Jambi, 1 Juli 2024
...****************...
Selamat membaca...
Elle membersihkan dirinya setelah sampai Mansion. Menjelang makan malam, ia memutuskan untuk rebahan di dalam kamar sambil membaca novel yang ia beli tadi.
Uncle Sam juga belum pulang karena pria itu baru saja memenangkan tender besar sehingga membuatnya lumayan sibuk.
"Sayangku, sudah waktunya makan malam. Bibi membuatkan makanan kesukaanmu," ucap Bibi Beatrice begitu ia membuka pintu kamar Elle.
"Kenapa malamnya cepat sekali datang? Perasaan tadi baru saja rebahan," keluh Elle dengan sangat malas untuk turun ke bawah.
"Tidak boleh malas begitu, Bibi tidak mau kesayangan Bibi sakit dan tentunya pria tua itu pasti akan memarahi Bibi," tegur Bibi Beatrice sembari menistakan Uncle Sam.
"Hehehehe, Bibi benar! Uncle memang tua tapi ia sangat tampan! Aku harap Uncle mendapatkan perempuan yang tepat untuknya!" kekeh Elle dengan tersenyum miris.
Ia masih menyesali kesalahannya dimasa lalu yang memisahkan sang Uncle dengan wanita yang tulus mencintainya karena Miranda.
"Melinda dan Miranda, akan aku pastikan di kehidupan ini aku akan menjadi penghalang terbesar untuk rencana busuk kalian!" geram Elle dengan menyeringai devil dalam hatinya.
Begitu ia keluar dari lift dengan Beatrice, Elle mendapatkan pemandangan yang membuat darahnya mendidih.
"Apa yang kalian perbuat hah! Apa ini tempat untuk kalian bersikap anarkis?" tegur Elle dengan tatapan tajam dan penuh intimidasi.
Sikap arogan Elle keluar dengan sendirinya sehingga membuat Beatrice sedikit terkejut, tetapi itu hanya sesaat saja. Ia membiarkan Elle menunjukkan taringnya pada maid baru yang sulit dibina.
Tiga maid yang tadinya berbangga diri menjadi kaget dengan tatapan tajam perempuan cantik yang datang bersama Beatrice kepala maid.
"Tundukkan pandanganmu, Mariah, Emma! Apa itu sikap seorang maid kepada tuannya?" hardik Bibi Beatrice dengan sangat geram.
Maid tersebut terkejut dengan perkataan Kepala maid, mereka bertiga saling senggol-senggolan seakan-akan saling melempar kesalahan.
"Apa kalian semuanya bisu? Sehingga tidak ada satupun yang mau menjawabnya?" tanya Elle lagi dengan berjalan mendekati mereka bertiga.
Elle menatap lekat ketiga maid dengan tatapan menelisik dari ujung kepala ke ujung kaki. Entah kenapa aura yang dikeluarkan Elle begitu mencekik ketiga maid tersebut sehingga tubuh mereka gemetaran.
"Kau!" Tunjuk Elle pada maid yang tadi diinjak-injak Mariah dan Agnes. Apa kau tidak punya kekuatan dan keberanian untuk mereka yang menindas mu? Mereka dan kau memakan makanan yang sama, jadi apa yang kau takutkan! Aku tidak sudi punya maid yang bodoh di Mansion ini!" ucap Elle dengan tegas dan dingin.
"Maafkan saya, Nona! Saya tidak melawan karena tidak ingin diusir dari pekerjaan ini! Mereka sangat pandai bersilat lidah dengan mengkambinghitamkan orang lain, makanya saya hanya bisa pasrah dengan perlakuan mereka!" jawab Denisa dengan suara bergetar.
Sungguh demi apapun, ia juga takut dengan aura yang dikeluarkan Elle. Tadinya ia akan tetap diam jika Elle bersikap tidak peduli, tetapi saat melihat Elle menegur ketiga maid pengganggu itu dengan keras tiba-tiba saja keberaniannya muncul untuk mengadu.
Mariah dan Agnes sangat kesal mendengar ucapan yang keluar dari mulut Denisa yang seperti sengaja memancing kemarahan mereka disaat-saat tertentu.
"Aku tidak tahu apa permasalahan kalian berempat, hanya saja aku sangat tidak suka kalian bersikap anarkis main hakim sendiri di Mansion ku! Asal kalian semuanya tahu, aku paling benci dengan orang-orang yang seenaknya bersikap kasar pada orang yang lemah! Jangan kalian kira hanya karena aku keponakan Uncle Sam aku tidak bisa bertindak tegas, aku bahkan bisa dengan mudah memecat kalian semua dari Mansion ini tanpa campur tangan Uncle Sam! Sekarang kalian bertiga kembalilah ke Paviliun, aku tidak mau lagi melihat kalian bersikap seperti ini di masa depan jika masih ingin bekerja di sini!" ucap Elle dengan tegas dan dingin.
"Baik, Nona!" jawab mereka bertiga dengan pelan sambil menunduk.
"Nona Muda, panggil dia Nona Muda! Michelle Van Reich adalah Nona Muda di Mansion ini! Putri tunggal Samantha Freeman kakaknya Samuel Freeman! Jangan lupakan itu!" tegur Bibi Beatrice dengan tegas kepada ketiga maid itu.
"B-baik, Nyonya Beatrice!" jawab mereka dengan patuh.
Secepat kilat mereka keluar dari Mansion utama dan kembali ke Paviliun tempat semua maid dan pekerja di sana tinggal.
"Berdirilah Denisa, aku tahu kau masih bisa berdiri dan bahkan bisa berlari kencang!" sindir Elle sambil berjalan menuju ruang makan.
Denisa terkejut mendengar perkataan Nona Mudanya, hatinya ketar ketir karena Elle mengetahui sandiwaranya. Ia takut Elle akan memecatnya karena sudah membuat keributan dengan memancing amarah ketiga maid yang selama ini bersikap semena-mena padanya.
Bibi Beatrice kagum melihat sikap Elle yang tahu jika Denisa sengaja melakukan semua itu dengan sedikit mengorbankan dirinya.
"Ayo Bibi kita makan! Aku sudah kelaparan!" ajak Elle sambil mengusap perutnya.
Beatrice terkekeh melihat Elle yang sudah tidak sabar ingin makan. Ia pun segera melayani Elle dan dirinya. Kedua perempuan beda usia itu makan dengan lahap dan tenang tanpa ada gangguan.
"Bibi, tolong sampaikan pada maid yang tadi untuk menemui ku besok pagi!" pinta Elle setelah mereka selesai makan.
"Denisa?" tanya Bibi Beatrice meyakinkan pendengarannya.
Elle mengangguk pelan, Bibi Beatrice memberikan jempolnya pertanda oke.
"Bibi, aku akan kembali ke kamar. Entah kenapa aku merasa begitu lelah dan ingin segera tidur!" pamit Elle sambil menguap.
"Tentu saja sayang! Pergilah beristirahat," sahut Bibi Beatrice dengan lembut.
Sebuah kecupan Elle berikan di pipi wanita paruh baya itu sebelum ia pergi menuju lift. Sebuah senyum lebar tersungging di wajah wanita tua itu saat mendapatkan perlakuan manis dari Elle.
"Ah, kesayangan ku benar-benar sangat manis!" kekeh Bibi Beatrice dengan wajah bahagia.
Sementara itu, di sebuah perusahaan besar seorang pria matang misuh-misuh karena panggilan teleponnya tidak dijawab yang bersangkutan.
Karena ia orang yang tidak sabaran, ia langsung bangkit dari kursinya lalu mengambil mantel yang tergantung di kapstok dan memakainya.
"Tuan, Anda mau kemana? Pekerjaan kita belum selesai!" tanya tangan kanannya begitu pria itu keluar dari ruangannya.
"Persetan dengan pekerjaan! Kau urus semuanya, ada hal yang lebih penting yang harus aku lakukan dari pada pekerjaan sialan itu!" sembur Dexter dengan ketus.
Ia langsung berjalan menuju lift tanpa menghiraukan panggilan tangan kanannya. Ia juga mengendarai mobil mewahnya dengan kecepatan tinggi membelah jalanan kota California menuju tempat tujuannya.
Dexter memasuki gerbang Mansion Freeman dan memarkirkan mobilnya di garasi dalam. Ia sengaja melakukan itu agar tidak diketahui oleh Samuel temannya.
"Huh, akhirnya sampai juga di kamar ini!" gumam Dexter pelan saat berhasil menyelinap ke kamar Elle di lantai tiga.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
YuWie
kupikir di awal2 merawani elle dan dex sdh nikah ternyata belum tho.
2024-08-23
1
M.az
jd kucing garong si abang. nyelinap2 drumah org 🤪🤪😂😂😂
2024-08-11
0
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘
2024-07-02
0