BAB 20

Andini dengan sangat bersemangat menyiapkan segala sesuatunya untuk membuka usaha barunya, sebelumnya Andini sudah memosting beberapa model hijab yang ia akan jual di akun media sosial miliknya, ternyata peminatnya sangat banyak, Andini menjual hijabnya dengan sistem PO selama 7 hari, tidak terlalu susah untuk Andini membuat disain karena Andini lulusan D3 Tata Busana jadi ada bakat untuk merancang disain dan membuat lebel namanya. Jam menujukkan pukul 05.00 sebelum Bayi Arshaka dan Arsyala bangun Andini sudah sibuk menyiapkan segala sesuatunya, walaupun belum bisa melaksanakan sholat karena masih masa nifas, tetapi Andini selalu memanjatkan doa untuk  suaminya yang menurut Andini sudah tiada. Pagi ini Andini berencana untuk kepasar textil mencari bahan yang di butuhkan untuk membuat hijab yang akan ia buat, sampai dengan pagi ini pesanan hijab yang masuk di aplikasinya sudah mecapai 95pcs 1 pcsnya ia hargai 25 rb, yang ia akan buat hijab pasmina model bahan yang halus dan lumayan tebal, untuk pemula pesanan  yang mencapai 95 pcs sudah sangat lumayan, Andini sudah sangat bersyukur usahanya ada yang mengapresiasi dengan membelinya.

Setelah Andini selesai menyiapkan segala sesuatunya, Arshaka dan Arsyla bangun, Andini segera menyusui mereka secara bergantian, setelah selesai menyusui, Andini memandikan Bayinya terlebih dahulu kemudian akan  ia titipkan  ke tetangga sebeleh rumahnya, mengingat Bunga hari ini bekerja, jadi tidak bisa ia titipkan ke Bunga. Setelah semuanya selesai Andini membawa Si Kembar ke rumah tetangganya. Arsyla di gendong  sementara Arshaka diletakkan distroler, stroler hadiah dari Bunga.

Sampailah Andini di kontrakan Suci, Andini segera mengetuk pintu, sebelumnya Andini sudah memberi tahu Suci terlebih dahulu, dan Suci juga menyetujui

Tok..

Tok..

"Assalamulikum," Andini mengucap salam

" Wa'alaikum salam," jawab Suci sambil membukakan pintu

Ceklek.

" Masuk Ndin, duduk dulu." ajak Suci untuk masuk kerumahnya dan duduk di ruang tamu.

Suci usianya lebih tua dari Andini, Suci sudah menikah selama 7 tahun namun belum di beri momongan, suaminya bekerja di deler motor sementara Suci berdagang sembako di kontrakan, Suci sangat senang di titipi Si Kembar.

" Iya Mba,  Mba maaf ya aku titip si kembar, mungkin sampe jam 10.00 Mba, soalnya aku mau ke pasar textil, aku udah mulai buka usaha baru Mba, aku bikin usaha hijab Mba." ujar Andini

" Iya Ndin papa, Mba malah seneng Si Kembar main kesini, biar rumah ini nggak sepi, siapa tau Mba jadi ketularan kan," ujar Suci yang sangat berharap mempunyi momongan

" Iya Mba, semoga ya Mba, Mba segera di beri momongan, oh iya Mba, Arsyla sama Arshaka tadi udah aku susuin sebelum kesini, ini ada susu di dot Mba, tahan sampe 6 jam disuhu ruangan, nanti kalau mereka rewel kasih  susu aja Mba."ucap Andini

" Iya Ndin, yaudah Ndin sini Arsyla biar Mba gendong, kamu berangkat aja." ujar Suci

" Iya Mba, Andini pamit ya Mba, titip Ashaka sama Arsyla ya Mba, " ucap Andini

" Iya Ndin." ucap Suci

Andini bergegas keluar dari rumah Suci, dan mencari angkot, tak lama menunggu di pinggir jalan, ada angkot lewat, Andini segera naik ke dalam angkot, angkot melaju ke pasar. Sampailah Andini di pasar textil, Andini  segera turun dan membayar angkot. Andini langsung jalan menuju ke toko textil yang terkenal paling murah.

Andini memilih - milih bahan untuk membuat hijab dan akhirnya ada bahan yang sesuai dan murah. Setelah selesai memilih bahan, Andini ingin sekali belanja kebutuhan dapurnya yang tinggal sedikit.

Dengan menteng  tas dan bahan hijab yang ia beli, cukup membuat Andini agak kesusahan membawanya, mengingat baru satu bulan yang lalu ia menjalani operasi secar lukanya sudah kering, dan tenaga Andini belum pulih sempurna, tetapi semangatnya yang membara membuat Andini harus melakukan nya.

Andini tidak sadar sedari tadi sudah di icar oleh seseorang, untuk menjadi sasaran, saat Andini sedikit langah akhirnya tukang copet berhasil mengambil tas nya yang terlepas dari genggam Andini, Andini baru tersadar setelah tas nya tak di genggamnya lagi.

Copet...

Copet....

Teriak Andini yang kecopetan, Andini sangat sedih harta satu - satunya yang ia punya, sisah uang 10 juta, Andini berniat menggunaka uang tersebut untuk memajukan usahanya malah di ambil copet, uang untuk rencana bisnisnya malah di ambil, untungnya bahan yang untuk membuat hijab masih aman.

Orang banyak yang ikut mengejar copet tersebut, tapi sayang sekali copetnya sangat ahli dan orang yang membantu Andini kehilangan jejak copet tersebut.

Andini duduk termenung meratapi nasibnya, dan tak terasa air matanya jatuh, sungguh cobaan yang datang bertubi - tubi, " ya Allah kuat kan aku, jika memang uang itu tidak kembali, tolong berikan keiklasan, dan berikan kemudahan untuk hamba dalam mencai rezeki halal mu ya Allah." gumam Andini berdoa, Andini  memutuskan untuk segera pulang saja ke kontrakkan, Andini tidak enak jika menitipkan Arshaka dan Arsyla terlalu lama, padahal jam masih menujukkan pukul 08.30.

**

Semantarau  Alisa yang sudah siap untuk berangkat ke singapur sudah di jemput oleh supir pribadi Pak Wiratmaja, Alisa sudah berada di dalam mobil menuju bandara, sementara Pak Wiratmaja juga menuju ke bandara dimana tempat parkir Jet pribadinya.

Selang 30 menit Pak Wiratmaja dan Alisa sama -sama sampai di bandara. Alisa langsung bersalaman dan mencium telapak tangan sang calon mertua, Alisa sudah tidak segan dengan Pak Wiratmaja, begitu pun Pak Wiratmaja sudah menganggap Alisa seperti anak sendiri. Mereka sekarang di dalam satu mobil menuju ke jet pribadi milik Pak Wiratmaja, sampailah mereka berdua di depan Jet Pribadi Pak Wiratmaja.

" Ayo Alisa kita langsung masuk." ajak Pak Wiratmaja ke dalam Jet Pribadinya

" Iya Om," jawab Alisa yang masih terpukau dengan jet pribadi milih calon mertuanya.

Alisa dan Pak Wiratmaja masuk ke dalam jet, dan Jet Pribadi Pak Wiratmaja sudah mengudara, mereka berdua langsung di suguhkan dengan makanan yang lezat - lezat. Alisa tak berhenti terkagum - kagum, meihat fasilitas yang di berikan di jet pribadi milik Pak Wiratmaja.

**

Semantara Andrian masih terbaring di ranjangnya, mamang Andrian belum bisa berjalan, namun sudah bisa duduk.

" Kak hari ini Om Wiratmaja  kembali ke Singapur." ujar Bagus.

" Iya Gus, gue tau." ujar Andrian singkat

" Tapi emang lo tau, Om Wiratmaja katanya bakalan kesini sama calon tunangan lo Kak." ujar Bagus

" Masa sih, ada - ada aja sih ngapain sih Papa pakek ngajakin Andini segala." ujar nya kesal, Andrian belum mengingat sepenuhnya siapa itu Andini. Yang dia tau Andini adalah calon tunangannya, dan wajah Andini juga tidak jelas di memori ingatanya.

" Emangnya lo nggak kontekan apa sama  Kak Andini?" tanya Bagus.

" Gue aja nggak ada hp, gimana mau kontekan, kayaknya hp gue rusak atau nggak ilang pas gue kecelakaan deh Gus." ujar Andrian.

" Terus lo nggak minta hp baru Kak, sama Om Wiratmaja?" tanya Bagus

" Nggak gus, nanti ajalah malah bikin gue tambah pusing aja." ujar Andrian.

" Kalau Gue mah, nggak ada hp malah yang pusing." ujar Bagus

" Ya itu beda nya lo sama gue Gus." ujar Andrian.

" Ya ya, gue mau keluar bentar Kak, mau cari makanan, lo mau nitip makan apa?" tanya Bagus

" Nggak Gus, gue nggak mau nitip apa- apa." ujar Andrian.

" Yaudah kalau gitu kak, gue keluar dulu ya." pamit Bagus.

" Iya Gus." ujar Andrian.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!