Chapter 3

10:00

Ciki bangun dari tempat tidur dan menuju dapur sebenarnya Ciki masih ingin tidur karna hari ini libur kapan lagi bisa dapat kesempatan bangun siang hanya saja cacing di perutnya sudah pada demo minta jatah makan.

Ciki membuka kulkas mencari bahan makan, yang ia dapat hanya telur ayam 2 biji dan sosis karena akhir akhir ini Ciki cukup sibuk di kantor dan tidak ada kesempatan belanja bahan dapur dengan terpaksa Ciki menggunakan bahan makanan yang ada untuk sarapannya.

Dengan bermodal telur ayam dua biji dan sosis Ciki membuat nasi goreng ala chef abal abal 🤣🤣🤣.

Ciki cukup pintar dalam hal memasak karena sejak orang tuanya meninggal ia di tuntut harus bisa menjadi orang tua tunggal bagi adiknya.

Hari ini adalah hari libur Ciki ingin menikmati hari liburnya. Ia berkemas kemas ingin ke pantai untuk sekedar refreshing tiba tiba handpone nya berbunyi, ternyata Bossnya yang menelfon.

"Ini makhluk mau ngapain lagi sih, ini kan hari libur kenapa dia nelfon gue pas lagi happy happynya sih. tiba tiba perasaan gue jadi gak enak nih, emang yah makhluk kutub ini selalu berhasil buat mood gue hancur". gumam Ciki.

Kriiiiinggg..... Kriiiiiingggg...

Handpone Ciki masih berbunyi dengan terpaksa Ciki harus mengangkatnya.

"Halo pak". ujar Ciki

"Halo, kenapa baru di angkat kamu sengaja yah ? kamu mau saya pecat". ujar Adit dari balik telfon.

"Siapa yang sengaja pak, saya tadi lagi di kamar mandi dan juga ini hari libur". ujar Ciki ngeles, ancaman Bossnya selalu berhasil buat Ciki ciut.

"Oke kali ini saya maafin kamu, saya cuman mau ngasi tau ke kamu kalau jadwal rapat masalah kerja sama dengan pabrik tebuh di percepat." ujar Adit.

"Kenapa bisa di percepat pak ?" tanya Ciki

"Perusahaan pabrik tebuh ingin minggu ini perusahaan kita sudah menandatangani kontrak kerja, walaupun pabrik tebuh ini bukan perusahaan besar tapi keuntungannya lumayan, saya mau sebentar malam kamu kirim file laporannya ke email saya dan besok jam 2 siang kita adakan rapat." Ujar Adit dengan suara tegas membuat Ciki tidak mampu menolak.

"Baik pak". ujar Ciki.

Setelah telfon terputus akhirnya Ciki bisa bernafas bebas.

"Baru saja ingin keluar menghirup udara segar, dasar Boss nyebelin hobi banget nyiksa bawahannya." Ciki ngomel setelah telfon tertutup dia gak berani bilang begitu kalau bossnya ada di hadapannya🤣🤣🤣

Ciki menunda perjalanannya ke pantai untuk bersenang senang di hari liburnya, niatnya ingin refreshing malah dapat kerjaan mendadak sudah di pastikan kalau dirinya bakalan begadang.

Masih pagi Ciki sudah berada di depan laptop. Ciki benar benar hampir gila di buat Bossnya, Pekerjaan yang di berikan tidak gampang tapi bukan berarti lebih sulit dari proyek gedung besar hanya saja waktu yang di berikan Boss kepadanya cukup singkat untuk seorang sekertaris seperti dirinya terlebih lagi mood nya kurang bagus, mungkin kalau bagi Bossnya pekerjaan ini mudah baginya bagai mana tidak di usianya yang masih 26 tahun ia sudah menjadi CEO dan hanya butuh waktu 3 tahun perusahaannya sudah menjadi nomor 1 setelah sebelumnya hampir bangkrut bahkan sedikit lagi gulung tikar alias tutup akibat ayahnya di tipu oleh sahabatnya sendiri.

19:00

Grookkkk! Groookkk!

Alarm perut Ciki sudah berbunyi ia baru sadar kalau dirinya hanya menyetuh makanan saat pagi. ia mengambil handponenya dan memesan makanan lewat online.

Setelah makan Ciki melanjutkan mengerjakan tugas yang di berikan Bossnya dan akhirnya selesai juga setelah seharian duduk di depan laptop. ia kemudian mengirim hasil kerjanya ke email Bossnya untuk di periksa ulang.

"Huffffttt, akhirnya selesai juga." Ujar Ciki sambil merenggangkan badan kemudian melangkah menuju tempat tidurnya tanpa menghiraukan lagi sampah bekas makan di meja.

**********

08:00

Ciki berlari cepat saat ia baru saja turun dari taxi. Renata baru saja menghubunginya kalau dirinya di cari oleh Bossnya dan menyimpankan kejutan di atas mejanya.

Perasaan Ciki sedari tadi sudah tidak enak. Apalagi kalau bukan kerjaan setumpuk yang Bossnya kasih untuk para karyawan. Kejutan yang amat sangat tidak di harapkan untuk siapa pun bagi bawahan Rizky Adity.

Pria yang tahun ini menginjak usia tiga puluh tahun itu, hobinya menyikasa bawahannya dengan segudang tugas tugas yang naudzubillah pokoknya.

Setelah keluar dari lift, dan berjalan menuju meja kerjanya Ciki hanya bisa tercengang dengan mengurut dada. ia memandang berkas berkas di atas mejanya tanpa semangat.

"Bos bilang, berkas berkas ini harus selesai sebelum jam 2." Ujar Renata.

"Hah! Jam 2 ?" Seru Ciki. Renata hanya menjawab dengan anggukan, lalu kembali ke meja kerjanya.

"Sialan tuh sih Boss kutub. Bisa bisanya ngasih kerjaan setumpuk. dasar Boss kejam, gue sumpain jomblo seumur hidup." Umpat Ciki kesal.

"Ada apa, Ciki?" Seketika tubuh ciki menegang, ia menoleh kebelang dengan perlahan, Boss dingin tepat ada di belakangnya tapi kenapa tubuh Ciki berkeringat saking tegangnya.

"Pagi pak." Sapa Ciki ramah.

"Cepat kerjakan semua itu, saya tunggu sebelum jam istirahat." Ujar Adit sambil melangkah masuk kedalam ruangannya.

"Ta, lo bilang jam 2, kok ini sebelum istirahat sih?" Ujar Ciki ke Renata.

"Lo sih, ngumpat si bos. kenakan tuh hukumannya." Ujar Renata.

"Arrgghht!" Ciki mengacak acak rambutnya.

"Selamat berjuang Ciki." Ujar Renata.

Ciki duduk dengan lesu tampak frustasi melihat tumpukan kertas yang ada di depannya. "Dasar Boss sialan". umpat Ciki.

Ciki fokus mengerjakan tugas yang di berikan oleh Bossnya. Walau kesal dengan Bossnya Ciki tetap tidak bisa membalas Bossnya itu, ia sangat ingin melempar wajah Bossnya dengan kertas yang ada di hadapannya itu tapi apa daya ia tidak berani kecuali ia tidak menginginkan pekerjaan ini lagi.

*******

12:00

Pintu ruangan Adit terdengar terbuka. Semua karyawan yang sedari tadi asyik menggosib segera bubar dan kembil ke meja kerjanya masing masing. seperti murid pas guru memasuki ruang kelas hening , semua tampak sibuk dengan kerjaannya masing masing setelah sempat terbengkala karena asyik ngegibah.

"Sekertaris Ciki." Panggil Adit. Suaranya itu loh, serak serak berat, bikin kaum hawa meleleh seketika. Kecuali Ciki, yang ada Ciki malah bergidik ngeri. Baginya setiap mendengar suara Bossnya, pasti sebentat lagi ia akan mendapat sial begitulah pemikiran Ciki. " Sudah selesai?" Ciki berjengkit kaget.

Ya Allah makhluk apa ini ? tiba tiba ada di depan gue. Tentu saja Ciki hanya bisa mengatakannya dalam hati dan memang tidak perlu di keluarkan kalau tidak ingin lebih sial lagi. hehehe.

"Kenapa sampai kaget kaya gitu?" tanya Adit.

"Iya lo udah kaya setan yang tiba tiba muncu." Batin Ciki

" Enggak kaget kok, pak." Sahut Ciki dengan senyuman yang sangat ramah.

Formalitas ingat itu.

"Sudah selesai kerjaan yang saya suruh?" Tanya Adit lagi.

"Sudah, pak. Nanti biar saya antar ke ruangan bapak." Ujar Ciki.

"Bagus, Cepat juga kamu kerjainnya." Puji Adit. Entah tulus atau tidak.

"Cepet mata lo juling! gara gara lo gue gak makan siang." Batin Ciki.

" Iya, pak." Ujar Ciki sambil senyum ramah.

Ciki menghela nafas panjang setelah Adit pergi. Sesak banget rasanya berhadapan dengan Boss yang super dingin mengalahkan dinginnya kutub utara. hehehe.

Sebenarnya, Ciki seharusnya menyelesaikan tugasnya sebelum istirahan. Tapi Ciki meminta sedikit waktu walaupun sulit, akhirnya Adit bisa kasi waktu sedikit lebih panjang. samapi jam satu.

Ciki berdiri dan membawa tumpukan kertas yang baru saja ia selesaikan, dan masuk ke dalam ruangan Adit.

"Permisi, pak." Adit hanya menatap sekilas. Lalu kembali fokus pada laptopnya. "Ini laporan keuangan bulan kemarin yang sudah saya selesaikan. Dan ini hasil penjualan bulan kemarin." Ujar Ciki.

Adit hanya menatap sekilas Ciki.

"Simpan saja di situ, kamu boleh keluar." Ujar Adit.

"Baik, pak." Ujar Ciki sambil menyimpan kertas yang ada di tangannya di atas meja.

Ciki kembali ke meja kerjanya dan melanjutkan pekerjaan lain yang sudah menunggu. kali ini ia sangat fokus mempelajari proyek yang ia kerjakan. Dia sangat serius karna ini proyek petamanya, dia harus berhasil. Selama ini dia hanya membantu proyek yang di kerjakan Bossnya atau karyawan lain. Setelah 2 tahun bekerja akhirnya ia di beri kesempatan menjalankan proyek besar ini.

Waktu sudah menunjukan pukul 2 siang, Ciki berdiri dan malangkah menuju ruang rapat. Di sana sudah ada beberapa karyawan yang akan mengikuti rapat. setelah CEO perusahaan hadir rapat dimulai.

Tidak terasa waktu sudah menunjukan jam 5 sore, Ciki merapikan meja dan memasukkan barang barang yang ia perlukan ke dalam tas, ia

bersiap siap pulang ke apartemennya begitu juga dengan karyawan lain yang ingin segera pulang untuk beristirahat.

********

Makasi banget yang udah baca jika ada kesalahan dalam penulisan (Typo) mohon koreksinya. dan jangan lupa untuk tinggalkan jejak (Like dan komen) yah..

Mohon saran, komentar dan dukungannya yah.

jangan lupa baca terus kelanjutannya 😊😊😊

Terpopuler

Comments

Widia Aja

Widia Aja

Semangat Thooorr....

2022-12-14

0

nuning 29

nuning 29

1. Tebu, bukan tebuh.

2. Sekretaris, bukan ngerjain semua hal. Bagian keuangan dia juga?
Bagian proyek, sampai jadi pemimpin proyek dia juga?
Perusahaan besar, karyawannya hanya sekretaris yg harus bisa segalanya?

Kaidah halunya, jangan ditabrakin juga author. Hehe ...

2022-06-24

2

Sukma

Sukma

bagus novelnya

2021-09-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!