju untuk dirinya. Sementara Adit sibuk memilih baju untuk Dimas dan dirinya,tidak lupa juga Adit membelikan baju untuk sopirnya.

Ciki sudah selesai memilih dia membawanya ke kasir, walaupun Adit sudah mengatakan ingin mentraktirnya tapi Ciki tidak enak di karenakan harga batik ini cukup mahal. Baru saja dia mengeluarkan dompet untuk membaya, Adit mendahuluinya membayar dengan kartu kredit.

Setelah membayar mereka kembali ke mobil.

"Baju tadi sangat mahal, Pak. saya tidak enak bila Pak Adit membayarkan untuk saya." Ujar Ciki.

"Saya tadikan sudah bilang ingin mentraktir kamu, saya tidak pernah tidak memegang janji,Ciki." ujar Adit.

"lebih baik bapak traktir saya yang lain". ujar Ciki.

"Tenang saja, saya tidak akan bangkrut hanya dengan membelikan kamu beberapa lembar baju. Bersenang senang lah selama kita di sini, karena di jakarta kerjaan menumpuk sedang menunggumu." Ujar Adit yang berhasil membuat Ciki menghela nafas dengan kasar.

"kita kepasar malam yah, Pak." ujar Adit ke sopirnya.

"Siap, pak." ujar pak diman.

Sesampainya di pasar malam, Ciki benar benar melupakan pekerjaan yang menumpuk. Dia menikmati pasar malam di jogja, dan hampir memakan semua jenis makanan ringan yang berada di pasar malam itu. Dia benar benar melupakan kalau semua yang ia makan Bossnya yang membayar.

Tidak terasa sudah menunjukan pukul 23.00. setelah puas mengelilingi pasar malam mereka pulang ke hotel tempat mereka menginap.

Sesampainya di basemant hotel, mereka berdua turun dari mobil. Adit dan Ciki berjalan beriringan menuju kamar mereka.

"Pak, Terima kasih hari ini bapak sudah mengajak saya jalan jalan." Ujar Ciki.

"Hm, ini pantas kamu dapatkan Ciki. kamu sudah bekerja keras." Ujar Adit sambil menyunggingkan senyuman yang membuat Ciki tertegun.

"Pak, Anda tersenyum ?" Tanya Ciki yang entah tanpa segaja keluar dari mulutnya.

"Saya manusia, Ciki." Ujar Adit yang membuat Ciki terdiam canggung, betapa bodoh dirinya telah mengeluarkan kata kata itu.

"Bagaimana hari ini ? " tanya Adit memecah kecanggungan.

"Saya sangat senang, Pak. terima kasi karna berkat bapak saya jadi tau suasana jogja. Saya kira perjalan ini sangat membosankan karena bapak itu orangnya dingin dan kaku. sampai saya berfikir, bapak itu bukan manusia normal atau seperti tidak berprikemanusia.....an." Ciki menutup mulutnya cepat, ia melihat Adit. Sedangkan Adit menghentikan langkahnya dengan waja datar.

"Ciki-." panggil Adit.

" Sudah malam, saya tidur dulu, Pak. Selamat malam." Ujar Ciki sambil berlari menuju kamarnya.

Adit memandang Ciki dengan tatapan murka.

"Bisa bisanya dia menganggapku manusia tidak berperikemanusiaan." Gerutu Adit dan melanjutkan langkahnya menuju kamarnya.

Di dalam kamar, Ciki berguling guling di atas tempat tidur sambil menggerutuki dirinya.

"Bisa bisanya gue asal ngejeblak kaya tadi. Besok nasib gue gimana dong?" Ciki sangat gelisah tak karuan.

"Besok kan hari minggu, enggak ada jadwal apapun. Baiklah Ciki besok tinggal cari alasan untuk menghindari bertemu dengannya." ujar Ciki menenangkan dirinya.

******

Makasi banget yang udah baca jika ada kesalahan dalam penulisan (Typo) mohon koreksinya. dan jangan lupa untuk tinggalkan jejak (Like dan komen) yah..

Mohon saran, komentar dan dukungannya yah.

jangan lupa baca terus kelanjutannya 😊😊😊

Terpopuler

Comments

Widia Aja

Widia Aja

Berdetak sudah jantung nya Adit....😃

2022-12-14

0

Ana Krinyol

Ana Krinyol

ciki...ciki...🤣🤣🤣🤣🤣

2021-11-29

0

Mira Wahyuni

Mira Wahyuni

😂😂😂 mampus loe ciki...singa tidur malah di bangunin 🙈

2021-07-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!